Issues

5 Artikel Pilihan: Review ‘Insidious: The Red Door’ hingga Threads vs Twitter

Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan, mulai dari review film ‘Insidious: The Red Door’, Putri Ariani, hingga heboh Threads.

Avatar
  • July 21, 2023
  • 3 min read
  • 964 Views
5 Artikel Pilihan: Review ‘Insidious: The Red Door’ hingga Threads vs Twitter

1. ‘Insidious: The Red Door’: Menonton Horornya Trauma yang Dipendam

Sejak menonton ulang seri film Insidious belakangan ini, saya menyimpulkan keempat film yang ada bukan cuma menjual jumpscare, maupun sosok menyeramkan. Di baliknya, ada alur cerita seputar keluarga yang menghangatkan.

Begitu pun pada film kelima, Insidious: The Red Door (2023), yang kembali menyorot kehidupan keluarga Lambert. Tepatnya 10 tahun, setelah peristiwa yang menimpa Josh (Patrick Wilson) dan anaknya, Dalton (Ty Simpkins), dalam Insidious: Chapter 2 (2013).

 

 

Baca selengkapnya di sini

2. Tak Ada Tanah untuk Perempuan Mentawai

Lahan Mentawai seutuhnya hanya milik laki-laki dan perempuan hanya diizinkan untuk memakainya. Nanda, seorang perempuan Mentawai memceritakan kondisinya terkait kepemilikan tanah. Wwalau sangat menggantungkan hidup pada lahan, Nanda sama sekali tidak memiliki hak milik atasnya.

“Ini semua punya suami saya. Ketika suami saya meninggal, sebagian besar lahan ini dijual oleh keluarga suami. Yang dikasih untuk mas kawin juga dijual. Sedikit saja yang diizinkan untuk saya pakai. Untuk sekadar hidup yang mereka izinkan,” kata Nanda dalam Bahasa Mentawai.

Baca selengkapnya.

3. Putri Ariani, Penyandang Disabilitas, dan ‘Vote Getter’ Pemilu

Sejak tampil di America’s Got Talent 2023, penyanyi Putri Ariani, remaja penyandang disabilitas itu jadi “rebutan” para pejabat politik Indonesia. Deretan menteri kabinet bergantian mengundang Putri ke kantor mereka masing-masing setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo lebih dulu mengundangnya ke Istana Negara.

Prestasi Putri tentu sangat layak mendapat apresiasi secara luas. Namun, respons yang dilakukan para pejabat politik juga patut diwaspadai, apalagi pada tahun politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 ini. Ini karena penyandang disabilitas sangat rentan hanya dijadikan voter getter atau objek pendulang suara oleh para politikus, tetapi kepentingannya dilupakan begitu saja setelah Pemilu usia dan mereka terpilih.

Baca artikel lengkapnya

4. Review ‘Speak Now (Taylor’s Version)’: Soal ‘Dear John’ dan Lirik Misoginis yang Diubah

Taylor Swift berada di puncak kariernya. Eras Tour, tur konser internasional yang merayakan semua albumnya, habis terjual di seluruh dunia. Di Singapura, satu-satunya pemberhentian Eras Tour di Asia Tenggara, mampu menggaet 22 juta pendaftar yang ingin membeli tiketnya di situs Ticketmaster. Namun, Swift tidak berhenti di situ. Rekaman ulang album ketiganya, Speak Now (Taylor’s Version) yang rilis pekan lalu, membawa gelombang nostalgia untuk albumnya yang sarat romantisme kisah dongeng.

Omong-omong soal Speak Now (2010), ada satu lagu paling mencolok di antara yang lain: “Dear John”. Sosok John di balik lagu itu tidak lain adalah musisi John Mayer. Awal mula pertemuan mereka ketika Mayer mengajak Swift untuk menjadi kawan duet dalam lagu “Half of My Heart” yang direkam pada 2009 dan rilis setahun kemudian. Dari kolaborasi itu, muncul “hubungan romansa” antara Swift dan Mayer.

Baca artikel selengkapnya.

5. Apa Artinya Perang Threads Vs Twitter buat Nasib Jurnalis dan Jurnalisme?

Dengan kehadiran Threads—sekali lagi perlu diingat, di bawah jempol Zuck—nasib jurnalisme di Twitter, dan di seluruh dunia, juga ikut jadi taruhan. Meta, beberapa tahun terakhir, telah menjauhkan diri dari industri berita dan jurnalisme. Mereka menutup tab-tab berita, mengurangi bujet untuk mendukung jurnalistik baik, dan melawan keras upaya negara-negara yang berusaha memajaki mereka untuk membiayai jurnalisme di negara tersebut.

Kata Charlie Beckett, Direktur Polis, lembaga Think Tank di London School of Economics, upaya Meta menjauh dari media ini adalah peringatan awal buat jurnalis dan jurnalisme. Harus jadi pelajaran buat para jurnalis.

Baca artikel di sini.


Avatar
About Author

Magdalene