8 Mangaka Perempuan Terbaik dengan Karya Mendunia
Ada banyak mangaka perempuan yang menghasilkan karya luar biasa, bahkan lebih keren ketimbang lelaki.
Profesi mangaka ternyata tidak hanya digeluti oleh lelaki saja. Ada banyak mangaka perempuan yang menghasilkan karya luar biasa, bahkan lebih keren ketimbang lelaki. Maka, sangat wajar jika mangaka perempuan punya banyak fans yang bikin mereka jadi populer, termasuk di Jepang sendiri.
Para mangaka perempuan ini mampu membuat gambar yang sangat khas serta plot cerita yang seru untuk diikuti. Berikut beberapa mangaka perempuan terbaik Jepang dengan karyanya yang mendunia.
8 Mangaka Perempuan Terbaik dengan Karya Mendunia
1. Hiromu Arakawa
Salah satu manga favorit saya, Fullmetal Alchemist ternyata dibuat oleh mangaka perempuan Hiromu Arakawa. Itu mengisahkan Scar (Mackenyu Arata), pembunuh sekaligus buronan anti-Alkemis. Keluarga dan rakyatnya dari Suku Ishval habis dibantai. Karena itulah, Scar bertekad membalaskan dendam mereka yang terbunuh dan menjadikan para Alkemis sebagai target.
Baca Juga: 4 ‘Manga Shōnen’ yang Ditulis Perempuan Ini Sayang Dilewatkan
Fullmetal Alchemist ini akhirnya diadaptasi menjadi anime dan di 2018 versi live action-nya juga.
2. CLAMP
CLAMP adalah kelompok seniman yang diisi oleh para perempuan. Ketika dibentuk, grup mangaka ini tidak lebih dari sebelas orang. Mulanya, para perempuan tersebut berkumpul karena kecintaannya dalam menulis dan menggambar doujinshi. Lalu, munculah ide untuk bekerja sama membuat satu manga.
Karya kolaborasi mereka diberi nama “Clamp” dan juga menjadi nama panggung kelompok mangaka perempuan satu ini.
CLAMP berhasil membuat manga shoujo yang mendunia, seperti Cardcaptor Sakura, Xxx Holic, Tsubasa Reservoir Chronicle, sampai desainer karakter Code Geass.
3. Year 24
Persis seperti CLAMP, Year 24 adalah kumpulan dari beberapa mangaka perempuan, yang terdiri dari Yumiko Oshima, Moto Hagio, dan Keiko Takemiya. Di sekitar 1970, ketiganya merevolusi genre manga shoujo lewat pemaparan dan eksplorasi artistik tentang gender, seksualitas, dan isu-isu filosofis di sekitar perempuan muda.
Kala itu, mangaka pria masih lebih banyak dibanding perempuan, dan Year 24 dapat menjadi inspirasi buat banyaknya komikus lain yang akan datang.
Nama mereka merujuk pada fakta dari semua anggotanya yang lahir di era showa 24 atau sekitar 1949. Memang salah satu anggotanya, Moto Hagio, bukanlah mangaka tetapi ia ngide menantang gagasan konservatif tentang seksualitas. Akhirnya itu mengilhami yang lain untuk berani membuat karya dengan cerita yang progresif bagi para pembaca perempuan. Genre BL atau boys love adalah salah satu tema utama dari Year 24.
4. Fumiya Sato
Kalau Aoyama Gosho populer dengan manga Detektif Conan. Fumiya Sato juga terkenal dengan manga cerita detektif, Kindaichi dan Detective School Q. Ia memakai nama pena pria, tapi itu tidak mengaburkan prestasinya sebagai salah satu mangaka perempuan terbaik di Jepang, dengan berhasil mendapatkan Kodansha Manga Award untuk manga serial berseri.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Manga Josei yang Angkat Isu Perempuan
5. Momoko Sakura
Momoko Sakura yang punya nama pena Miki Miura merupakan pencipta manga Chibi Maruko-Chan. Ia mempunyai pribadi yang tertutup, dan lebih suka membicarakan karyanya.
Chibi Maruko-Chan merupakan cerita semi-otobiografi Momoko Sakura yang berumur sembilan tahun dan keluarganya dalam kehidupan sehari-hari mereka di tahun 1970-an di Shimizu, yang merupakan sebuah kota, yang sekarang ini menjadi bagian dari Kota Shizuoka.
Momoko Sakura yang asli sudah meninggal dunia di 2018 karena kanker payudara. Akan tetapi karya dari mangaka perempuan ini akan terus jadi inspirasi buat tiap generasi.
6. Rumiko Takahashi
Rumiko Takahashi merupakan mangaka perempuan pencipta seri populer Inuyasha dan Ranma1/2. Selain sukses membuat karya yang banyak dicintai para penggemar manga seluruh dunia, ia juga berhasil mendapatkan banyak penghargaan serta nominasi dari seluruh dunia untuk kontribusinya di dunia manga.
Ia berhasil mendapatkan penghargaan dari San Diego Comic-Con, Sains Fiction & Fantasy Hall of Fame, serta Eisner Hall of Fame. Takahashi sudah produktif sejak akhir 1970-an dan sampai sekarang.
7. Kazue Kato
Kazue Kator mampu menggambarkan adegan aksi dengan sangat seru. Ia juga berhasil mendapatkan penghargaan Osamu Tezuka dari karyanya yang berjudul Robot to Usakichi.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Manga Reverse Harem Terbaik 2021
Karya yang melambungkan namanya adalah Blue Exorcist. Itu mengangkat tokoh protagonis Rin Okumura yang mendapati dirinya merupakan putra Satan. Ia juga menjadi pengusir setan untuk bisa membalaskan dendam pada orang yang membesarkannya, Pastor Fujimoto. Mengingat popularitasnya, versi anime dari manga ini juga sudah di rilis pada platform Hulu untuk para penggemar di luar Jepang.
8. Katsura Hoshino
Katsura Hoshino juga termasuk salah satu mangaka perempuan terbaik dari Jepang, dan dianggap sebagai salah satu pencetak karya terbaik di media karena karyanya yang populer, yaitu D.Gray-man.
Sebagai seorang yang sangat gemar dengan budaya populer modern, Hoshino mengungkapkan, mangaka Takeshi Obata dan Osamu Akimoto sudah memberikan pengaruh besar pada karyanya.