Selain
manga dan
manhwa, saya juga membaca komik-komik asal Cina yang sering disebut dengan
manhua. Sama seperti komik lain, ketika membaca
manhua pun saya tidak terlalu memilih genre: Jika menarik, comot langsung.
Manhua secara harfiah berarti komik-komik Cina, yang diproduksi di wilayah itu. Kata
manhua sendiri mulanya digunakan dalam lukisan pelukis Cina pada abad ke-18. Setelah itu, di 1925, pelukis Cina dan pionir dari
manhua, Feng Zikai, memperkenalkan kembali istilah tersebut ke masyarakat Cina, lewat kartun yang ia buat, yang berjudul
Zikai Manhua, yang terbit di
Wenxue Zhuobao.
Makin hari, cerita
manhua sudah semakin beragam dan lebih berani menelanjangi hal-hal tabu dalam masyarakat, terutama di Cina daratan. Salah satu genre yang tengah saya eksplorasi adalah genre
yuri atau cerita-cerita percintaan antara sesama perempuan.
Situasi Komunitas LGBTI di Cina
Bicara
manhua yuri, tak
afdol jika tak menyinggung kondisi komunitas LGBTI di Cina. Dilansir dari
South China Morning Post, di Cina daratan, homoseksualitas sudah didekriminalisasi pada 1997. Sebelumnya, hubungan seks konsensual antara individu sama jenis dikategorikan sebagai tindakan melanggar hukum, ganjarannya penjara hingga eksekusi. Meski sudah didekriminalisasi, masih banyak individu LGBTI yang ditekan dan dipersekusi gara-gara identitas mereka, apalagi jika mereka sudah melela sejak lama.
Salah satu contoh, dikutip dari laporan HRW (2017), walaupun pada 2001, asosiasi psikiatri Cina sudah mengeluarkan homoseksualitas dari daftar penyakit mental, masih ada rumah sakit umum dan klinik kesehatan yang menyediakan layanan
terapi konversi, yang mengklaim dapat membuat individu LGBT kembali normal.
Selain itu, dikutip dari
BBC, baru-baru ini terjadi aksi sensor dan penghapusan akun-akun dalam Wechat, sebuah akun media sosial dari Tencent. Akun-akun yang mengalami sensor tersebut adalah akun yang membahas tentang isu-isu LGBTI dan kesetaraan yang sebagian besar dikelola oleh mahasiswa.
Penghapusan akun-akun tersebut tidak didasari alasan yang jelas, pihak pengelola hanya menyebutkan, akun tersebut telah melanggar regulasi internet, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Tindakan sensor seperti ini merupakan contoh terbaru bagaimana intoleransi terhadap komunitas
LGBTI meningkat di Cina.
Walaupun situasinya memang tidak 100 persen aman dan masih banyaknya stigma terhadap komunitas LGBTI di tengah masyarakat, para
manhuajia ini tetap berkarya menyuarakan keresahan mereka. Salah satunya lewat cerita-cerita yang mengangkat tema percintaan sesama perempuan atau lesbian. Berikut beberapa
manhua bertema yuri, yang tak hanya menarik tapi juga kritis dan kocak:
Mojito (2019)
Manhua yuri ini berkisah tentang model yang baru merintis karier, Simone, dan kekasihnya seorang pengacara. Kendati sudah lama menjalin hubungan, mereka harus berjalan secara diam-diam dengan alasan pekerjaan dan Simone belum
melela ke orang tuanya.
Suatu hari, seseorang mengambil fotonya yang tengah mencium Marissa di pinggir jalan, dan foto itu dengan mudahnya viral di internet. Akibatnya, semua pihak menekan Simone untuk putus dengan Marissa. Namun, terlepas dari tantangan yang mereka hadapi saat ini, keduanya tidak mau menyerah dan terus mencari cara untuk memperlihatkan bahwa cinta itu bisa berbentuk seperti apapun.
Tamen de gushi (2015)
Pertama kali membaca
manhua yuri ini, saya tidak berhenti tertawa karena penuh humor.
Manhua yuri Tamen de gushi merupakan karya dari komikus Tan Jui, dan bercerita tentang kehidupan percintaan remaja perempuan SMA Qiu Tong dan Sun Jing.
Keduanya merupakan karakter yang sangat berbeda, Qiu Tong perempuan ceria, feminin, dan malu-malu, sedangkan Sun Jing perempuan yang supel, agak kasar, dan juga tomboi. Walaupun ceritanya dibungkus sangat santai, beberapa isu di luar percintaan Qiu tong dan Sun Jing yang menurut saya menarik adalah bagaimana Qiu tong menghadapi rasa kesepian akibat dari kondisi orang tuanya yang
bercerai.
Manhua Yuri dengan Cerita yang Kompleks: Alice and Chun (2020)
Kesan pertama saya ketika pertama kali membaca
manhua ini cuma satu: Ceria. Sepintas, konfliknya pun biasa-biasa saja, tetapi, saat lanjut ke bab berikutnya, rasanya plot cerita semakin dalam dan kompleks.
Demi bertahan hidup, Bai Chun remaja perempuan yang berasal dari negeri Timur, rela menjadi ‘manekin hidup’ untuk Ratu Alice di negeri Barat. Sebagai seorang manekin, Bai Chun harus rela menjadi “boneka” sang ratu, dan melakukan apapun yang diminta oleh Ratu, termasuk memakai aksesoris dan baju yang ratu sukai.
Awalnya, Bai Chun hanya fokus untuk mencari uang saja, namun, ternyata, ketika ia ingin berhenti dari pekerjaan ini, Chun tak sengaja terlibat dengan orang-orang yang tengah berkonspirasi untuk memperebutkan kekuasaan di negeri Barat.
Manhua Yuri dengan Plot Cerita Unik: Couple of Mirrors (2021)
Berlatar periode 1912-1928,
manhua yuri ini bercerita tentang penulis terkenal asal Shanghai, Xu Youyi yang tengah berada pada masa keemasannya. Bisa dibilang hidup Youyi sangat sempurna, ia memiliki sahabat yang baik serta suami tampan dan setia.
Akan tetapi, ternyata hidup sempurna itu hanyalah ilusi yang diciptakan oleh suami dan sahabatnya yang setelah itu diketahui berselingkuh di belakang Youyi.
Hati Youyi pun sangat hancur, namun tak lama setelah itu ia bertemu dengan Yan Wei, mantan
sniper yang saat ini beralih profesi menjadi fotografer. Mereka dengan mudah akrab satu sama lain, namun ketika mereka semakin dekat, tantangan yang dihadapi pun semakin banyak, mampukah keduanya menolong satu sama lain?