5 Artikel Pilihan: ‘Blunder’ Megawati, Perda P4S, hingga Konser Bieber
Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari ‘blunder’ Megawati soal minyak goreng hingga Perda anti-LGBT.
Dear Megawati, Ibu-ibu Tak Cuma Menggoreng tapi juga Turun ke Jalan
Buat mama, urusan membeli minyak adalah serupa kemenangan dan kepuasan karena dia bisa menyajikan hidangan enak untuk keluarganya di meja makan. Maka, saat Megawati dalam sebuah webinar “Cegah Stunting untuk Generasi Emas” yang disiarkan Youtube Tribunnews, (18/3) berujar, “Saya tuh sampai ngelus dada, bukan urusan masalah mahalnya minyak goreng. Saya itu sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya?” ibu saya kecewa berat.
Ini adalah kekecewaan yang akhirnya tumpah setelah puluhan tahun memuji, membela, dan mengagumi sosok yang menurut dia adalah prototipe perempuan sempurna. Saat publik ribut-ribut soal kekerasan Hak Asasi Manusia di Aceh dan Papua yang terjadi di masa Megawati, Mama saya kukuh membela. Saat Munir, aktivis kemanusiaan dibantai di pesawat dalam perjalanannya ke Belanda, Mama tutup telinga. Saat Omnibus Law Cipta Kerja diketok palu di masa kepemimpinan anak Ibu, Puan Maharani, dan keluarga kami turut terseret dampaknya, Mama pun berbaik sangka.
Baca selengkapnya di sini.
Yang tak Dibicarakan dari ‘Filicide’, Tragedi Orang Tua Bunuh Anaknya
Alih-alih mendukung atau memberikan simpati saat terjadi kasus pembunuhan anak, mayoritas masyarakat relatif masih menghakimi. Mereka enggan memahami faktor penyebab orang tua memutuskan mengakhiri hidup anaknya, karena perbuatan ini sepenuhnya dilihat sebagai dosa dan kesalahan.
Yang gagal digarisbawahi dari perilaku tersebut adalah masyarakat berperan dalam self-blaming pelaku, ketika bersikap judgemental atas perbuatan yang dilakukan. Sulit bagi mereka untuk melihat, menjalani peran sebagai ibu bukan perkara mudah. Bukan berarti jika seorang ibu dapat menghadapi kesulitannya dengan baik, yang lain juga mampu melaluinya.
Simak artikelnya di sini.
Perda Penyimpangan Seksual Bogor: Ngawur dan Diskriminatif
Fenomena Pemerintah Daerah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) diskriminatif kembali terjadi. Kali ini datang dari Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dengan Perda Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perilaku Penyimpangan Seksual (P4S), 21 Desember lalu.
Aturan ini terang-terangan diskriminatif pada kelompok LGBTQ. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Hak Keberagaman Gender dan Seksual menilai, Perda ini bahkan berpotensi melahirkan tindakan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Sebagaimana Perda-perda diskriminatif lainnya yang pernah hadir, Perda P4S ini juga didasarkan pada sains yang tidak update dan melanggar aturan-aturan terdahulu.
Ini artikel lengkapnya.
Justin Bieber Konser di Jakarta dan Nostalgia Penggemar Lama
Tiba-tiba kadar oksigen di dalam kamar seperti tidak cukup untuk bernapas, ketika promotor Sound Rhythm mengonfirmasi penampilan Justin Bieber dalam “Justice World Tour 2022”, di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK) pada 3 November mendatang.
Pasalnya, saya yang berusaha memfokuskan perhatian ke layar laptop, masih memproses artikel yang dipublikasikan NME (23/3) tentang rumor kedatangannya ke Asia.
Walaupun bukan fangirl-nya Justin, saya berbohong kalau bilang musiknya tidak menemani masa-masa saya tumbuh remaja. Wong, tiap memasuki fase baru di hidup ini, Justin selalu rilis album baru juga. Ibarat lagunya Tulus, karier Bieber di industri musik layak disebut “teman hidup”.
Selengkapnya di sini.
Why Building Women-Friendly Cities Benefit All Genders
To this day, men make up the majority of planners and decision makers in spatial planning, resulting in cities that are more suited for cisgender, heterosexual and able-bodied men.
“Cities were developed for strong and healthy men. The really masculine ones,” Hafidz, who lives with Lupus, said.
His disability makes it accessing public transportation a challenge for him. He recalled an experience in 2018: While on an electric commuter train going from Bogor to Tangerang, he had to sit on the priority seat, which is reserved for the elderly, pregnant women, mothers with young children and people with disabilities.
Read the news in here.