Screen Raves

‘The Sex Lives of College Girls’, Ngobrolin Seks Tak Pernah Semenyenangkan Ini

Penting, bergizi, dan saya jamin bakal membuatmu cekikikan sepanjang durasinya.

Avatar
  • January 26, 2022
  • 5 min read
  • 1793 Views
‘The Sex Lives of College Girls’, Ngobrolin Seks Tak Pernah Semenyenangkan Ini

Empat orang gadis muda yang sangat atraktif berkumpul bersama, bercanda dan saling berbagi cerita soal pengalaman seks mereka. Tidak, ini bukan ulasan mengenai Sex and the City (lanjutannya yang berjudul And Just Like That baru saja dirilis). Ini adalah premis dari The Sex Lives of College Girls, sebuah serial komedi terbaru rilisan HBO Max (di Indonesia dirilis di HBO Go) karya Mindy Kaling dan Justin Noble.

Meskipun serial ini tidak mengatakan secara gamblang bahwa Sex and the City adalah inspirasinya, tapi kamu sebagai penonton bisa melihat referensinya dari jumlah personil dan bagaimana luwesnya karakter-karakter ini berbicara soal seks. Namun, kesamaan di antara dua serial ini hanya sampai disitu saja karena secara tone, mood, dan (kalau kata anak zaman sekarang) vibe mereka sangat berbeda satu sama lain.

 

 

Sex and the City mengambil latar tempat di New York (dan menggunakan kota tersebut dengan semaksimal mungkin sampai orang-orang mengatakan New York adalah karakter ke-lima), The Sex Lives of College Girls belatar di Vermont. Tepatnya di asrama kampus Essex College. Meskipun lokasi serial ini hanya terbatas di daerah kampus dan sekitarnya, The Sex Lives of College Girls tidak kalah seru. Hal ini karena konflik per karakternya yang tidak hanya kocak, tapi juga menghibur sekaligus relevan dengan isu-isu zaman sekarang.

Yang pertama adalah Kimberly (Pauline Chalamet), gadis baik-baik yang naif dan polos. Berasal dari kota kecil yang kebanyakan adalah orang-orang Kaukasia, Kimberly tipikal “menyebalkan” yang terlalu excited dengan hal-hal baru. Tema “fish out of the water” menjadi konflik utama yang dihadapi Kimberly sepanjang 10 episode. Dari naksir cowok cakep sampai bolos kelas karena keasyikan mesum dengan pacarnya. Di sinilah perkembangan Kimberly sangat seru untuk dilihat.

Sumber: IMDB

 

Baca juga: Tak Melulu Soal Seks, 4 Alasan Serial ‘Sex Education’ Makin Layak Ditonton

Yang kedua, Bela (Amrit Kaur), Indian-American yang ingin menjadi komedian. Satu-satunya alasan dia masuk Essex College karena dia ingin bergabung dengan comedy group di kampus The Catullan. Cita-citanya ingin masuk Saturday Night Live. Bela yang sangat bubbly dan tanpa batasan (hingga membuat orang lain sungkan sendiri) adalah sosok yang paling membuat The Sex Lives of College Girls menjadi meriah.

Yang ketiga adalah Whitney (Alyah Chanelle Scott), atlet yang sangat berbakat. Whitney kebetulan juga merupakan putri dari seorang senator terkenal yang membuatnya harus menjadi anak baik-baik. Hal ini tidak membuatnya untuk gentar karena baru awal masuk kuliah Whitney sudah ada cinta lokasi dengan pelatih timnya.

Terakhir, Leighton (Renee Rapp). Kalian pasti pernah melihatnya di hampir semua film remaja. You know the type: super beautiful, super smart, control freak, famous, dan jahat. Mulutnya tidak bisa di-filter. Berasal dari keluarga kaya raya, sehingga mengerti benar apa yang dimaksud dengan kata privilese. Twist-nya? Leighton adalah seorang lesbian dan tidak ada orang yang tahu.

Keempat karakter yang sangat berbeda satu sama lain ini tentu saja akhirnya terpaksa tinggal di kamar yang sama. Kalian bisa menebak kemana arah serial ini. Empat orang asing yang tadinya tidak cocok satu sama lain akhirnya menjadi lebih dari sekedar teman. Namun yang menurut saya menarik dari The Sex Lives of College Girls bukan itu. Yang menarik adalah bagaimana ia mengeksplor kehidupan gadis-gadis muda dan masalah-masalah yang mereka hadapi dengan menghibur. 

Mindy Kaling sebagai co-creator serial ini jelas bukan nama yang asing di dunia komedi. The Office, The Mindy Project dan Never Have I Ever adalah bukti bahwa ia tahu bagaimana cara membuat orang tertawa. Dalam The Sex Lives of College Girls, Mindy Kaling bersama Justin Noble dengan cepat membuat saya langsung peduli dengan keempat karakter utamanya hanya dari satu episode saja. Dengan penyuntingan yang baik dan penyutradaraan oke, episode pertama The Sex Lives of College Girls sangat telaten mengenalkan satu per satu karakternya serta potensi masalah mereka. Didukung dengan chemistry antar pemain, saya langsung mengunyah ke-10 episode serial ini dalam sekali duduk.

Sumber: IMDB

 

Baca juga: Seks Anal dan Otoritas Tubuh

Meskipun serial ini sangat riang gembira (tentu saja ada masalah soal cowok dan pacaran) tapi The Sex Lives of College Girls tidak pernah malu-malu untuk membicarakan isu yang serius.

Dari cerita soal kelakuan predator laki-laki dewasa yang memacari gadis muda, struggle seseorang untuk come out karena dia takut akan reaksi orang di sekitarnya sampai sexual abuse di lingkungan kuliah semuanya dibahas dengan serius. 

Bagian sexual abuse di The Sex Lives of College Girls menurut saya adalah bagian paling menarik karena jarang sekali ada tontonan yang membahas soal kasus ini, terutama dalam lingkup komedi. Dengan kasus Bill Cosby dan Louis CK yang kemarin sempat menggegerkan Hollywood, The Sex Lives of College Girls membahas ini dengan begitu telaten dan delicate

Episode tersebut merupakan salah satu episode terbaik The Sex Lives of College Girls karena sepanjang series, penonton diajak untuk melihat Bela yang sangat ceria kemudian kejadian tersebut terjadi. Melihat bagaimana Bela bereaksi dan respons teman-teman yang ada di tempat yang sama mendengar ini sangat menyedihkan.

Baca juga: Seks Aman Remaja: Minim Edukasi, Terganjal Stigma

Fakta bahwa serial ini akan dibuat musim keduanya adalah bukti, The Sex Lives of College Girls jadi komedi yang sangat saya rekomendasikan. Durasinya sangat ramah (hanya setengah jam per episode), isinya orang cakep-cakep semua, dan ia bergizi meskipun banyak hal akan membuat Anda cekikikan. Saya yakin, di akhir episode kamu akan menemukan empat sahabat baru.

The Sex Lives of College Girls dapat disaksikan di HBO Go

Opini yang dinyatakan di artikel tidak mewakili pandangan Magdalene.co dan adalah sepenuhnya tanggung jawab penulis.



#waveforequality


Avatar
About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *