Relationship

Terjebak ‘Situationship’ atau ‘Talking Stage’?: Label Baru, Praktik Lama

Terjebak di ‘situationship’ dan ‘talking stage’? Berikut panduan percintaan modern buatmu.

Avatar
  • September 14, 2023
  • 5 min read
  • 1673 Views
Terjebak ‘Situationship’ atau ‘Talking Stage’?: Label Baru, Praktik Lama

“Pergi bersama” terdengar seperti istilah romantis dari masa lalu. Kaum muda masa kini memiliki label yang lebih baru: talking stage. Tahap ini terjadi di antara fase perkenalan dengan seseorang hingga resmi berpacaran, dan dapat melibatkan pembicaraan atau bertukar pesan instan selama berhari-hari – bahkan berbulan-bulan.

Tujuan dari tahap ini adalah memiliki kesempatan untuk mengenal seseorang sebelum berkomitmen dan menjalin hubungan dengan mereka.

 

 

Namun, jika dilihat dari unggahan mereka di media sosial, anak muda di seluruh dunia kewalahan dengan fase kencan modern ini. Mereka merasa bahwa prosesnya berlarut-larut, berulang-ulang, dan menguras emosi.

Apakah ini merupakan hal yang baru? Dan bagaimana calon pasangan dapat memanfaatkannya sebaik mungkin?

Baca juga: Apa itu ‘Love Scamming’: Kenali Tanda-tanda dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Talking Stage: Label Baru, Praktik Lama

Talking stage bukanlah fenomena baru, melainkan sebuah bentuk baru dari apa yang kita kenal sebagai “pacaran” tradisional (courting).

Courting melibatkan proses mengenal, membangun dan membangun keintiman dengan seseorang, sering kali dalam jangka waktu yang lama, sebelum berkomitmen untuk menikah.

Namun, tidak semua hubungan dimulai dengan fase courting atau talking, beberapa hubungan dimulai dengan perkenalan singkat kemudian berkembang menjadi kencan. Hal ini dikarenakan cara orang mengomunikasikan ketertarikan secara romantis dan memulai keintiman bergantung pada kepribadian dan konteks sosial.

Meski demikian, pandemi global telah mengubah cara orang berkencan. Orang-orang yang sebelumnya mungkin tidak memilih untuk berkencan secara online, mulai mencari teman kencan melalui internet atau terkadang melakukan kencan jarak jauh melalui layar.

Kencan menggunakan aplikasi online menyebarkan cinta dengan saling bertukar, mencocokkan, dan mengirim pesan instan – sering kali dengan banyak pasangan dan dalam jumlah besar.

Para peneliti menyebut periode ini sebagai “cinta bergerigi”, yaitu cinta yang terwujud secara siklus, ketika peserta beralih ke aplikasi untuk mencari keamanan yang ditawarkan di masa ketidakpastian global; dan menemukan bahwa periode ini tidak mengarah pada pacaran dan romantisme tradisional. Orang-orang dalam konteks ini berpindah-pindah pasangan dengan cepat, mencari hubungan yang bermakna dan sering merasa kecewa dengan hasilnya. Dalam konteks cinta bergerigi ini, ada banyak potensi untuk menyabotase hubungan bahkan sebelum hubungan itu dimulai.

Ada perbedaan yang signifikan antara talking stage dengan pacaran tradisional. Saat ini, percakapan awal dipercepat dengan banyaknya informasi yang tersedia untuk umum tentang seseorang di internet. Jadi, bagi sebagian orang, berbicara atau mengirim pesan mungkin terasa seperti langkah yang tidak perlu atau membosankan, mengingat apa yang bisa kita dapatkan dari Facebook, Instagram, dan TikTok.

Namun, talking stage bisa jadi merupakan cara untuk memperkuat ikatan manusia yang rapuh.

Baca juga: ‘Polycule’ dalam Relasi Poliamori, Barisan Pacar yang Membentuk ‘Keluarga’

Apakah Kamu Terjebak di ‘Situationship’?

Dalam forum-forum online, kaum muda mengaku merasa bingung tentang berapa lama perlu berbicara dengan seseorang sebelum lanjut ke tahap selanjutnya, atau apa yang harus didiskusikan dengan calon pasangan. Jadi, tahap pendekatan mungkin tampak ambigu, membuat stres, atau menimbulkan kecemasan.

Kaum muda juga bingung tentang apakah mereka berada dalam “situationship” – status hubungan dengan definisi yang ambigu, yang digunakan untuk menggambarkan hubungan intim yang tidak berkomitmen tetapi penuh dengan perasaan. Yang satu ini mirip dengan label yang baru-baru ini muncul seperti “friends with benefits”, “booty calls”, atau cinta satu malam (ONS).

Berada dalam tahap atau hubungan yang tidak jelas dapat memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan. Kesulitan dalam hubungan adalah salah satu alasan paling menonjol mengapa orang mencari konseling dan merupakan kontributor signifikan terhadap kecemasan, depresi, dan pikiran untuk menyakiti diri sendiri. Layanan konseling di Australia melaporkan alasan paling umum untuk mencari konseling termasuk konflik hubungan, keterampilan interpersonal yang tidak memadai untuk memulai atau membangun hubungan yang signifikan, kekerasan dalam keluarga, dan kekerasan seksual.

Rasa takut disakiti, ditinggalkan, ditolak, atau terperangkap dapat menjadi penghalang untuk membentuk dan mempertahankan hubungan intim jangka panjang yang sehat.

Berada dalam komitmen hubungan romantis mengurangi terjadinya masalah kesehatan mental jika dibandingkan dengan hubungan yang ambigu atau kasual. Inilah mengapa penelitian saya berfokus pada peningkatan keterampilan dan kepercayaan diri orang untuk menavigasi kemitraan intim.

Baca juga: Mengenal Bahasa Cinta Quality Time: Karakteristik dan Maknanya

Praktik yang Baik

Banyak orang tidak memiliki keterampilan hubungan seperti wawasan, fleksibilitas, kedewasaan, kepercayaan diri, komunikasi yang efektif, dan cara mengelola ekspektasi. Kemampuan untuk meningkatkan keterampilan hubungan adalah cara kuat untuk mengukur kepuasan hubungan dan kesuksesan hubungan jangka panjang.

Mencari tahu bagaimana menavigasi hubungan yang intim, dengan mengkomunikasikan kebutuhan secara jujur dan menciptakan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi rasa diri, dapat membantu orang merasa lebih percaya diri.

Jadi, talking stage adalah kesempatan untuk mengenal calon pasangan, mengeksplorasi kecocokan dan meningkatkan keterampilan hubungan.

5 Cara untuk Membuat Talking Stage Lebih Baik

Mungkin agak membingungkan, tetapi ada beberapa cara untuk membuat tahap pendekatan (PDKT) menjadi lebih bermanfaat daripada menegangkan:

1) Komunikasi yang terbuka – pastikan untuk mengungkapkan kebutuhan dan harapan kamu, serta bersedia untuk memahami kebutuhan dan harapan orang lain dengan cara yang jujur

2) Jelajahi kecocokan – tahap pembicaraan adalah kesempatan untuk mengeksplorasi apakah calon pasangan memiliki minat, nilai, dan moral yang sama

3) Tentukan hubungan – tahap ini adalah kesempatan untuk mendiskusikan hubungan potensial dan jenis hubungan romantis yang diharapkan. Penting bagi semua pihak untuk memahami apa hubungan yang sedang dibangun dan ke mana arahnya

4) Penerimaan – langkah yang penuh wawasan ini melibatkan pemahaman bahwa tahap pembicaraan atau “situationship” mungkin gagal dan tidak berubah menjadi hubungan (yang mungkin menyakitkan) dan bahwa ini adalah bagian alami dari proses tersebut

5) Tetapkan batasan – perlindungan diri dan keamanan adalah naluri dasar manusia. Jadi, penting untuk mengetahui bagaimana menavigasi proses ini dengan cara yang sehat dengan menetapkan batasan-batasan untuk hubungan intim sejak dini.

Manusia sudah terprogram untuk mencari hubungan intim sejak lahir. Zaman modern mungkin telah mengubah cara kita mengejar dan mengomunikasikan cinta, tetapi naluri bawaan ini tetap tidak dapat dipatahkan dan talking stage dapat menjadi bagian penting dari pencarian tersebut.

Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa InggrisThe Conversation

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.



#waveforequality


Avatar
About Author

Raquel Peel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *