Lifestyle Madge PCR

Kompetisi Intraseksual Antara Perempuan: Alasan Perempuan Labrak Teman Pasangan

Sebagian perempuan pernah mengalami dilabrak pacar temannya, padahal hubungan mereka hanya teman. Ini dianggap cara mempertahankan hubungan, dan bagian dari kompetisi intraseksual.

Avatar
  • April 6, 2023
  • 4 min read
  • 1468 Views
Kompetisi Intraseksual Antara Perempuan: Alasan Perempuan Labrak Teman Pasangan

Akrab dengan senior laki-laki semasa kuliah membuat Hani (27), dilabrak oleh pacar seniornya. Kala itu, Hani dan “Indra”–bukan nama si senior yang sebenarnya–aktif di komunitas fotografi kampus. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama anggota komunitas lainnya, dan sefrekuensi ketika bercanda. Namun, keakraban itu membuat “Anisa”, pacar Indra cemburu.

Usai melihat interaksi pacarnya dengan Hani di perpustakaan, Anisa mengirimkan pesan pada Hani. “Saya enggak suka kamu dekat-dekat sama Indra,” ujar Hani menyebutkan isi pesan itu.

 

 

Sebenarnya, Hani hanya menganggap Indra seperti kakaknya. Namun, Anisa yang kembali menekankan ketidaksukaannya membuat Hani minta maaf, atas kesalahpahaman yang terjadi. Ia juga menjaga jarak dari Indra.

Hani menganggap Anisa bersikap demikian lantaran merasa tersaingi. Sebab, kejadian itu bukan hanya terjadi pada Hani. “Setelah ngobrol sama kating (kakak tingkat) lainnya, ternyata Anisa memang begitu. Suka ngelabrak perempuan yang dekat sama Indra,” ceritanya.

Masalahnya, tindakan melabrak ini justru dinormalisasi teman-teman Anisa—membuat perlakuannya dimaklumi. Dalam keseharian pun, mungkin kamu familier dengan tingkah laku penyerangan yang kerap dilakukan perempuan, ketika melihat pasangannya dekat dengan perempuan lain.

Namun, apa yang melatarbelakangi keinginan perempuan untuk melabrak sesama perempuan?

Baca Juga: ‘Retroactive Jealousy’: Saat Kamu Insekyur dan Kepo Mantannya Pacar

Adanya Kompetisi Intraseksual Antara Perempuan

Kejadian yang dialami Hani mengingatkan saya dengan sejumlah adegan di film dan serial televisi. Salah satunya dalam drama Korea Weightlifting Fairy Kim Bok-joo (2016).

Di sebuah adegan, Kim Bok-joo (Lee Sung-kyung) melabrak perempuan yang sedang bersama pacarnya, Jung Joon-hyung (Nam Joo-hyuk). Bok-joo meminta perempuan itu melepaskan tangannya dari bahu Joon-hyung, dan menegaskan bahwa ia adalah pacar dari laki-laki yang bahunya baru saja disentuh.

Tampaknya, kejadian tersebut sesederhana perasaan cemburu yang muncul, setelah melihat kebersamaan pasangan dengan perempuan lain. Lebih dari itu, melabrak adalah salah satu cara perempuan bersaing secara intraseksual, untuk mendapatkan maupun mempertahankan pasangan. Hal ini disampaikan peneliti Maryanne L. Fisher, dalam Women’s intrasexual competition for mates (2013).

Berdasarkan temuannya, Fisher menjelaskan kompetisi itu menimbulkan agresi. Baik secara tidak langsung–disebut indirect aggression–maupun relational aggression yang serupa dan dilakukan lantaran merasa terancam. Dalam hal ini, agresi atau serangan yang dilakukan berbentuk kritikan penampilan atau kepribadian. Kemudian merendahkan dengan kata-kata kasar, menyebarkan gosip, atau mengucilkan dari kelompok pertemanan.

Agresi itu nantinya berdampak pada reputasi, atau mengganggu relasi pertemanan—menjelaskan yang terjadi pada relasi Hani dan Indra, maupun karakter dalam drama Weightlifting Fairy Kim Bok-joo.

Baca Juga: ‘Anxious Attachment’: Saat Kamu Insekyur Takut Ditinggal Pacar

Namun, apabila kompetisi terjadi karena cemburu, peneliti Thomas Pollet dan Tamsin Saxton menyebutkan, penampilan yang lebih menarik merupakan penyebabnya di kalangan perempuan. Hal ini disampaikan keduanya dalam Jealousy as a Function of Rival Characteristics: Two Large Replication Studies and Meta-Analyses Support Gender Differences in Reactions to Rival Attractiveness But Not Dominance (2020).

Tapi, penampilan hanya salah satu faktor dan tidak bersifat mutlak. Mengingat kestabilan dan persepsi terhadap hubungan juga berperan, ketika seseorang cemburu terhadap pasangan.

Sementara secara psikologis, perempuan cenderung melabrak perempuan lain untuk memproyeksikan hal-hal yang tidak mereka inginkan. Misalnya perasaan takut, cemburu, marah, cemas, curiga, atau rendahnya kepercayaan diri.

Dalam relasi romantis, itu menjelaskan sejumlah perempuan khawatir pasangannya berpaling pada perempuan lain—meninggalkan hubungan yang telah dijalin. Karenanya, melabrak dianggap suatu cara untuk melindungi relasi mereka.

Lalu, apakah sikap ini dapat dicegah ataupun diatasi?

Baca Juga: Slut Shaming di Balik Hubungan Asmara Emily Ratajkowski

Menghadapi Kompetisi Antara Perempuan

Ada kalanya sebagian perempuan menginternalisasi kompetisi tersebut, membuat mereka menyalahkan diri atas yang terjadi. Hal itu tak luput dari seksisme, memosisikan bahwa perempuan patut dihakimi.

Untuk mengurangi kompetisi antara perempuan, pada dasarnya menjadi kesadaran setiap individu untuk tidak melakukannya. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, setidaknya menyadari bahwa kompetisi itu dapat dihindari.

Contohnya dengan tidak merendahkan perempuan, atau melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan perempuan lain. Jika ada perilaku yang menurutmu kurang berkenan, sebaiknya sampaikan langsung secara baik-baik dan dengan sikap menghargai.

Termasuk dalam konteks cemburu, merasa tersaingi, hingga hubungan romantisnya terancam. Menurut terapis asal Kanada, Bronwyn Singleton, membuka percakapan adalah cara terbaik untuk mengatasinya. Yang perlu diperhatikan, pastikan percakapan tersebut dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan pertimbangan.

“Jangan lakukan kalau kamu sedang emosi, nanti akan mudah terprovokasi. Pastikan sisi dirimu yang dewasa yang berbicara,” ujar Singleton dikutip dari HuffPost.



#waveforequality


Avatar
About Author

Aurelia Gracia

Aurelia Gracia adalah seorang reporter yang mudah terlibat dalam parasocial relationship dan suka menghabiskan waktu dengan berjalan kaki di beberapa titik di ibu kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *