Issues

5 Artikel Pilihan: ‘Makeup Manglingi’ hingga Waktu Ideal untuk Menikah

Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari ‘makeup manglingi’ pengantin hingga waktu ideal untuk menikah.

Avatar
  • June 11, 2022
  • 3 min read
  • 257 Views
5 Artikel Pilihan: ‘Makeup Manglingi’ hingga Waktu Ideal untuk Menikah

1. Berkaca dari Maudy dan Eva Celia, Kapan Waktu Ideal untuk Menikah?

Selain makeup yang patut dibicarakan dari pernikahan Maudy Ayunda dan Eva Celia, ada hal lain yang enggak luput dari pembahasan warganet. Adalah usia keduanya saat memutuskan menikah.

Sebenarnya pembahasan ini enggak akan jadi buah bibir yang perlu digarisbawahi. Masalahnya, sejumlah masyarakat kerap melemparkan pertanyaan “kapan nikah?”, karena kalau kelamaan dikhawatirkan akan keburu tua.

 

 

Padahal perkara kesiapan menikah enggak bisa dipatok dengan umur. 

Baca selengkapnya di sini.

2. Bahaya Fanatisme Idola dalam Sidang Depp-Heard

Sebagai pekerja sosial dan peneliti yang telah menghabiskan enam tahun terakhir bekerja dengan orang-orang yang menjadi penyintas kekerasan rumah tangga dan seksual, saya tertarik bagaimana kasus ini menunjukkan bahaya signifikan dari hubungan sepihak fans dengan tokoh idola dan pengaruhnya dalam membentuk logika mereka.

Johnny dan Amber menunjukkan bagaimana ikatan emosional antara penggemar dengan selebriti idola mereka. Pun, bagaimana hubungan ini dapat memiliki implikasi terkait cara kita memahami kekerasan dan cara menanganinya.

Simak artikelnya di sini.

3. Di Balik ‘Makeup Manglingi’ Pengantin: Dari Keperawanan hingga Motif Bisnis

Biasanya, makeup yang manglingi itu berhasil bikin para tamu enggak mengenali sosok pengantin, saking bagus—atau tebal—riasan wajah mereka. Hal ini masih jadi tolok ukur makeup pernikahan, karena pengantin perempuan harus terlihat menonjol. Mumpung jadi ratu seharian penuh, katanya.

Namun, sebagian orang belakangan ini menilai, dempulan itu berarti menutupi keaslian diri, dan hanya memenuhi ekspektasi masyarakat tanpa mengutamakan keinginan yang seharusnya diutamakan.

Hal itu disampaikan Amanda Miller, profesor Sosiologi di University of Indianapolis, dalam wawancaranya bersama The New York Times. Menurutnya, absennya makeup mencolok enggak mengurangi keutuhan diri pengantin sebagai perempuan.

Ini artikel lengkapnya.

4. Ukhti Merangkap Army: Negosiasi Unik Agama dan Hiburan Muslimah

Belakangan, misalnya, media sosial ramai karena pertikaian antara seorang warganet dengan NCTzen (kelompok penggemar grup K-Pop, NCT Dream), hingga viral di Twitter. Tidak sedikit perempuan muslim Indonesia yang menggemari grup tersebut – termasuk juga penggemar grup K-Pop lainnya seperti Army (BTS) dan Blink (Blackpink) – dan getol menunjukkannya secara militan di media sosial.

Riset saya di Yogyakarta menawarkan jendela untuk memahami negosiasi tersebut, bahwa menjadi anak muda religius tidak melulu berarti anti-kesenangan.

Selengkapnya di sini.

5. Cara Sederhana Lawan Queerfobia: Empati hingga Kasih Sayang

Pemberitaan tentang LGBTQ dengan nada buruk kembali ramai, setelah podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu memicu gelombang kebencian. Isunya digoreng banyak pihak termasuk dari kalangan pemerintahan. Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan bahkan membawa-bawa lagi ide mengkriminalisasi LGBT lewat Rancangan KUHP.

Efeknya, ujaran penuh kebencian dan penghakiman massal memenuhi media sosial. Iklim sosial politik yang terjadi di Indonesia ini jelas menggambarkan queerfobia: Sebuah ketakutan dan kebencian yang dalam Urban Dictionary dijelaskan berkaitan langsung dengan hal-hal yang bukan cis-heteroseksual. 

Simak artikelnya di sini.



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene