5 Sisi Ratu Elizabeth II yang Jarang Dibicarakan Orang
Dari sayang anjing hingga problem kolonialisme, jejak Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris.
Pekan lalu, Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada usia 96 tahun. Penguasa Kerajaan Inggris ini dikebumikan di Kastil Balmoral, Aberdeenshire, Skotlandia, tempat dia menghabiskan sebagian besar musim panas.
Ratu naik tahta menggantikan ayahnya George VI yang meninggal pada 1952. Padahal Elizabeth dan ayahnya tidak terlalu dipertimbangkan menjadi pemimpin Kerajaan Inggris.
Elizabeth II merupakan sosok yang akan dikenang sejarah. Banyak beberapa fakta tentang dirinya yang tidak ada salahnya diketahui publik. Berikut lima fakta seputar Ratu Elizabeth II:
Baca juga: Skeptis dengan Meghan Markle? Faktanya Rasialisme Mengakar di Inggris
1. Ratu Elizabeth II Merupakan Pemimpin Terlama Kerajaan Inggris
Elizabeth II yang naik tahta di 1952 pada usia dua tahun. George VI meninggal di malam hari karena trombosis koroner pada usia 56 tahun. Elizabeth tidak memiliki saudara laki-laki dan ia anak pertama, sehingga dia berhak mendapatkan gelar sebagai Ratu Kerajaan Inggris.
Ratu Elizabeth II memimpin Kerajaan Inggris selama tujuh dekade, sehingga disebut sebagai penguasa terlama Kerajaan Inggris. Elizabeth II menjadi penguasa monarki terlama kedua dalam sejarah, setelah Louis XIV dari yang memimpin Kerajaan Perancis selama 72 tahun.
2. Sangat Menyukai Anjing Welsh Corgi
Elizabeth II terkenal dengan kecintaannya akan anjing, khususnya ras Welsh Corgi. Pada ulang tahun ke-18, ia diberi hadiah anjing Corgi bernama Susan. Dari Susan inilah Elizabeth II mengembangbiakkan Corgi hingga dia memiliki 30 anjing lainnya. Bahkan Ratu membuat ras baru bersama adiknya Putri Margaret, yaitu dorgi, perkawinan silang antara Corgi dan Dachshund.
Kecintaan Ratu pada anjingnya ditunjukan pada makanannya, karena makanan dia dibuat oleh koki kerajaan. Melansir dari artikel Woman & Home: The luxury menu served to the Queen’s corgis revealed by royal chef (Laura Harman) salah satu mantan koki Ratu, Darren McGrady, mengatakan anjing Ratu memiliki menu sendiri yang disiapkan oleh koki kerajaan. Bahkan kedua cucunya Pangeran William dan Pangeran Harry ketika mengunjungi Ratu di Kastil Windsor, mereka akan berburu dan hasil buruan disajikan kepada Corgi.
Baca juga: Jokowi dan Citra Keluarga Harmonis: Warisan Kolonialisme dan Orde Baru
3. Elizabeth II Tidak Memiliki Paspor dan SIM
Elizabeth II suka mengemudikan mobil sendiri, walau tidak memiliki SIM. Menjadi Ratu Kerajaan Inggris membuat ia mendapatkan pengecualian. Ia tak perlu memiliki SIM bahkan paspor.
Mengutip dari situs resmi keluarga kerajaan dijelaskan: “Karena paspor Inggris diterbitkan atas nama Yang Mulia, Ratu tidak perlu memilikinya.” Faktanya, semua anggota garis keturunan ratu lainnya, termasuk putranya Pangeran Charles, memiliki paspor.
Kecintaan Ratu pada mobil sudah terlihat sejak dia remaja. Saat Perang Dunia II ia kukuh untuk bergabung menjadi tentara dan belajar mengemudi sebagai mekanik untuk Auxiliary Territorial Service (bagian tentara Angkatan Darat Inggris untuk perempuan).
4. Menjadi Kepala Negara Persemakmuran
Negara Commonwealth (Negara Persemakmuran) menurut situs resmi The Commonwealth adalah asosiasi sukarela berbagai negara di dunia yang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Inggris. Dengan kata lain, ini adalah asosiasi negara yang pernah dijajah oleh Kerajaan Inggris yang sudah merdeka.
Sebanyak 56 negara dalam asosiasi memiliki tujuan bersama dengan Kerajaan Inggris dan negara Persemakmuran. Asosiasi Persemakmuran diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Persemakmuran, dan untuk memajukan kepentingan bersama mereka secara global.
Asosiasi dibentuk pada 1926 sebagai bagian dari Deklarasi Balfour. Asosiasi dari Negara Persemakmuran berdiri sebelum adanya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), sehingga bisa disebut organisasi politik tertua di dunia.
Deklarasi Balfour memiliki tujuan untuk membuat serikat antara semua negara di bawah kekuasaan Inggris. Negara Persemakmuran berjanji setia kepada raja atau ratu Inggris.
Baca juga: Riset: Wajah Ketimpangan Indonesia Warisan Zaman Kolonial Belanda
5. Disebut Penjajah oleh Senator Parlemen Australia
Sejarah Kerajaan Inggris adalah sejarah penjajahan. Dari Mesir, Uni Emirat Arab, Cina, hingga Indonesia, semua dijajah oleh Kerajaan Inggris. Mereka tidak hanya dikritik karena melakukan penjajahan, tetapi rasisme, perbudakan, dan perdagangan manusia.
Pada Agustus lalu, perempuan Aborigin Lidia Thorpe, menyebut Ratu Elizabeth II sebagai ratu penjajah pada sumpah untuk setia kepada raja atau ratu Inggris untuk dilantik menjadi senator. Dari video Global News, terlihat Parlemen Australia dibuat gempar karena perkataan Thorpe.
“I sovereign, Lidia Thorpe, do solemnly and sincerely swear that I will be faithful and I bear true allegiance to the colonizing Her Majesty Queen Elizabeth II.”
Thorpe saat mengucapkan sumpahnya mengangkat tangan kanan sebagai bentuk black power salute. Ia tidak mau bersumpah untuk melayani ratu Inggris, yang masih menjadi kepala negara di sejumlah bekas koloni Inggris, termasuk Australia dan Kanada.
Tindakan Thorpe ini menuai protes dari senator lainnya. Sue Lines, pemimpin senat saat itu meminta Thorpe untuk mengucapkan sumpah. Senator lainnya juga meneriaki Thorpe jika tidak mengucapkan sumpah yang benar.
Thorpe akhirnya mengucapkan sumpah seperti yang tertulis, menghilangkan “penjajahan” pada bacaan keduanya. Setelah insiden itu, Thorpe tetap teguh pada pendiriannya dan berkicau di di Twitter “Sovereignty never ceded.” Pada unggahan Instagram National Indigenous Television, Thorpe menekankan, perkataannya adalah fakta.
“Sejujurnya, Ratu adalah seorang penjajah. Itu fakta.”