5 Artikel Pilihan: KDRT Dr. Qory hingga Review ‘Daily Dose of Sunshine’
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan, mulai dari review serial ‘Daily Dose of Sunshine, survei kerja perawatan ILO, hingga KDRT Dr. Qory.
1. Menelusuri Geliat Kritik Sastra Anak Indonesia: Minim dan Diabaikan?
Geliat kritik sastra anak di Indonesia tak lebih seperti uang koin yang jatuh melenting lalu terabaikan. Ini seakan menampakkan sastra anak di Indonesia sekadar recehan belaka. Hal ini masih relevan dengan yang dikatakan oleh Sumardjo dalam Khasanah Sastra untuk Anak-Anak (Kompas, 1981) bahwa penulis sastra anaknya pun masih dianggap kurang berarti dalam percaturan sastra Indonesia. Sehingga, membicarakan geliat kritik sastra anak Indonesia, saya kira, sama sulitnya dengan membahas perkembangannya.
Baca artikelnya di sini.
2. Hidupkan Palestina Lewat Cerita, Wawancara Eksklusif dengan Maya Abu Al Hayyat
“Palestina tetap hidup sampai hari ini, karena puisi dan cerita yang terus-menerus dituturkan, ” tutur penyair dan novelis Palestina Maya Abu Al Hayyat. Saya berkesempatan mewawancarainya pada sesi Writing the Future of Palestine di Jakarta Content Week 2023, Taman Ismail Marzuki, (10/11). Penampilan musik Tesla Manaf menjadi pembuka, jeda, dan penutup sesi yang membangun atmosfer percakapan dengan suasana misteri dan melankoli.
Baca artikelnya di sini.
3. Survei ILO-KIC: Kerja Perawatan Masih Dianggap Tanggung Jawab Perempuan
Hasil survei “Persepsi terhadap Pekerjaan Perawatan, Pandangan Publik dalam Kerangka 5R” yang dilakukan International Labour Organization (ILO) dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan, 80,5 persen responden sepakat, sifat perempuan yang lebih sabar dan telaten sesuai untuk mengasuh dan merawat. Data tersebut menegaskan, masih ada bias gender yang dalam kerja perawatan. Ini relatif ironis mengingat 93 persen responden perempuan dan lelaki mengaku sudah berbagi tugas dengan pasangan.
Baca artikel lengkapnya.
4. Ramai-ramai Kawal Kasus Dr. Qory: Benarkah Kesadaran Publik tentang KDRT Meningkat?
Sejak awal Willy mencuit soal Qory, warganet sudah bertindak layaknya detektif. Mereka tak langsung percaya, ini cuma kasus orang hilang biasa. Mereka mengendus aroma amis ini dari kalimat yang dipakai Willy: “Penyebabnya setelah bertengkar dengan saya pagi itu”. Buat warganet, tindakan Willy curhat di X, alih-alih lapor polisi setelah sang istri hilang lebih dari 3×24 jam sudah sangat aneh.
Enggak cuma itu. Pemilihan diksi Willy “bersuara lembut” dan “cantik” untuk menggambarkan Qory juga dinilai janggal. Saat ditelusuri kanal YouTube dan cuitan pribadinya, kecurigaan warganet semakin menjadi. Dalam beberapa video, walau Willy konsisten mencitrakan diri sebagai family man, tapi kerap kali ia memperlihatkan tabiat asli sebagai sosok otoriter.
Faktanya tak demikian. Baca artikel selengkapnya.
5. Review ‘Daily Dose of Sunshine’: Perbincangan Penting dan Jujur tentang Kesehatan Mental
Dari mana sih saluran ideal untuk belajar tentang kesehatan mental? Mayoritas tentu akan menjawab dari para tenaga kesehatan (nakes)? Sementara, buat orang yang tak cukup punya privilese mengakses informasi dari mereka, setidaknya bisa mengintip dulu serial Netflix “Daily Dose of Sunshine”. Meskipun isinya tak memotret secara komprehensif masalah-masalah kesehatan mental, tapi setidaknya kita menyadari hal tersebut nyata di sekitar kita.
Sebagai pecinta drama Korea (drakor) garis keras, kehadiran Daily Dose of Sunshine sejak (3/11) itu adalah sarana belajar sekaligus ruang afirmasi untuk membicarakan mental health, langsung dari teropong nakes. Sebuah sudut pandang yang jarang dilakukan dalam banyak drakor formulaik.
Baca artikel lengkap di sini.