‘Wife Guy’, Laki-laki yang Senang Pamer Pernikahan di Medsos
Adam Levine, Rizky Billar, dan Ned Fulmer adalah contoh ‘wife guy’. Mereka menunjukkan rasa sayang pada istri dengan posting di medsos. Pertanyaannya, apa yang bikin warganet menyukai mereka?
Dua minggu belakangan, mungkin kamu menyimak huru-hara di internet soal selebriti (seleb) yang selingkuh dari istrinya. Mulai dari Adam Levine, Reza Arap, juga bintang The Try Guys, Ned Fulmer. Bahkan yang terbaru, dugaan kasus perselingkuhan yang menyeret artis Tanah Air, Rizky Billar.
Menanggapi perselingkuhan itu, enggak sedikit warganet berkomentar, mereka nggak menyangka para seleb ini tega menduakan istrinya. Bahkan, ada yang mengungkapkan kasus-kasus tersebut semakin menjadi alasan untuk enggak percaya dengan laki-laki.
“Ned Fulmer from the try guys cheating on his wife after his entire personality for years was loving his wife is the exact reason i do not trust men,” kata akun @candiedlinds di Twitter.
Ada juga yang mengatakan, perempuan seperti Behati Prinsloo—notabene model Victoria’s Secret—bisa jadi korban perselingkuhan. Dengan kata lain, ada kemungkinan perempuan mana pun berada di posisi yang sama dengan Prinsloo.
Mungkin sebagian orang menganggap, enggak seharusnya perselingkuhan figur publik dilihat seperti masalahnya sendiri. Dalam arti memosisikan diri sebagai korban perselingkuhan dan punya trust issue.
Namun, yang perlu disorot adalah bagaimana para seleb laki-laki itu menampilkan citra wife guy di media sosial. Amanda Hess, penulis The New York Times, mendefinisikan wife guy sebagai laki-laki yang senang menunjukkan pernikahannya kepada publik. Termasuk betapa beruntungnya dia menjadi suami dari perempuan yang luar biasa.
Karakteristik tersebut yang ditunjukkan deretan public figure di atas. Adam Levine misalnya. Ia kerap posting foto-foto bersama Prinsloo, atau mendedikasikan sebuah unggahan khusus untuknya.
Salah satunya ketika Prinsloo berulang tahun ke-30. Di unggahan itu, Levine menuliskan caption berikut: “The Queen turns 30 today. She’s a legend. She’s THE baddest. In just a few years we have laughed and loved harder than most. I wake up every morning thankful that it wasn’t all a dream. Here’s to a thousand more years. I love you @behatiprinsloo with everything I got.”
Enggak lupa, pada 2018 Levine juga melibatkan istri dan anaknya dalam video klip “Girls Like You”. Ternyata empat tahun kemudian, ia ketahuan sexting di direct message Instagram dengan seorang model.
Tindakan yang dilakukan Levine itu dinilai menggemaskan oleh warganet. Mereka memuji Levine sebagai suami idaman, hubungannya adalah relationship goals, dan beruntungnya sang istri memiliki suami yang menyayanginya.
Pertanyaannya, apa yang membuat warganet senang memuja wife guy?
Baca Juga: Awkarin dan Balada Pamer Pacar di Era Medsos
Alasan Warganet Menyukai Wife Guy
Tak dimungkiri, warganet sering menilai kehidupan pribadi seleb lebih menarik. Terlebih urusan hubungan asmara, yang biasanya menyangkut seleb lainnya. Hal itu karena mereka menjadikan sosok tersebut sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga harapan supaya bisa memiliki pasangan, atau kualitas hubungan sedemikian rupa.
Selain karena sorotan infotainment terhadap privasi mereka, figur publik sendiri melibatkan warganet dalam kehidupan pribadinya. Contohnya lewat unggahan di media sosial, atau konten Youtube, seperti dilakukan Ned dan Ariel Fulmer. Pada 2018 silam, mereka mengumumkan kehamilan lewat sebuah video—bahkan “mengajak” penggemar melihat hasil sonogram kandungannya.
Lebih dari itu, ketika bekerja sama dengan Target—department store asal Amerika Serikat—Fulmer mengajak istrinya dalam produksi sebuah video. Tahun lalu, mereka juga berkolaborasi membuat buku resep masakan The Date Night Cookbook (2021).
Secara tidak langsung, Fulmer sendiri yang membangun citra wife guy yang kini melekat pada dirinya. Ketika membuka profil Instagramnya, siapa pun juga akan langsung menilai karakter tersebut. Sebab, Fulmer menyematkan status sebagai suami Ariel pada bionya. Hal-hal tersebut menambah poin plus bagi warganet, yang menilai Fulmer sebagai seorang wife guy dan family man.
Enggak masalah kalau warganet senang dengan seleb yang notabenenya adalah wife guy. Mungkin ada sesuatu yang bisa dipelajari, atau ditiru dari cara mereka memperlakukan pasangan. Mungkin juga mereka mengharapkan sosok wife guy sebagai pasangan idaman, karena bisa mengekspresikan rasa sayangnya di hadapan publik.
Terapis asal New York, Kimberly Hershenson pun, menyebutkannya dalam wawancara bersama SheKnows. “Harapan itu biasanya muncul ketika orang lain punya sesuatu yang kita inginkan,” jelasnya.
Alhasil, kehidupan orang-orang terkenal itu membuat seseorang memiliki harapan tentang hidupnya sendiri. Termasuk loyalitas dalam hubungan. Pasalnya, jika merujuk pada Badan Pusat Statistik (BPS), angka perceraian pada 2020 mencapai 291.677 kasus, yang mana meningkat selama lima tahun sejak 2015.
Padahal, loyalitas merupakan salah satu aspek penting dalam hubungan. Dalam tulisannya di Verywell Mind, penulis Sanjana Gupta menjelaskan, loyalitas dapat membentuk ikatan yang lebih kuat dalam hubungan. Pun dapat ditunjukkan lewat kejujuran, saling menghargai, apresiatif, dan suportif.
Kenyataannya, poin-poin tersebut sering terlihat dalam unggahan seleb, yang memamerkan hubungannya di media sosial. Karenanya, warganet mencontoh dan menginginkan pasangan seperti Levine dan Fulmer—sebelum keduanya ketahuan berselingkuh.
Baca Juga: Dear Para Suami, Mencintai Istri Berarti Memerdekakannya
Setop Mengglorifikasi Kasih Sayang dalam Relasi
Saya enggak menampik kalau unggahan wife guy di media sosial memang menggemaskan. Misalnya pilihan foto dan caption Ryan Reynolds yang konyol, hampir di setiap unggahannya tentang Blake Lively. Begitu juga dengan Andrew White yang tampaknya sangat menghargai dan menyayangi Nana Mirdad.
Salah satunya yang ditunjukkan lewat unggahan Instagramnya pada 2019. Andrew memuji Nana sebagai ibu, juru masak, dan pasangan yang luar biasa. Enggak lupa, ia juga meluapkan rasa sayangnya.
Dikarenakan imej sedemikian rupa yang ditampilkan di media sosial, warganet pun mengungkapkan kekagumannya terhadap para wife guy seperti Andrew dan Reynolds. Mereka ingin diapresiasi pasangannya, punya hubungan yang saling menghormati, hingga karakter pasangan yang humoris.
Sayangnya, hal itu bikin mereka sering lupa, kalau yang dilakukan adalah bentuk glorifikasi terhadap laki-laki yang melakukan bare minimum: Menghargai, bisa berempati, menyayangi pasangan, berbagi tugas rumah tangga, dan enggak menyiksa pasangannya atau siapa pun.
Padahal kalau melihat unggahan Andrew tersebut, sebenarnya itu enggak lebih dari ungkapan syukur atau terima kasih atas kehadiran Nana dalam hidupnya. Sesuatu yang seharusnya bisa diutarakan oleh siapa pun terhadap pasangannya. Masalahnya, enggak semua orang melakukan hal yang sama atau tahu cara mengekspresikan perasaannya.
Di sisi lain, perempuan masih mudah tersanjung dengan perilaku bare minimum. Sementara perasaan dihargai, dimengerti, serta merasa aman dan nyaman pantas diterima setiap manusia, tanpa memandang perannya dalam hidup orang lain. Hal itu disebabkan oleh perempuan yang kerap menjadi korban kekerasan seksual, atau aware bahwa posisinya di masyarakat belum cukup aman.
Ini enggak jauh berbeda dengan glorifikasi yang dilakukan, ketika melihat laki-laki melakukan pekerjaan domestik. Adanya beban ganda yang ditanggung perempuan menjadi penyebabnya. Selain mencari nafkah, mereka masih mengerjakan tugas rumah tangga, sedangkan laki-laki belum tentu melakukannya.
Baca Juga: Romantis Tak Melulu Seperti di Film atau Media Sosial
Dengan mengglorifikasi laki-laki yang melakukan bare minimum, perempuan telah menetapkan standar rendah untuk laki-laki. Sementara seharusnya mereka melakukan tindakan yang lebih baik dari itu untuk menghargai perempuan. Ini enggak lepas dari hasil budaya patriarki. Akibatnya, ketika diperlakukan sebagaimana mestinya, perempuan mengapresiasi atau merasa spesial atas tindakan tersebut.
Namun, menurut terapis keluarga dan pernikahan, Moraya Seeger DeGeare, berharap untuk diperlakukan secara bare minimum adalah salah satu cara melindungi diri sendiri.
“Kalau perempuan nggak punya ekspektasi yang tinggi, mereka enggak akan jatuh begitu dalam ketika enggak diperlakukan sebagaimana mestinya,” ungkapnya kepada Refinery29.
Kendati demikian, bukan berarti perempuan layak untuk mengharapkan pasangan yang tindakannya sekadar bare minimum. Mungkin, memenuhi itu bisa jadi salah satu kriteria yang dicentang apabila terpenuhi. Sebab setiap perempuan pantas diperlakukan lebih dari itu.
Karena itu, wife guy enggak seharusnya mendapatkan apresiasi berlebihan. Mereka hanya melakukan perannya sebagai pasangan yang baik, dan enggak luput dari kesalahan. Lagi pula, ketika wife guy yang didambakan bertindak enggak seperti citranya di publik—seperti Levine dan Fulmer, ujung-ujungnya kita akan mempertanyakan: apa masih ada laki-laki yang setia dan bisa dipercaya?