Lifestyle

7 Film Bollywood Terlaris yang Membicarakan Isu Sosial

Film Bollywood tidak hanya menyajikan kisah cinta dan joget-joget di tempat terbuka. Berikut beberapa film yang menggambarkan isu perempuan di India.

Avatar
  • May 1, 2021
  • 5 min read
  • 1878 Views
7 Film Bollywood Terlaris yang Membicarakan Isu Sosial

Flm-film Bollywood memang didominasi oleh genre romantis dengan adegan menari dan bernyanyi di sana-sini, atau kejar-kejaran di taman atau di tengah hujan, juga sambil menyanyi dan menari. Namun, sebetulnya tidak sedikit film India dengan cerita yang cukup beragam, menampilkan isu-isu sosial, termasuk kesetaraan gender.  

Ada sejumlah film india yang mendobrak dan membahas isu-isu tabu dan tidak dibicarakan secara umum seperti seksualitas, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, stigma perempuan lajang, dan sebagainya. 

 

 

Baca Juga: Film India ‘Begum Jaan’ Gambarkan Paradoks Batasan sebagai Kebebasan Perempuan

Berikut ini beberapa film Bollywood terlaris yang tak hanya membahas isu sosial secara umum tetapi  juga memberikan perhatian pada isu-isu perempuan serta kesetaraan gender di India. 

Matrubhoomi: A Nation Without Women (2003) 

Cerita ini dibuka dengan adegan kelahiran seorang bayi perempuan di Bihar yang kemudian dibunuh oleh sang ayah, yang mengharapkan anak laki-laki. Beberapa puluh tahun kemudian, akibat dari tren  pembunuhan bayi perempuan ini, desa tersebut lebih banyak diisi oleh laki-laki dan sedikit perempuan yang sudah berumur. 

Baca Juga: ‘She Speaks’: Perempuan India di Berbagai Belahan Dunia Bersuara Lewat Cerpen

Para laki-laki muda yang putus asa mencari perempuan untuk diperistri mencari pelarian ke pornografi atau penari cross-dresser, atau lebih parah lagi adalah terlibat perdagangan manusia demi mendapatkan seorang istri.

Ramcharan, seorang lelaki kaya dengan lima anak laki-laki, menemukan ada seorang perempuan muda bernama Kalki yang tinggal tidak jauh dari desa tersebut. Ia pun membeli Kalki dari ayahnya, dan menikahkan Kalki dengan kelima anaknya, sekaligus dirinya sendiri. 

Diramu dengan genre distopia nan tragis, film yang digarap oleh sutradara Manish Jha ini menyoroti bagaimana misogini menimbulkan ketimpangan gender, kekerasan, dan konsekuensi yang muram. 

English Vinglish (2012)

Film komedi ini mengisahkan kehidupan ibu rumah tangga bernama Shashi, yang juga memiliki bisnis makanan. Suatu hari, ia memutuskan untuk mengikuti kursus bahasa Inggris untuk menghentikan suami dan anaknya yang sering kali mengolok-olok kemampuan bahasanya.

Shashi kemudian berkenalan dengan banyak orang dari beragam latar belakang. Dengan tekun, Shashi berusaha mempelajari bahasa Inggris, dan pergaulannya pun membuatnya lebih mengenal jati dirinya sebagai istri, ibu, dan juga seorang anak perempuan. Film ini sungguh menggemaskan dan menyoroti bagaimana ibu rumah tangga sering kali diremehkan keberadaannya. 

Queen (2013)

Queen adalah film drama komedi yang disutradarai oleh Vikas Bahl. Film ini bercerita tentang Rani Mehra, seorang gadis punjabi pemalu dari New Delhi, yang pergi “berbulan madu” sendirian setelah tunangannya membatalkan pernikahan mereka. 

Baca Juga: Film ‘Ride or Die’ Homofobik, Sarat ‘Male Gaze’

Tunangannya mengatakan bahwa setelah ia tinggal di luar negeri, ia merasa sudah tidak cocok lagi dengan pandangan Rani yang konservatif. Merasa terpukul dan sedih, Rani memutuskan untuk terbang ke Paris dan Amsterdam. Di Paris, ia berkenalan dengan seorang perempuan keturunan India, Spanyol, dan Perancis bernama  Vijayalakshmi yang membantu Rani mengeksplorasi dirinya, dan mengubah pandangannya tentang hidupnya sebagai perempuan.

Rani yang awalnya pemalu, perlahan-lahan mulai percaya diri dengan keputusan-keputusan yang dia ambil. Film ini sangat menarik dan dinobatkan sebagai film berpandangan feminis oleh beberapa peneliti, serta membawa perubahan dalam skena sinema Bollywood yang masih konvensional. 

Angry Indian Goddesses (2015)

Mengisahkan persahabatan tujuh orang perempuan dengan latar belakang berbeda-beda, film ini bermula dari cerita Frieda, seorang fotografer fashion yang mengundang keenam teman perempuannya ke rumahnya untuk memberitahu mereka bahwa ia akan menikah. 

Pesta lajang pun dimulai, dan dari situ mereka semakin dekat dan berbagi cerita serta pengalaman, mulai dari pelecehan seksual, kehidupan seks mereka, dan lain sebagainya. Film ini juga memperlihatkan bagaimana para perempuan ini  memperjuangkan kesetaraan gender dalam kehidupan mereka masing-masing. 

Pink (2016)

Pink membawa pesan kuat soal bagaimana para perempuan bertarung untuk mendapatkan keadilan. Film ini bercerita tentang tiga perempuan bernama Minal, Falak, dan Andrea yang mengalami kekerasan seksual dari seorang pria bernama Rajveer. Lelaki itu berusaha untuk memperkosa Minal, namun Minal melawan dan memukul pria itu dengan keras yang mengakibatkan luka serius di kepala  Rajveer.

Baca Juga: ‘A Tale of Thousand Stars’ Kisah Cinta Queer yang Indah 

Insiden ini membawa ketiga perempuan itu ke pengadilan, namun mereka tidak sendiri dan dibantu oleh  tetangga mereka bernama Deepak, seorang pengacara andal. Film ini memperlihatkan bagaimana masyarakat masih menyalahkan perempuan dalam kasus-kasus kekerasan seksual, dan menganggap perempuan yang keluar malam adalah seorang pekerja seks. 

Film Bollywood Tentang Protes Budaya Patriarki: Parched (2016)

Parched bercerita tentang tiga perempuan bernama Rani, Lajjo, dan Bijili, masing-masing adalah seorang ibu, istri dan pekerja seks. Mereka menghadapi kesulitan akibat sistem patriarki yang mengakar di desa mereka.

Kasus perkawinan anak, tradisi mas kawin yang sangat memberatkan pihak perempuan, dan pemerkosaan dalam rumah tangga, adalah beberapa isu yang mengakar dalam masyarakat di desa. Melihat situasi dan kondisi di desa tersebut, ketiga perempuan ini bahu membahu, membantu satu sama lain untuk keluar dari desa tersebut dan memulai hidup baru yang bebas.  

Film Bollywood Terbaik 2016: Dangal

Mahavir Singh Phogat, seorang pegulat profesional, dipaksa ayahnya untuk berhenti menjadi atlet dan bekerja sebagai pegawai biasa untuk mendapatkan penghasilan tetap. Ia bertekad akan mendidik anaknya nanti sebagai atlet. Namun, harapannya pupus karena keempat anaknya perempuan. 

Baca Juga: 8 Film Asia Bertema Transgender yang Wajib Ditonton

Sampai suatu kali, kedua anak perempuannya, Geeta dan Babita, diketahui telah menghajar anak laki-laki yang mengolok-olok mereka. Mahavir kemudian menyadari potensi anaknya, dan mulai menggemblengnya menjadi atlet profesional, tanpa peduli omongan para tetangga. Ini film yang sangat mengharukan soal hubungan ayah dan anak, dan upaya mendobrak batasan terhadap perempuan.



#waveforequality


Avatar
About Author

Jonesy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *