December 5, 2025
Issues

Meta Menghapus Akun Instagram Mendiang Jurnalis Palestina Saleh Aljafarawi

Meta menghapus akun Instagram mendiang jurnalis ternama asal Palestina, Saleh Aljafarawi, karena dianggap “organisasi dan individu berbahaya”.

  • October 16, 2025
  • 3 min read
  • 810 Views
Meta Menghapus Akun Instagram Mendiang Jurnalis Palestina Saleh Aljafarawi

Perusahaan teknologi Meta—pemilik Facebook, Instagram, dan Whatsapp—menghapus akun Instagram milik Saleh Aljafarawi, jurnalis asal Palestina yang memiliki 4,5 juta pengikut, setelah dia dibunuh pada Minggu (12/10). Melansir dari Instagram @ajplus, dalam akun Saleh terdapat foto dan video pelanggaran perang oleh Israel, yang didokumentasikannya selama dua tahun. 

Meta menyatakan, mereka menghapus akunnya dengan alasan “organisasi dan individual berbahaya” tanpa melampirkan bukti dan konteks. Saleh merupakan salah satu dari sejumlah jurnalis yang dituduh Israel memiliki keterkaitan dengan Hamas. 

Melansir Al Jazeera, Saleh dibunuh kelompok bersenjata Palestina yang di-backing Israel hanya beberapa hari setelah gencatan senjata yang diinisiasi Presiden AS Donald Trump. 

Baca juga: Jurnalis ‘Al Jazeera’ Anas Al-Sharif dan Keempat Rekannya Meninggal Dibom Israel

Saat itu, dia sedang mendokumentasikan bentrokan antara pasukan Hamas dan kelompok bersenjata dari klan Doghmush di komplek Sabra, di barat kota Gaza. Middle East Eye melaporkan, Saleh meninggal karena ditembak beberapa kali.

Ini bukan pertama kali Meta berupaya membungkam Saleh. Beberapa bulan lalu, Saleh mem-posting video setelah frustasi dua akunnya di-suspend Instagram. Jika dikombinasikan, dua akun tersebut memiliki 9.5 juta followers. 

“Sayangnya, keduanya telah dihapus secara bersamaan, di saat aku sangat membutuhkannya. Sekarang, aku tidak punya akun Instagram, kecuali yang kalian lihat sekarang,” ucapnya dilansir dari The New Arab (9/3).

Raksasa teknologi ini kerap terbukti berpihak pada Israel. Melansir The Guardian, Facebook, salah satu media sosial yang dimiliki Meta, memperbolehkan entitas Israel mengiklankan donasi untuk senjata Israeli Defence Force (IDF). 

Organisasi pengawas konsumen global bernama Ekö telah melaporkan dan meminta Meta menghapusnya. Namun, Meta tetap membiarkannya beredar. Di sisi lain, Facebook dan Instagram, menurut laporan Al Jazeera, sering menghapus konten tentang kekejaman Israel di Palestina dengan alasan melanggar community guidelines.

Baca juga: #AllEyesonMadleene: Apa yang Bisa Kamu Lakukan untuk Akhiri Impunitas Israel

Kepada Al Jazeera di awal tahun ini, Saleh bilang dia hidup dalam ketakutan. Semua memori yang dirasakannya tak akan bisa terhapus dalam ingatan. Atas video yang direkamnya, dia mengaku mendapatkan berbagai ancaman dari Israel. 

Jujur saja, aku hidup dalam ketakutan setiap detik, terutama ketika mendengar apa yang penjajah Israel katakan tentang aku. Aku hidup dari detik ke detik, tidak mengetahui apa yang akan terjadi detik berikutnya.” 

Melansir Al Jazeera, terdapat 278 pekerja media, kebanyakan asal Palestina, yang gugur saat meliput genosida Israel di Gaza, sejak 7 Oktober 2023. 

Sumber: https://www.aljazeera.com/wp-content/uploads/2025/08/INTERACTIVE_Journalists_killed_Gaza_Israel_war_August25_2025_INTERACTIVE-Gaza-journalists-killed-by-Israel-1756124590.png?quality=80

Di akun X-nya, pelapor spesial dari PBB, Francesca Albanese mengungkapkan belasungkawa atas kematian Saleh. Dia mengatakan, semoga semua jurnalis yang meninggal dalam tugas dihormati di museum genosida yang harus dibangun sebagai program, ketika genosida betul-betul berakhir. 

Menghapus akun jurnalis yang dibunuh artinya membunuh mereka untuk kedua kalinya,” tulis Albanese menutup cuitannya (14/10). 

About Author

Andrei Wilmar

Andrei Wilmar bermimpi buat jadi wartawan desk metropolitan.