Issues

Apa Ingatan Pertamamu, dan Apakah Kamu Yakin Itu Benar-benar Terjadi?

Rata-rata, orang melaporkan ingatan pertama mereka terjadi pada saat mereka berusia sekitar tiga tahun.

Avatar
  • December 23, 2021
  • 4 min read
  • 820 Views
Apa Ingatan Pertamamu, dan Apakah Kamu Yakin Itu Benar-benar Terjadi?

Apa peristiwa paling awal yang dapat kamu ingat? Berapa usia kamu dalam peristiwa tersebut? Bagaimana kamu mengalami ingatan itu? Apakah itu jelas atau samar? Positif atau negatif? Apakah kamu mengalami kembali ingatan tersebut seperti yang aslinya terjadi, atau apakah kamu menonton dirimu sendiri “melakukan sesuatu” dalam ingatan tersebut?

Dalam penelitian kami, kami menanyakan lebih dari 6.000 orang dari segala usia, untuk melakukan hal yang sama, untuk menceritakan kepada kami apa ingatan pertama mereka, berapa usia mereka ketika peristiwa tersebut terjadi, untuk menilai seberapa emosional dan jelas peristiwa tersebut dan untuk melaporkan dari perspektif apa ingatan “dilihat”.

 

 

Kami menemukan bahwa rata-rata orang melaporkan ingatan pertama mereka terjadi selama paruh pertama tahun ketiga hidup mereka (3,24 tahun tepatnya). Hal ini cocok dengan penelitian-penelitian lain yang telah menyelidiki usia ingatan awal.

Apa artinya hal ini untuk ingatan saya saat masih bayi? Barangkali, saya hanya memiliki ingatan yang sangat bagus dan dapat mengingat bulan-bulan awal kehidupan saya. Memang, dalam penelitian kami, kami menemukan bahwa sekitar 40 persen peserta melaporkan mengingat peristiwa sejak usia dua tahun ke bawah—dan 14 persen orang mengingat ingatan sejak usia satu tahun ke bawah. Bagaimanapun, penelitian psikologis menunjukkan bahwa ingatan yang terjadi di bawah tiga tahun sangatlah tidak biasa—dan memang, sangat tidak mungkin.

Baca juga: 5 Cara Hadapi Ingatan Masa Lalu yang Mengganggu

Asal Muasal Ingatan

Peneliti yang telah menyelidiki perkembangan memori menunjukkan bahwa proses neurologis yang dibutuhkan untuk membentuk ingatan pribadi tidak sepenuhnya terbangun sampai antara usia tiga dan empat tahun. Penelitian lain menunjukkan bahwa ingatan memiliki hubungan dengan perkembangan bahasa. Bahasa memungkinkan anak-anak untuk berbagi dan mendiskusikan masa lalu dengan orang lain, memungkinkan ingatan untuk teratur dalam autobiografi personal.

Jadi, bagaimana saya dapat mengingat saat-saat saya masih bayi? Dan, mengapa 2.7487 orang dari penelitian kami mengingat peristiwa-peristiwa yang mereka alami sejak berusia dua tahun ke bawah?

Salah satu penjelasannya adalah bahwa, dalam ingatan, orang-orang memberi perkiraan yang salah tentang usia mereka. Akhirnya, kecuali ada bukti konfirmasi, kita hanya menebak berapa usia kita dalam ingatan dari seluruh kehidupan kita, termasuk yang paling awal.

Jika perkiraan usia yang salah menjelaskan keberadaan ingatan-ingatan ini, kita akan menduga bahwa ingatan-ingatan ini merupakan peristiwa yang mirip dengan ingatan-ingatan dari usia tiga tahun ke atas. Namun, bukan ini yang terjadi—kami menemukan bahwa ingatan sangat awal yang dilaporkan adalah peristiwa dan benda-benda dari masa bayi (kereta bayi, ranjang bayi, belajar berjalan) sedangkan ingatan dari usia yang lebih tua adalah tentang hal-hal khas masa kanak-kanak (mainan, sekolah, liburan). Penemuan ini berarti bahwa kedua kelompok ingatan ini secara kualitatif berbeda dan mengesampingkan penjelasan tentang perkiraan usia yang salah.

Jika penelitian memberi tahu kita bahwa ingatan awal ini sangat tidak mungkin, dan kita telah mengesampingkan penjelasan tentang perkiraan usia yang salah, lalu mengapa orang-orang, termasuk saya, memiliki ingatan awal tersebut?

Baca juga: Merekam dan Menyebarkan Ingatan Soal Peristiwa 1965 dalam Dunia Virtual

Benar-benar Fiksi?

Kami berkesimpulan bahwa ingatan ini mungkin fiktif—yaitu bahwa mereka tidak pernah benar-benar terjadi. Barangkali, daripada mengingat kembali peristiwa yang pernah dialami, kita mengingat kembali citra dari foto, film rumah, cerita yang dibagi keluarga atau peristiwa dan kegiatan yang sering terjadi pada masa bayi. 

Fakta-fakta ini kemudian, kami duga, berkaitan dengan beberapa citra visual yang terpisah-pisah dan dikombinasikan bersama untuk membentuk dasar dari ingatan awal fiktif ini. Seiring waktu, kombinasi citra dan fakta mulai dialami sebagai ingatan.

Meskipun 40 persen peserta dalam penelitian kami mengingat ingatan fiktif ini, hal itu sama sekali tidak mengejutkan. Teori ingatan kontemporer menyoroti sifat konstruktif dari ingatan; ingatan bukan “catatan” peristiwa, melainkan representasi psikologis diri di masa lalu.

Dengan kata lain, seluruh ingatan kita memiliki beberapa tingkat fiksi—memang, ini tanda dari kerja sistem ingatan yang sehat. Namun barangkali, untuk alasan yang belum diketahui, kita memiliki kebutuhan psikologis untuk menjadikan fiksi ingatan dari saat-saat kehidupan kita yang tidak dapat kita ingat. Untuk saat ini, “cerita” ini masih misteri.

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.

 



#waveforequality


Avatar
About Author

Lucy V. Justice, dkk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *