Berdayakan Milenial, Pos Indonesia Dorong Perubahan Gerai MyPos
Gerai MyPos diharapkan bukan hanya untuk melayani konsumen, melainkan melaksanakan kegiatan sosial milenial maupun komunitas.
Banyaknya bisnis yang membidik milenial sebagai target pasar, tentu bukan dimaksudkan untuk sekadar ikut-ikutan tren. Faktanya, berdasarkan Sensus Penduduk 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), milenial di Indonesia berjumlah 69,38 juta atau 25,87 persen, dan seluruhnya berada di usia produktif.
Angka tersebut juga mendorong Pos Indonesia, mengembangkan gerai MyPos di 600 titik di seluruh kota besar di Indonesia. Diluncurkan pada (11/11) di Surabaya, MyPos dirancang sesuai karakter milenial yang menjadi target pasar utamanya.
“Dengan persentase sebesar itu, bisa dikatakan milenial kan penggerak ekonomi. Makanya kami mengonsepkan gerai MyPos ini kekinian, baik dari segi tampilan, branding layanan, hingga jam layanan disesuaikan kebutuhan,” tutur Marketing Manager Pos Indonesia, Isnian Adiwijaya kepada Magdalene, (8/12).
Jam operasional yang lebih panjang, yakni pukul enam pagi sampai sepuluh malam, diharapkan memudahkan konsumen melakukan pengiriman barang. Lokasinya pun berdekatan dengan tempat yang dikunjungi milenial, seperti kafe dan pusat perbelanjaan, sehingga lebih mudah dijangkau.
Baca Juga: PosAja!: Transformasi Pos Indonesia untuk Memudahkan Milenial
Isnian menyebutkan, seiring perkembangan yang bertahap, gerai MyPos diharapkan bukan hanya melayani konsumen, melainkan melaksanakan kegiatan sosial milenial maupun komunitas.
“Nanti kami buat semacam mini cafe untuk menciptakan basecamp bagi komunitas kecil. Tentunya akan menjadi sorotan, asyik lho nongkrong di gerai pos ini. Secara tidak langsung kan mem-branding gerai MyPos itu sendiri,” katanya.
Selain hadir sebagai layanan kurir, logistik, dan jasa keuangan, nantinya MyPos dikembangkan menjadi pusat bisnis atau transaksi milenial. Sebagai contoh konkret, Isnian memaparkan salah satu upayanya, yaitu memberikan akses kegiatan seperti showcase maupun mengizinkan mereka menjajakan produk usahanya, tanpa dipungut biaya.
Tentunya hal itu akan bertimbal balik pada kelangsungan bisnis Pos Indonesia, misalnya lewat pengiriman barang dan promosi di media sosial yang turut menyorot gerai MyPos.
“Sekarang kan zamannya media sosial, bisa upload video di Youtube atau Instagram dan Facebook live, tentu membantu kami dalam campaign layanan. Nah, kami menyiapkan mini stage di gerai Cikini, lalu mengajak seniman jalanan atau pengamen yang punya skill untuk main di sana. Atau sekadar nongkrong juga silakan,” jelasnya.
Baca Juga: ‘Cash on Delivery’ Pos Indonesia, Bikin Transaksi Serba Mudah
Dalam hal ini, Pos Indonesia berusaha mengajak karakter milenial yang dapat membantu menciptakan brand awareness, mendorong komunitas lain untuk hadir melihat perubahan gerai MyPos, dan mampu meningkatkan produktivitas bisnisnya. Dengan demikian, seiring berjalannya waktu, milenial akan mengenal keberadaan MyPos yang tidak kalah dengan layanan pesaing.
Keuntungan MyPos bagi Pemilik Gerai
Selain berbentuk gerai, Pos Indonesia juga mengembangkan platform online MyPos untuk pemilik gerai. Diharapkan, platform tersebut memudahkan mereka dalam melayani pelanggan dengan cepat, dan menjadi opsi apabila enggan atau berhalangan melakukan transaksi secara langsung di gerai fisik.
Baca Juga: Pos Indonesia Berdayakan Perempuan Lewat ‘Oranger Mawar’
Tidak hanya itu, Isnian menuturkan keuntungan lain yang ditawarkan kepada pemilik gerai, jika bergabung sebagai agen MyPos.
“Kami menggunakan sharing profit di angka 18-22 persen dari total nilai omzet yang didapat, baik harian maupun sebulan. Semakin tinggi nilai omzetnya, semakin tinggi fasilitas yang diperoleh,” ujarnya.