Punya Orang Tua Toksik, Apa Yang Harus Kamu Lakukan?
Banyak orang tak sadar, mereka memiliki orang tua yang toksik. Mereka baru memahaminya saat semua sudah terlambat: Kesehatan mental dan fisik telah jadi korban.
Ketika berusia delapan tahun, orang tua memasukkan saya ke sebuah pengajian dekat rumah. Biasanya saya sudah bersiap berangkat mengaji jam 15:30 WIB bersama dengan teman saya. Salah satu ajaran yang diulang-ulang dalam pengajian adalah “Jangan membantah omongan orang tua.”
Awalnya, saya biasa saja, tapi lama-lama ada yang mengganjal di hati. Saya berpikir, bagaimana jika omongan orang tua kita salah alias toksik, sedangkan sang anak haram melawan. Jika ini dipahami secara tekstual begini, tak heran jika banyak anak yang mengalami trauma di masa kecil bahkan hingga dewasa.
Salah satu alasan jamak yang dipakai biasanya, “Ya, mereka ingin yang terbaik buat kamu. Enggak mungkin mereka mau mencelakai anaknya.”
Baca juga: Hormati Orang Tuamu Tapi Bela Dirimu Sendiri
Padahal, realitanya belum tentu demikian. Apa yang menurut orang tua baik untuk sang anak, tak selamanya begitu. Dari ilustrasi ini, kita tahu, orang tua yang toksik tak mengenalkan anak dengan diskusi dan rasa sayang. Sebaliknya, mereka memanfaatkan rasa bersalah sang anak, ketakutan, tuntutan bahwa mereka harus membalas budi telah dilahirkan, dan lain sebagainya. Jangankan jadi pribadi yang baik dan bahagia, sang anak justru dipenuhi dengan masa kecil penuh trauma.
Ciri-ciri Orang tua Toksik
Dikutip dari laman Healthline, ada beberapa ciri lain dari orang tua dengan perilaku toksik
- Orang tuamu seseorang yang bersikap narsistik dan self centered. Yang ia pedulikan hanyalah kepentingan dirinya sendiri, dan tidak peduli dengan pendapatmu.
- Orang tuamu sangat mengontrol kehidupanmu. Mereka tidak mengizinkan kamu untuk memiliki privasi, dan sangat mengontrol keputusan-keputusan yang kamu buat.
- Memiliki perilaku manipulatif. Mereka menggunakan rasa bersalahmu untuk mengontrol dirimu. Mereka juga tidak segan-segan menggunakan uang untuk memanipulasi dirimu.
- Mereka sering melakukan kekerasan verbal dan fisik. Orang tua toksik tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk membuat anaknya patuh terhadap apa yang mereka inginkan.
Apa saja Dampak dari Perilaku Toksik Orang Tua?
Walaupun ciri-ciri dan tanda-tandanya sangat banyak kita temui di dalam keseharian kita, sangat disayangkan masih banyak orang yang menganggap itu hal yang benar. Padahal, banyak sekali dampak yang akan ditimbulkan dari perilaku toksik tersebut, di antaranya;
Kamu merasa tidak percaya diri dengan dirimu
Dibesarkan oleh orang tua toksik yang sangat mengontrol keputusanmu, membuat kamu menjadi sulit untuk merasa pede. Kamu merasa tidak memiliki kemampuan untuk memilih sendiri, dan akhirnya kembali bergantung pada orang tuamu.
Baca juga: ‘Social Distancing’ dengan Orang Tua Toksik Tak Cuma Selama Corona
Kamu sulit memercayai orang lain
Bagaimana orang tua mendidik anaknya, adalah salah satu poin penting yang mempengaruhi bagaimana anaknya melihat orang lain dan dunia di sekitarnya. Trauma-trauma yang ditimbulkan oleh sikap orang tua sebelumnya, akan terbawa oleh sang anak, dan membuatnya sulit untuk mempercayai orang-orang di sekitarnya, karena ia takut disakiti lagi.
Membutuhkan validasi orang lain untuk berbahagia
Tak jarang, anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua toksik, sangat bergantung pada validasi orang lain apalagi orang tua mereka untuk berbahagia. Padahal, seharusnya yang bisa membuatmu bahagia adalah diri sendiri bukan orang lain.
Sulit berkata tidak, dan memasang batasan dengan orang lain
Anak dengan orang tua toksik juga sangat sulit untuk berkata tidak, sebab mereka takut jika orang tersebut menolak mereka. Hal ini mengakibatkan sang individu sulit mengatur batasan-batasan dengan orang lain.
Mudah untuk menyalahkan diri sendiri
Ketika orang lain marah dengan mereka atau sesuatu terjadi pada orang tersebut, anak-anak dengan orang tua toksik, akan dengan mudah untuk menyalahkan diri sendiri atas kejadian tersebut.
Menurut mereka, semua terjadi akibat dari kesalahan dan tindakan yang mereka lakukan pada orang tersebut. Padahal, kenyataannya tidak juga.
Bagaimana Menghadapi Toxic Parents?
Memang benar, kamu tidak punya kuasa dan tidak ada tanggung jawab juga untuk mengubah perilaku orang tuamu, yang bisa kamu lakukan salah satunya adalah memasang batasan. Dikutip dari laman Healthline, walaupun kamu sudah berusia dewasa, kamu masih bisa terpengaruh dan dikontrol oleh orang tuamu, akan tetapi perlu diingat bahwa orang yang bisa memberikanmu kontrol adalah dirimu sendiri. Kamulah yang bisa mengambil kembali hidupmu dan membuat rencana untuk lepas dari kekangan orang tuamu.
Selain itu, dikutip dari laman Psychologytoday, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk merebut kembali hidupmu, beberapa di antaranya;
Mulailah membuat batasan-batasan terhadap orang tuamu
Kamu perlu secara jelas mengatur batasan antara mana hal-hal yang bisa kamu terima dan mana yang tidak. Selain itu, kamu perlu beri batasan dalam mengontak orang tuamu.
Ketika mereka ingin bertemu atur lokasi sesuai kenyamanan dan keamanan kamu
Ada kalanya orang tuamu ingin bertemu dengan dirimu karena berbagai alasan dan kamu masih sulit untuk menolak. Untuk mengatasi hal itu, kamu bisa mengontrol di mana lokasi yang nyaman untukmu. Contohnya, di tempat umum, agar saat orang tuamu melakukan yang tidak kamu inginkan, kamu bisa meninggalkan tempat begitu saja.
Baca juga: Pelajaran Soal Relasi Remaja Putri dan Orang Tua dari Kasus ‘F’
Berbaik hatilah dengan dirimu sendiri
Jika kamu memang tidak ingin bertemu dengan orang tuamu, atau tidak ingin menghabiskan liburanmu dengan mereka, kamu berhak untuk menolak. Berbaik hatilah terhadap dirimu, dan habiskan waktumu dengan orang-orang yang memang membuat kamu nyaman dan mendukung keputusan-keputusanmu untuk menjadi lebih baik.