5 Artikel Pilihan: Apa itu Sologamy hingga Review ‘Uncoupled’
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari apa itu sologamy hingga review ‘Uncoupled’.
1. Review ‘Uncoupled’: Cerita Gay Membujang (Lagi) di Ujung 40-an
Karya-karya Darren Star, salah satu creator Sex and the City, Younger, atau bahkan Emily In Paris—selalu punya ciri-ciri khas. Salah satu kritik terbesar atas karya-karyanya adalah unsur bling-bling yang selalu lebih terdepan daripada kontennya. Uncoupled tidak terkecuali.
Dilihat dari trailernya, Uncoupled memang memberikan ilusi itu. Latarnya sama-sama di New York (seolah-olah tidak ada kota lain yang lebih gemerlap daripada kota ini), dihiasi oleh para pemain yang luar biasa good looking dan hampir semua karakternya ngobrol dengan one-liner yang catchy. Tapi, ternyata kemiripan itu hanya berhenti di sana saja. Setelah menyaksikan delapan episodenya, Uncoupled ternyata jauh lebih serius dari yang saya kira.
Baca selengkapnya di sini.
2. Mengenal ‘Sologamy’, Keputusan Menikah dengan Diri Sendiri
Sebagian besar momen dalam hidup memang cenderung dirayakan dengan kehadiran orang lain. Misalnya menikah dan punya anak. Namun, perayaan itu enggak pernah benar-benar terfokus pada diri sendiri, terutama kalau hidup melajang. Anggapannya, apa yang perlu dirayakan? Toh enggak ada pilihan besar yang diambil.
Namun, anggapan itu dibantah oleh Kshama Bindu, 24, perempuan India. Ia memutuskan sologamy—menikahi dirinya sendiri, untuk mendedikasikan dirinya pada self-love.
Melansir BBC, Bindu menyatakan, keputusannya itu merupakan komitmen. Agar selalu hadir untuk dirinya, dan membantunya berkembang menjadi sosok yang paling hidup, cantik, dan bahagia.
Simak artikelnya di sini.
3. Apa Kata Alquran, Alkitab, dan Agama Lainnya Soal Aborsi?
Sejak Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat (AS) menganulir hak aborsi secara federal di negara tersebut, perdebatan pro kontra praktik aborsi mencuat di berbagai belahan negara.
Di Indonesia, tindakan aborsi masih banyak mengundang kontroversi. Narasi yang paling kuat adalah mengategorikan aborsi sebagai pembunuhan dan, oleh karena itu, dilarang atas nama agama. Perwakilan tokoh dari enam agama yang diakui secara hukum di Indonesia – Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu – yang tergabung dalam Majelis Keagamaan pernah membuat pernyataan sikap bersama yang dengan tegas menolak praktik aborsi karena bertentangan dengan ajaran agama masing-masing.
Ini artikel lengkapnya.
4. Gaya Hidup Syar’i dan Serba Halal: Ibadah atau Simbolis Semata?
Ada anggapan majunya agama ditengarai dari sejauh mana nilai-nilai religi jadi gaya hidup.Di Indonesia, nilai-nilai Islam mulai semakin banyak diadopsi dalam berbagai aspek kehidupan dan sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Ini ditunjukkan dengan adanya tren pemakaian produk halal dan gaya hidup syar’i (sesuai ajaran Islam) oleh kalangan muslim, terutama muslim kelas menengah yang tinggal di perkotaan.
Memang, makin tingginya kepedulian masyarakat muslim terhadap produk halal dapat membawa dampak positif pada bidang ekonomi dan perdagangan, tidak hanya tentang kepatuhan terhadap perintah agama. Hal ini membuat pemerintah makin gencar mengampanyekan label halal untuk berbagai produk.
Baca artikelnya di sini.
5. Santi Warastuti dan Legalisasi Ganja Medis: Saya Takkan Berhenti
Belakangan, kita sering mendengar nama Santi Warastuti di media massa maupun media sosial. Sosoknya mulai tersorot sejak kedatangannya ke car free day (CFD) di Bundaran HI bersama anak dan suami. Dalam foto yang diunggah penyanyi Andien Aisyah, Santi tampak memegang papan bertuliskan “Tolong, anakku butuh ganja medis”.
Adapun kehadiran Santi bersama keluarganya di CFD pagi itu sebagai aksi, untuk menindaklanjuti permohonan pengajuan uji materi Undang-Undang (UU) No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Baca artikelnya di sini