Korean Wave

7 Film Romantis Korea Sepanjang Masa

Film-film ini sangat tepat untuk kamu saksikan ketika ingin bersantai dan menikmati tayangan ringan.

Avatar
  • August 18, 2021
  • 7 min read
  • 938 Views
7 Film Romantis Korea Sepanjang Masa
Sebagai seorang perempuan yang berpenampilan tomboi, banyak orang-orang di sekitar saya yang tidak percaya bahwa salah satu genre film favorit saya adalah romcom atau romantic comedy, dan yang paling saya sukai adalah film romantis Korea.  “Wah seriusan lu suka romcom? Enggak cocok banget sama penampilan,” ujar salah satu teman saya.  Wah, dikiranya film-film romantis itu enggak menarik karena membahas cinta saja? Padahal, banyak loh, film romantis yang juga membahas isu sosial sekaligus melingkupi permasalahan hati. Saking cintanya dengan genre ini, saya sering mencari film-film romantis Korea terbaru yang plotnya menarik. Biasanya, saya memang picky sih, dalam memilih film. Cuma, ada beberapa pengecualian kalau memang aktor dalam film itu adalah aktor favorit saya. Nah, berikut ini beberapa film romantis Korea yang tak hanya bercerita tentang hubungan percintaan saja, tetapi juga memuat isu keluarga, standar kecantikan yang menyebalkan, hingga kesehatan mental. 

Crazy Romance (2019)

Patah hati karena ditinggal calon tunangan memang bukan perkara yang mudah untuk dijalani, dan sialnya Jae-Hoon (Kim Rae-Won) harus mengalami hal ini. Sudah satu bulan berlalu sejak Jae-Hoon putus dari sang kekasih. Hari demi hari, hatinya masih berharap sang pacar membalas chat-nya. Ditambah ia sering mabuk-mabukan, hidupnya menjadi semakin berantakan.   Baca juga: Memeluk Dunia Abu-abu Para Perempuan di Film Korea ‘I’ Sementara itu, Sun Young, seorang pegawai baru di perusahaan Jae-Hoon baru saja putus dari cowoknya yang berselingkuh. Berbeda dari Jae-Hoon, Sun Young terkesan biasa saja dengan hubungannya yang karam. Ia pun terkesan dingin terhadap laki-laki yang berada di sekitarnya, termasuk Jae-Hoon.  Saat Sun Young dan Jae-Hoon mulai bekerja bersama, perlahan-lahan tumbuh perasaan suka di antara keduanya. Walaupun terlihat memiliki alur yang biasa banget, nilai plus dari film romantis Korea ini adalah hubungan percintaan orang-orang berusia 30-40an yang jarang diangkat dalam film Korea. Isu yang diangkat di dalamnya pun terasa relevan seperti ekspektasi masyarakat yang menuntut orang-orang segera menikah di usia tersebut sebab takut nanti “kedaluarsa”.

Tune in for love (2019)

Jika saya disuruh memilih dua kata untuk film romantis ini, saya akan memilih kata slow burn. Pasalnya, plot dari film ini berjalan perlahan namun pembangunan konfliknya sungguh apik. Naskah film romantis Korea ini terdiri dari beberapa periode yakni tahun 1994, 1997, 2000, hingga 2005. Tune in Love berkisah tentang perempuan bernama Mi Soo dan laki-laki bernama Hyun Woo, yang sama-sama bekerja di kedai roti milik Mi Soo. Keduanya mulai saling menyukai, namun harus terpisah karena sesuatu hal. Kisah cinta mereka begitu bikin geregetan sebab keduanya benar-benar saling peduli dan cinta terhadap satu sama lain, namun ada saja halangan yang merintangi keduanya.   Jika kamu penggemar kisah cinta dengan plot yang supersantai dan bikin geregetan ini, Tune in Love adalah pilihan yang tepat untuk kamu masukkan dalam daftar tontonanmu.

Film Romantis Korea Adaptasi Novel: Be With You (2018)

Sejujurnya, saya tipe orang yang gampang banget menangis ketika menonton film-film romantis seperti Be With You. Film ini mengajarkan saya tentang bagaimana menjalani hari-hari setelah ditinggal pergi untuk selamanya oleh pasangan, dan di satu sisi kamu harus tetap kuat untuk anakmu.  Baca juga: 4 Sutradara Perempuan Tombak Perfilman Korea Selatan Film ini diadaptasi dari film asal Jepang dengan judul sama, yang diangkat dari novel karya penulis Takuji Ichikawa. Kisah ini bermula dari pesan terakhir Soo-ah (Son Ye-jin) sebelum ia meninggal dunia bahwa ia akan kembali pada suaminya, Woo-jin (So Ji-sub) satu tahun lagi saat musim hujan tiba. Ajaibnya, hal itu terjadi dan suatu hari ketika tengah menjelajah desa dengan anaknya, Woo jin menemukan Soo-ah tidak sadarkan diri di sebuah terowongan kereta. Akan tetapi, saat Soo-ah terbangun, perempuan itu sama sekali tidak mengingat kedua orang paling berarti di hidupnya. Untuk mengingat kembali memori-memori bersama dengan mereka, Soo-ah pun tinggal lagi bersama Woo jin dan anak mereka. Rumah itu pun kembali ramai dan hangat, namun sedihnya, hal itu tak bisa berjalan lama, sebab Soo-ah harus meninggalkan keluarganya ketika musim hujan selesai.  

The Princess and The Matchmaker (2018)

Jika jaman now orang-orang mencari jodoh lewat dating apps, di zaman Dinasti Joseon, baik laki-laki maupun perempuan mengandalkan mak comblang atau matchmaker untuk menentukan jodoh mereka yang tepat.  Tugas seorang matchmaker tidak main-main, loh. Mereka perlu memastikan beberapa hal sebelum menjodohkan seseorang, salah satu faktor yang paling menentukan adalah tanda-tanda keharmonisan pernikahan seseorang.  Nah, film ini bercerita tentang seorang putri bernama Songhwa (Shim Eun Kyung), yang menolak untuk menikahi laki-laki yang tanda-tanda keharmonisan pernikahannya cocok dengan Songhwa. Ada empat laki-laki yang menjadi kandidat suami Songhwa, namun Songhwa tetap ingin mencari jodohnya sendiri.  Di lain pihak, Seo Do- Yoon (Lee Seung-Gi), adalah mak comblang andal yang diberi kesempatan untuk membaca tanda-tanda keharmonisan dari Tuan Putri Songhwa dan empat kandidat suaminya. Ia berusaha untuk membantu sang putri menemukan jodoh yang tepat, namun sang putri justru bertindak sebaliknya. Akankah keduanya berhasil mencari pasangan sejati sang putri?

Film Romantis Korea Jatuh Cinta Pada Sahabat Sendiri Love Forecast (2015)

Jatuh cinta sama sahabat sendiri kayaknya plot paling cheesy namun tetap menjadi favorit banyak orang. Nah, tema ini juga diangkat oleh film romantis Korea, Love Forecast, salah satu film romcom yang dibintangi oleh Lee Seung-Gi. Film ini berkisah tentang dua sahabat Kim Hyun-woo (Moon Chae-won), seorang reporter cuaca yang cantik dan elegan, dan sahabat baiknya Kang Joon-soo (Lee Seung Gi), seorang guru sekolah dasar. Mereka sudah bersahabat selama 18 tahun, dan Joon-soo secara diam-diam jatuh cinta terhadap perempuan itu. Sebagai seorang sahabat baik, Joon Soo selalu ada di samping perempuan itu, baik saat senang maupun sedih. Joon-soo juga tahu sifat asli Hyun woo dan menerima perempuan itu apa adanya. Ketika Joon-soo mengutarakan cintanya pada Hyun Woo, perempuan itu mengatakan bahwa ia tidak memiliki ketertarikan apa-apa pada Joon-soo.  Joon-soo pun bertekad untuk kembali membuat Hyun Woo menyadari perasaannya. Namun kendalanya, ia juga harus sabar-sabar melihat Hyun Woo yang juga tengah dekat dengan dua orang laki-laki lain. 

Film Romantis Korea Tentang Standar Kecantikan 200 Pounds Beauty (2006)

Dunia entertainment Korea Selatan memang sangat kejam, apalagi terhadap perempuan yang memilih untuk menjadi idol. Dengan standar kecantikan supertinggi, industri hiburan Korea Selatan menuntut para perempuan calon idol ini untuk tampil cantik, imut, bertubuh langsing, dan serbabisa. Karena standar yang tidak adil inilah, Han-Na (Kim A-joong) seorang perempuan yang sangat berbakat dalam bernyanyi namun bertubuh besar tidak bisa menjadi seorang penyanyi pop. Han-Na pun hanya dapat menjadi menjadi seorang ghost singer untuk penyanyi perempuan terkenal, Amy (Ji Seo-Yun) yang sebetulnya tidak bisa bernyanyi. Ketika Han-Na bekerja untuk studio Amy, perempuan itu jatuh cinta pada produser musik, Amy, Sang-Joon (Joo Jin-Mo). Sayangnya, cinta itu bertepuk sebelah tangan.  Baca juga: ‘Kim Ji-young, Born 1982’ di Tengah Gerakan #MeToo Korea Selatan Suatu hari, karena insiden yang membuat hati Ha-na sangat terluka, perempuan bertubuh besar itu akhirnya berhenti menjadi ghost singer dan memutuskan untuk menghilang selama satu tahun. Kemudian, seorang idol perempuan pendatang baru menarik banyak perhatian masyarakat termasuk Sang-Joon. Siapa sangka, bahwa sang idol cantik itu ternyata adalah Han-Na yang sudah menjalani beragam operasi plastik untuk menjadi cantik.

I Am a Cyborg and That’s Okay (2006)

Young Goon (Lim Soo-Jung) mempercayai bahwa dirinya adalah seorang cyborg. Ketika bekerja di sebuah pabrik pembuatan baterai, Young Goon memutuskan untuk mengisi energi tubuhnya layaknya mengisi sebuah baterai ponsel yang harus di-charge dengan disambungkan ke listrik. Young Goon pun melukai kedua lengan tangannya dan akibatnya, ia dilarikan ke rumah sakit jiwa.  Di rumah sakit jiwa itu, Young Goon hanya mengisi waktunya dengan mendengarkan radio, berbicara pada mesin penjual otomatis, dan ketika makan siang tiba, ia hanya menjilat baterai sembilan volt alih-alih memakan makanan manusia. Hari-hari Young Goon pun berubah ketika ia bertemu dengan Il-Sun (Rain), seorang laki-laki yang juga pasien di rumah sakit itu. Keduanya pun entah mengapa langsung memiliki ikatan yang kuat karena keanehan dari masing-masing individu. Akan tetapi, akibat tingkah Young Goon yang menolak untuk makan, ia pun menderita malnutrisi dan harus terbaring lemah di tempat tidur. Il -Sun yang melihat keadaan perempuan itu pun mencari cara untuk menyelamatkannya. 

#waveforequality


Avatar
About Author

Jonesy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *