‘Stashing’, Alasan Orang Sembunyikan Pacar dari Publik
Enggan mempublikasikan pacar ke publik bisa merupakan ciri-ciri ‘stashing’. Perilaku ini bisa berdampak pada problem kepercayaan lantaran menganggap diri tidak berharga.
Sering menghabiskan waktu berdua pasangan, tapi tidak menunjukkan keberadaannya di media sosial dan teman-teman maupun keluarga, kerap menjadi masalah bagi sebagian hubungan.
Perilaku ini barangkali tergolong wajar apabila dilakukan di awal hubungan, di mana keduanya masih dalam tahap mengenal satu sama lain. Pun, jika keduanya bukan tipe orang yang perlu mengekspos hubungan ke orang lain.
Namun, itu perlu dipertanyakan ketika salah satunya cenderung menyembunyikan pasangannya, seperti tertulis dalam lirik lagu “Secret Love Song” yang dinyanyikan Little Mix: “You and I both have to hide on the outside, where I can”t be yours and you can’t be mine.”
Hal ini akan lebih memberatkan, apabila individu lainnya enggak sungkan mempublikasikan hubungan. Misalnya memperkenalkan ke teman-teman, mengajak ke acara keluarga, atau mengunggah konten secara khusus yang didedikasikan untuk pacarnya di Instagram. Sementara, pasangannya hanya mengunggah foto makanan atau pemandangan ketika sedang pergi berdua, tetapi tidak menunjukkan keberadaan sang pacar.
Dalam tulisannya di Psychology Today, profesor sekaligus konselor di Northern Illinois University Suzanne Degges-White menjelaskan, perilaku tersebut disebut stashing. Menurutnya, stashing terjadi karena salah satu pihak merasa malu berpacaran dengan pasangannya, akibat kelas ekonomi-sosialnya lebih rendah—atau dating down.
Istilah tersebut awalnya digunakan pada 2017 oleh Ellen Scott, editor di Metro UK. Biasanya, stasher—sebutan untuk orang yang melakukan stashing—memperlakukan pasangannya dengan buruk. Contohnya tidak serius dalam menjalin hubungan, menganggap relasi tersebut bukan untuk jangka panjang, dan memandang pacarnya bukan sosok spesial untuk diperkenalkan ke orang-orang terdekatnya.
Baca Juga: Jadi ‘Si Paling Cinta’ Alias ‘Hopeless Romantic’, Salah Enggak Ya?
Alasan Orang Melakukan Stashing
“Terkadang itu terjadi untuk menghindari drama di keluarga, teman, atau mantan pacar,” tulis Degges-White, menjelaskan alasan stasher melakukan tindakannya. “Mungkin juga stashing dilakukan untuk ‘menyimpan’ pasangannya, sementara dia kembali ke dating game untuk mencari sosok yang lebih menarik.”
Dengan memperlakukan pasangannya sedemikian rupa, stasher bisa dengan leluasa melakukan tindakan yang diinginkan. Salah satunya berhubungan dengan orang lain tanpa ikatan. Artinya, mereka menginginkan kebebasan yang mungkin tidak bisa didapatkan, apabila mengekspos hubungannya ke publik. Sebab, menjaga kelangsungan hubungan dan perasaan pasangan merupakan dua hal yang perlu dikompromikan.
Sementara, dengan tidak mengakui keberadaan pacarnya di depan publik, secara tidak langsung stasher mengatakan bahwa ia tidak sepenuhnya berada dalam relasi tersebut.
Perilaku stashing tentunya dilakukan bukan tanpa alasan. Dalam tulisannya untuk Metro UK, Scott menyebutkan tanda-tanda seseorang melakukan stashing terhadap pasangannya, yang cenderung manipulatif.
Pertama, ketika pacarnya bertanya mengapa tidak pernah diperkenalkan ke keluarganya, stasher akan mengatakan mereka jarang berkomunikasi dengan orang tuanya. Ia juga menyalahkan pacarnya karena tidak pernah menunjukkan kehadirannya.
Baca Juga: Ketika Masa Lalu Pasangan Menyakitkan, Perlukah Kita Kompromi?
Kedua, mereka akan mempertanyakan mengapa pasangannya sangat terganggu kalau tidak dipublikasikan di media sosial. “Dia akan bilang, posting di media sosial itu nggak penting. Yang penting kualitas hubungannya,” tulis Scott.
Ketiga, stasher menjelaskan kalau ia malu dengan teman-temannya sehingga enggak perlu saling mengenal.
Keempat, stasher menganggap pasangannya terlalu baik untuknya. Akibat hal tersebut, mereka cenderung “melindungi” pasangannya agar tidak tergoda dengan orang lain.
Pasalnya, ada sejumlah pihak yang melakukan mate poaching atau keinginan untuk merebut pacar orang lain, seperti disebutkan peneliti Gurit Birnbaum dalam risetnya berjudul Temptation at your door: Receiving mate poaching attempts and perceived partners’ desirability (2022). Ia mengatakan, menjadi target mate poaching akan mengurangi ketertarikan seseorang terhadap pasangannya.
Namun, kecenderungan untuk melindungi itu sebenarnya juga pengaruh dari ketidakpercayaan stasher dalam menjalin relasi. Mereka membuka pembicaraan untuk membahas permasalahan. Alhasil, perkara kepercayaan menjadi salah satu isunya.
Baca Juga: Setop Percaya ‘Soulmate’ Ada dalam Hubungan Romantis
Yang Perlu Dilakukan Korban Stashing
Ketika seseorang menjadi satu-satunya pihak yang memperkenalkan pasangannya ke orang-orang terdekat ataupun mempublikasikan hubungan mereka di media sosial, kemungkinannya ia menjadi korban stashing.
Apabila yang terjadi demikian, pakar hubungan Samantha Jayne menyarankan untuk membuka diskusi tentang ke mana hubungan itu akan dibawa. Sebab, stashing bisa mematikan kepercayaan diri dan self-esteem. Hal itu terjadi karena korban stashing akan mempertanyakan, apakah dirinya berharga untuk menjadi pasangan dari pacarnya.
Diskusi itu bisa dibuka dengan menanyakan mengapa stasher tidak pernah dikenalkan dengan inner circle, atau orang-orang yang dianggap penting. Yang perlu diperhatikan, dalam obrolan tersebut, pihak yang menerima perilaku stashing perlu menunjukkan kerentanannya, untuk menyampaikan perasaannya.
Menurut Jayne, stasher memiliki sifat mirip dengan seorang narsistik yang akan mengembalikan perkataan terhadap pasangannya. Karena itu, kalau direspons enggak baik oleh stasher, lebih baik evaluasi kembali hubungan tersebut.
“Mendingan kamu move on mereka enggak ingin kamu mengenal keluarga dan pacarnya, atau bagaimana kehidupan pribadinya,” ucap Jayne kepada Body and Soul Australia.