Safe Space

Kampanye ‘Shoes Art Installation’ Dorong Pengesahan RUU PKS

The Body Shop Indonesia dan Komnas Perempuan meluncurkan kampanye ‘Shoes Art Installation’ untuk mendorong pengesahan RUU PKS.

Avatar
  • December 9, 2020
  • 3 min read
  • 381 Views
Kampanye ‘Shoes Art Installation’ Dorong Pengesahan RUU PKS

The Body Shop Indonesia telah melakukan aksi Shoes in Silence dengan menghadirkan 500 lebih pasang sepatu di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 25 November lalu. Kali ini, The Body Shop Indonesia mengadakan kampanye lagi untuk mendorong pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS).

Kampanye Shoes Art Installation ini berlokasi di gedung Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Berlangsung sejak 26 November hingga 10 Desember 2020, kampanye tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. The Body Shop Indonesia menggaet seniman Dina Ina Mahendra untuk mengelola kampanye ini.

 

 

Shoes Art Installation sendiri adalah konsep seni instalasi yang menggunakan sepatu sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi serta dukungan bagi penyintas kekerasan seksual. Terdapat lebih dari 500 pasang yang dipamerkan, yang didapat dari pelanggan, karyawan, serta kolega The Body Shop Indonesia.

Ratu Ommaya, Public Relations and Community Manager The Body Shop Indonesia, mengatakan, Shoes Art Installation ini terinspirasi dari kisah seniman Turki, Vahit Tuna. Tuna menciptakan sebuah karya seni instalasi menggunakan 440 pasang sepatu hak tinggi dan dipamerkan di sebuah jalan di Istanbul.

Baca juga:  ‘Shoes in Silence’: 500 Jejak Awal The Body Shop Indonesia Dorong #SahkanRUUPKS

Jumlah sepatu tersebut melambangkan 440 perempuan di Turki yang tewas akibat kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual. Instalasi itu dibuat untuk meningkatkan kesadaran warga akan dampak kekerasan terhadap perempuan. Tewasnya 440 wanita di Turki itu bukan hanya soal pembunuhan, melainkan diskriminasi terhadap perempuan Turki untuk tetap bungkam dan tanpa daya dalam menyuarakan haknya.

“Kita berharap instalasi sepatu ini tidak hanya memberikan edukasi tentang isu kekerasan seksual, tapi juga memberi kesadaran lebih luas lagi bahwa kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja,” ujar Ratu dalam webinar Virtual Tour The Body Shop: Shoes Art Installation (8/12).

Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan, Veryanto Sitohang dalam pembukaan kampanye tersebut (26/11), mengatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan secara simbolik merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Komnas Perempuan juga mengajak masyarakat untuk terlibat bersama melakukan kampanye ini untuk memenuhi perlindungan dan keadilan terhadap penyintas kekerasan seksual.

“Kampanye ini menunjukkan kepedulian The Body Shop Indonesia terhadap perempuan korban kekerasan seksual dan dukungan untuk pengesahan RUU PKS. Komnas Perempuan mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif mendorong pengesahan RUU PKS,” ujar Veryanto.

Baca juga: 5 Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang RUU PKS

Ruang aman bagi korban

Dina Ina Mahendra, selaku Art Director, mengatakan ia berharap kampanye ini dapat mengedukasi publik mengenai jenis-jenis kekerasan seksual.

“Sebagai masyarakat awam, ketika terjadi kekerasan sering kali kita hanya diam, enggak tahu harus ngapain. Banyak orang juga enggak paham sembilan jenis kekerasan itu bisa dialami dan terjadi di mana saja dan pelakunya bisa siapa saja. Kami ingin menyampaikan semua masalah itu,” ujar Dina.

Ia menambahkan, beragamnya sepatu yang dipamerkan merupakan simbol bahwa pelecehan itu bisa terjadi di rumah, sekolah, kantor serta di ruang publik sekali pun. Para penyintas yang membagikan pengalamannya juga berasal dari berbagai latar belakang.

Baca juga: RUU PKS Dicabut dari Prolegnas, Pemerintah Berpihak Kepada Siapa?

Selain itu, ada baju-baju penyintas pemerkosaan serta pelecehan, termasuk salah satunya baju milik Agni, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kasus kekerasan seksualnya menjadi berita nasional. Terdapat juga baju laki-laki korban pemerkosaan dan pencabulan yang dilakukan ramai-ramai, serta baju buruh perkebunan sawit yang diperkosa. Semua baju-baju tersebut dipasang untuk menunjukkan bahwa tidak benar bahwa pakaian adalah pemicu kekerasan seksual.

 “Kami sengaja memasang pakaian penyintas untuk menunjukkan mereka memakai pakaian biasa, enggak terbuka tapi tetap mengalami pelecehan, pemerkosaan dan pencabulan. Bahkan perempuan pakai jilbab pun masih sering mengalami kekerasan serta pelecehan,” ujar Dina.

“Di sisi lain saya juga ingin memberi tahu kalau para penyintas ini enggak sendirian.”

Bantu The Body Shop Indonesia mendorong pengesahan RUU PKS dengan menandatangani petisi ini.


Avatar
About Author

Siti Parhani

Hani adalah seorang storyteller dan digital marketer. Terlepas dari pekerjaannya, Hani sebetulnya punya love-hate relationship dengan media sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *