Pentingnya ‘Responsible Drinking’: Utamakan Kesadaran dan Keselamatan Diri dalam Konsumsi Alkohol
Untuk meningkatkan konsumsi alkohol bertanggung jawab, Multi Bintang Indonesia mengampanyekan ‘responsible drinking’. Ini juga dilakukan untuk memperluas pemahaman masyarakat tentang alkohol.
Ketika meluncurkan brand minuman aperitif non-alkoholnya–De Soi, penyanyi Katy Perry menceritakan relasinya dengan minuman beralkohol. Ia mengatakan, kerap menginginkan beberapa gelas alkohol di weekday, untuk eskapisme dari realitas.
“Makanya aku ingin lebih punya self-control di weekdays. Lalu menghabiskan waktu di weekend bersama teman-teman, atau ketika nggak lagi kerja,” kata Perry pada People.
Sebelumnya, Perry mengaku pernah melalui fase di mana ia bisa fokus saat tidak mengonsumsi alkohol. Namun, ada masa-masa ketika Perry mengabaikannya. Maka itu, mengubah kebiasaan minum juga menjadi caranya untuk memiliki keseimbangan. Tujuannya agar mengonsumsi alkohol dilakukan karena pilihan, bukan kebutuhan.
Baca Juga:
Keputusan Perry merupakan contoh mindful drinking, yakni mengonsumsi alkohol yang dilakukan atas kesadaran–seberapa banyak yang diminum dan intensi melakukannya. Karena itu, orang yang memiliki pola pikir dan attitude tersebut, cenderung memiliki relasi yang lebih sehat dengan alkohol.
Tak hanya membangun relasi yang sehat, mindful drinking juga mempertanggungjawabkan setiap keputusan yang diambil ketika mengonsumsi alkohol. Sebab, mindful drinker akan membatasi asupan alkoholnya dan menghindari mabuk–yang juga membahayakan keselamatan.
Hal itu juga yang ditekankan pada responsible drinking, yaitu tidak membiarkan alkohol mengontrol diri. Di samping itu konsep responsible drinking juga bertujuan untuk mengurangi risiko kesehatan yang disebabkan oleh konsumsi alkohol. Misalnya terhadap penyakit dan serangan jantung, serta diabetes.
Mengonsumsi alkohol dengan bertanggung jawab semestinya menjadi pilihan yang diperhatikan. Namun, tampaknya kesadaran itu masih sulit dimiliki sebagian orang. Pasalnya, sampai saat ini sejumlah kecelakaan disebabkan oleh berkendara dalam kondisi mabuk.
Pada 2019, Direktorat Penegakan Hukum Korlantas Polri mencatat, 0,73 persen dari total kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh pengendara mabuk. Penyebabnya, adalah binge-drinking yang disertakan oleh kurangnya pengetahuan terhadap alkohol.
Realitas itu disepakati oleh Head of Corporate Affairs Multi Bintang Indonesia, Dayna Adelman. Keduanya mengatakan, penerapan responsible drinking di Indonesia masih dalam tahap dasar, yakni ketaatan terhadap peraturan yang mengatur batas umur konsumsi di atas 21 tahun.
“Responsible drinking juga masih sebatas penjualan di tempat-tempat yang ditentukan. Kenyataannya masih banyak konsumsi alkohol ilegal dan oplosan,” ujar Dayna kepada Magdalene.
Konsumsi alkohol yang tidak bertanggung jawab itu juga didorong sejumlah faktor. Secara fundamental, ada pihak yang belum mampu membedakan alkohol food grade dan non-food grade.
Lalu, bagaimana responsible drinking dapat dilakukan?
Baca Juga: 8 Iklan Lokal dengan Isu Peran Gender dan Kecantikan yang Berbeda
Perlunya Literasi Terkait Alkohol
Literasi terkait alkohol, merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendukung perilaku responsible drinking. Misalnya dengan mengenal jenis alkohol food grade dan non-food grade.
Alkohol food grade merupakan alkohol yang mengandung etil, sehingga aman untuk dikonsumsi. Jenis alkohol ini murni dan tidak memiliki zat aditif. Seperti bir, rum, vodka, wiski, dan koktail.
Sementara alkohol non-food grade, adalah alkohol etanol dan metanol sintetis, yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Jenis alkohol ini berbahaya untuk dikonsumsi, bahkan bisa menyebabkan keracunan alkohol.
“Itu karena masyarakat mencampur liquor dengan metanol, atau bahan kimia lain yang nggak aman untuk dikonsumsi tubuh,” terang Dayna.
Alkohol oplosan kemudian diproduksi dengan mudah, lantaran harga metanol yang terjangkau. Dikarenakan literasi alkohol yang rendah, masyarakat menganggap metanol sama dengan jenis minuman beralkohol lainnya. Realitas itu sekaligus mengingatkan, butuh waktu panjang untuk masyarakat mengutamakan konsumsi alkohol secara bertanggung jawab.
Pasalnya, kita masih sering mendapati sejumlah orang yang keracunan karena mengonsumsi alkohol. Seperti terjadi di Karawang, Jawa Barat pada 2022 silam. Mengutip Kompas.com, delapan orang meninggal akibat meminum zimbel—minuman keras (miras) oplosan dari alkohol dan asam sitrat.
Karena itu, diperlukan edukasi dan literasi yang mencakup dampak dan hal-hal yang perlu dihindari ketika mengonsumsinya. Dengan demikian, setidaknya dapat mencegah kembali terjadinya keracunan alkohol seperti kasus tersebut.
Baca Juga: #LocalsUnite Tehbotol Sosro, Angkat Kreativitas Kuliner Tanah Air
Mendorong Responsible Drinking di Masyarakat
Sebagai produsen bir di Indonesia, Multi Bintang Indonesia memprioritaskan beberapa hal, yang perlu diperhatikan dalam responsible drinking.
Yakni mengonsumsi dalam batas wajar, mengatasi penggunaan alkohol yang berbahaya, dan selalu memberikan pilihan–tidak memaksakan diri untuk mengonsumsi maupun bebas memilih minuman lainnya. Ketiga hal tersebut berkaitan dengan mindful drinking, di mana konsumsi alkohol dilakukan atas kesadaran.
Namun, kesadaran dapat dibangun apabila percakapan terkait konsumsi alkohol secara tepat, aman, dan nyaman juga disuarakan. Pasalnya, berkat potretnya di media, citra alkohol di masyarakat kerap dikaitkan dengan hal-hal negatif–seperti kriminalitas dan produk yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia.
Padahal, sejumlah daerah di Indonesia memiliki alkoholnya masing-masing. Ada Sopi dari Nusa Tenggara Timur, nira dari Sumatera Utara, dan Saguer dari Minahasa.
Karena itu, di samping menyetujui pengontrolan produksi, distribusi, dan penjualan alkohol, untuk meningkatkan responsible drinking di masyarakat, Multi Bintang Indonesia menggelar kampanye responsible drinking. Kampanye tersebut bertujuan memperluas pemahaman masyarakat tentang alkohol, dan mendorong pengonsumsiannya yang bertanggung jawab.
“Kami percaya jika dikonsumsi dengan bertanggung jawab, bir atau minuman beralkohol lainnya dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat,” jelas Dayna.
Multi Bintang Indonesia melihat kampanye menjadi medium untuk memberikan pengetahuan yang objektif, demi masyarakat dan konsumen yang lebih bijak dalam menentukan pilihan minuman sesuai kapasitasnya. Pilihan itu menyangkut jenis minuman yang akan dikonsumsi. Harapannya, masyarakat memahami informasi dan risiko dari minuman beralkohol terhadap tubuh.
“Kalau mereka (masyarakat) mengonsumsi dengan benar, sesuai takaran, tempat, dan waktu yang tepat, maka tidak menjadi masalah,” sambung Dayna. “Yang dikhawatirkan kalau sebaliknya, akan merugikan diri sendiri dan orang lain.”