Relationship

Dear Orang Tua, Bebaskan Anak dari Enam Hal Ini

Ketimbang melarang, orang tua yang demokratis perlu menjelaskan konsekuensi-konsekuensi yang diambil jika melanggar petuah mereka.

Avatar
  • December 2, 2021
  • 4 min read
  • 1660 Views
Dear Orang Tua, Bebaskan Anak dari Enam Hal Ini

Saya dibesarkan dalam keluarga tradisional dan sangat agamis, bahkan cenderung kolot. Orang tua juga menerapkan aturan dan larangan ketat untuk saya. Alhasil, saya tumbuh besar dengan sejumlah masalah kepercayaan diri. Tak hanya itu, mereka juga lebih sering melarang tanpa sebab, ketimbang menjelaskan mengapa saya tidak boleh melakukan hal-hal tersebut. Kalimat andalannya jika saya membangkang: Anak memang seharusnya tunduk, patuh, enggak boleh banyak omong, jangan banyak tanya.

Terkadang saya jadi berpikir kelakuan orang tua saya kok mirip sekali dengan kelakuan pemerintah Orde Baru. Saat saya bertanya pada teman-teman, mereka pun curhat hal serupa soal betapa pola asuh orang tua yang sangat otoritarian. Padahal, membesarkan anak secara setara itu sebetulnya sangat baik agar anak tumbuh dengan baik. Dikutip dari laman Beingtheparent, hal ini disebut juga dengan democratic parenting, yakni saat anak diperlakukan setara, memiliki hak, dan kebebasan untuk memilih.

 

 

Nah, ketimbang melarang, orang tua yang demokratis perlu menjelaskan konsekuensi-konsekuensi yang diambil atas pilihan-pilihan tersebut. Sehingga, ini dapat membantu sang anak memilih dengan bijak. 

Baca Juga: 8 Hal Penting Sebelum Memutuskan Ingin Memiliki Anak

Nah, biasanya sih saya sering menemukan banyak perilaku anak yang dilarang oleh orang tua dengan berbagai alasan. Berikut ini perilaku perilaku anak yang sebetulnya tidak perlu dilarang oleh orang tua. 

Perilaku Anak yang Suka Menangis 

Anak-anak sering kali mengekspresikan perasaannya lewat tangisan. Namun, berbeda dengan anak laki-laki, orang tua sering melarang mereka untuk menangis atau bertingkah cengeng, karena hal itu membuat mereka kurang macho.

Hal ini tentunya sangat berdampak buruk perkembangan emosional anak. Mereka bisa saja tumbuh sebagai pribadi yang suka memendam perasaan dan memiliki permasalah mengendalikan emosi atau amarah. 

Sebaiknya, orang tua jangan melarang anaknya untuk menangis, sebab anak juga memiliki hak untuk merasakan emosi dan belajar tentang berbagai macam emosi. 

Perilaku Anak yang Suka Bertanya 

Sejak kecil saya sering kali bertanya banyak hal, terkadang pertanyaan yang saya lontarkan pada orang tua membuat mereka jengkel sendiri. Inilah yang membuat mereka sering melarang saya bertanya beberapa isu tertentu. Kata orang tua saya, tidak baik anak kecil mengetahui hal-hal tabu seperti itu. 

Ketika orang tua melarang anak mereka untuk bertanya, hal ini juga berdampak tidak baik pada perkembangan anak untuk belajar banyak hal. Jika mereka bertanya hal-hal di luar usia mereka,  orang tua cukup menjawab “nanti, kalau kamu sudah cukup umur, kita bisa diskusikan ini lagi ya,” ketimbang memilih untuk melarang anak bertanya. 

Masa-masa anak yang serba ingin tahu ini sebetulnya juga baik untuk hubungan orang tua dan anak, lho.

Anak yang Membuat Kesalahan 

Kita semua tanpa terkecuali pernah membuat kesalahan, tapi latah orang tua biasanya memarahi sang anak secara otomatis.

Baca Juga: Perisakan Anak Betul-betul Merusak

Saya pernah berbuat kesalahan, dan ayah saya langsung meneriaki saya setelahnya. Hal ini membuat saya trauma ketika seseorang berteriak pada saya. Nah, lihat sendiri bagaimana dampak buruk terhadap anak setelahnya. Boleh saja mengingatkan anakmu, mereka membuat kesalahan, tetapi ingatkan mereka dengan cara bak-baik.  

Anak Dilarang Berkata Tidak

Sejak kecil, orang tua saya pantang menerima kata tidak dari saya. Apapun yang mereka minta, saya wajib untuk mengikuti. Saya dilarang untuk menolak, atau jika menolak, orang tua saya akan marah pada saya. 

Padahal, anak juga perlu memiliki hak untuk memilih dan didengarkan pendapatnya. Tanyakan pada sang anak mengapa mereka menolak, dan dengarkan alasan tersebut. Ini juga sebagai latihan untuk orang tua agar menghormati batasan-batasan privasi sang anak.

Merasa Takut

Kamu mungkin sering melihat film anak di mana protagonis utamanya mengatakan pada orang tuanya bahwa ia takut gelap, atau takut akan sesuatu yang berada di dalam lemarinya. Biasanya, orang tua di dalam film akan meremehkan ketakutan tersebut dan berkata sang anak mestinya harus berani. 

Baca Juga: Hormati Orang Tuamu Tapi Bela Dirimu Sendiri

Hal ini sebetulnya tidak baik untuk pertumbuhan anak. Alih-alih menginvalidasi ketakutan mereka, orang tua seharusnya berkata bahwa orang tua akan selalu berada di sisi sang anak, dan tidak ada yang perlu ditakuti setelahnya. 

Memiliki Rahasia

Orang tua sering beranggapan anak dilarang untuk memiliki rahasia. Terkadang atau sering kali orang tua malah melanggar privasi sang anak dan mengorek hal-hal yang dirahasiakan sang anak. Jika kamu pernah menonton serial televisi Kim’s Convenience kamu pasti paham maksud saya. 

Perlu diingat bahwa anak juga memiliki hak atas privasi mereka. Orang tua hanya perlu menghormati hal tersebut, dan biar kan sang anak memberitahumu jika mereka ingin memberitahumu. 



#waveforequality


Avatar
About Author

Jonesy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *