Community Update

‘PINOT’, Buku Kumpulan Karya Seni Piksel dari Pinot

PINOT adalah buku yang berisi kumpulan karya seni piksel dan lainnya dari illustrator dan animator Wahyu Ichwandardi (Pinot).

Avatar
  • September 13, 2024
  • 2 min read
  • 610 Views
‘PINOT’, Buku Kumpulan Karya Seni Piksel dari Pinot

Pada Juni 2022, seniman piksel, illustrator dan animator Wahyu Ichwandardi atau lebih dikenal dengan Pinot menderita stroke hemoragik pontin. Ia sempat koma selama dua minggu dengan persentase bertahan hidup atau menjalani kehidupan normal yang rendah. Meski sekarang harus menjalani keseharian sebagai penyintas stroke, tapi semangat Pinot untuk berkarya tak pernah berhenti.

Ia belajar menggunakan tangan non-dominan dan terus memakai komputer Amiga 1000 tahun 1985 dan Macintosh Plus (1986) miliknya. Dari sana lah Pinot membuat buku terbarunya, PINOT, yang disebut juga sebagai bagian dari terapi pemulihan juga. Piksel demi Piksel. PINOT pun akan diluncurkan di Dover Street Market, New York, pada Sabtu 14 September mendatang.

 

 

Baca juga: Girls Summit 2024: SDG’s 2030 Tertinggal, Investasi Hak Perempuan Muda Harus Dikejar

Pinot sendiri enggak hanya bisa menggambar, tapi bisa membuat lukisan dan animasi di ponsel Nokia, PalmPilot, ZX Spectrum, Apple Mac klasik hingga gim konsol Nintendo (Mario Paint!). Pengerjaannya memakan waktu berhari-hari, bahkan sampai berminggu.

Satu hal unik dari PINOT adalah kawat yang jadi jilidan dengan sampul tebal yang kaku. Tak hanya karya seni Pinot, buku tersebut akan berisi banyak buku flip, kertas-kertas Post-it serta rangkaian ilustrasi langkah demi langkah.

Ada sekitar 200 ilustrasi karya seni Pinot yang ditampilkan di sini. Salah satunya adalah Flatiron in Black and White (2018) dan The Construction of Empire State Building from 1929-1930 (2019). Mereka dibuat dengan komputer Macintosh 128K dan aplikasi grafis Mac Paint 1.5.

Kemudian ada sepotong karya Flatiron in Color (2021) yang sudah diwarnai menggunakan komputer Amiga 1000 keluaran Commodore dan aplikasi grafis Deluxe Paint IV. Karya ini bisa dinikmati pada satu halaman penuh di dalam buku.

Bahkan ada gambar yang dibuat dengan menggunakan konsol game Super Nintendo dengan game video Mario Paint!

5th Avenue Washington Square Park. Super Nintendo/Mario Paint, 2022

Pinot berharap, melalui PINOT, bisa menginspirasi banyak orang untuk dapat berkarya, terlepas dari keadaan, kemampuan finansial, atau teknologi dari alat yang dipakai.

Baca juga: ‘Rumpang. Rimpang. Rampung’: Cara Lain Melihat Indonesia

“Pensil, kertas, pena, dan piksel adalah alat utama saya. Dengan cara apapun, semuanya adalah tentang akal, sebuah karunia Tuhan yang harus Anda pelihara dan kembangkan. Saya mengagumi teknologi tua, yang telah mengajari bukan hanya saya, tetapi juga anak-anak saya tentang “proses” dan untuk bersyukur atas “keseketikaan” alat berteknologi modern,” ucap Pinot dalam rilis resmi yang diterima Magdalene.

Ia juga menambahkan, sebagai seniman generasi baru, keterbatasan tersebut menginspirasinya untuk berkarya tanpa terburu-buru. Karena balik lagi, semua itu adalah taman bermain untuk belajar sabar, tekun, mengenal diri sendiri dan mimpi yang dimilikinya.



#waveforequality


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *