Usia menjadi komoditas yang sangat penting untuk idola K-pop. Pasalnya, kemudaan menawarkan kekuatan fisik, stamina, dan kecantikan yang sangat diidamkan oleh industri hiburan Korea Selatan. Wajah mereka yang imut-imut dapat menggaet penggemar dengan mudah, sementara stamina tinggi anak muda diperlukan untuk mengikuti jadwal superketat setelah menjadi idola. Selain itu, jika idola debut di usia remaja, mereka punya banyak waktu untuk mengokohkan namanya di industri. Kesuksesan yang dipupuk sejak masih muda itu juga akan membantu para idola untuk banting setir menjadi aktor sebelum menginjak usia 30-an.
Namun, aspek kemudaan yang membuat idola berlomba-lomba memulai karier itu memiliki satu celah. Mereka tidak harus khawatir tentang usia jika mempunyai paras
baby face atau setidaknya
kecantikan yang sesuai standar Korea Selatan.
Keuntungan itu dirasakan oleh anggota paling tua
BTS, Jin karena dia terkenal dengan visual atau paras yang menarik bagi masyarakat Korea Selatan, khususnya penggemarnya,
ARMY. Selain itu, Jin memiliki keuntungan sebagai idola laki-laki yang tidak harus mengalami
ageism sekeras idola perempuan. Nama BTS yang terkenal secara global pun akan terus mendukung kariernya dalam waktu lama sebagai selebritas di Korea Selatan.
Baca juga: Mengenal Adora, Perempuan Kunci di Balik Kesuksesan BTS
Meskipun begitu, laki-laki berusia 28 tahun itu sering menolak jika pembahasan mulai merembet ke persoalan usia. Jika memang berbicara soal usia, alih-alih menganggapnya serius, Jin yang bernama asli Kim Seokjin itu menjadikannya bahan candaan. Beberapa waktu lalu, dia mengejek badan ‘tuanya’ yang cepat merasa ‘ngilu’ dalam salah satu unggahannya di aplikasi
WeVerse, media sosial khusus untuk interaksi idola dan penggemar. Dia juga sering mengatakan, “Memangnya kenapa kalau tua?” jika anggota BTS lain sudah menyinggung usianya.
Jin juga tidak menjadikan usianya yang sebentar lagi menginjak kepala tiga sebagai alasan untuk berhenti bersenang-senang. Dia tidak takut untuk bersikap kekanakan dalam berbagai episode
Run BTS, semacam
variety show milik BTS, maupun dalam sesi wawancara dengan media asing. Karena sikapnya yang ‘ceria’, ARMY menjulukinya sebagai
fake maknae atau anggota muda yang palsu.
Bagi ketua BTS,
RM, Jin yang suka bercanda dan santai itu sering menjadi
ice breaker di situasi tegang.
“Jin-hyung sangat pintar membuat pembicaraan remeh temeh dan bercanda, terutama untuk orang yang belum dikenal. Dia adalah
ice breaker terbaik. Dia mungkin terlihat sebagai tukang bercanda, tapi dia mengambil peran sebagai kakak dengan sangat baik,” ujar RM dikutip dari
Koreaboo.
Selain itu, menurut
main dancer-nya BTS,
J-Hope, Jin tidak memanfaatkan hierarki usia dalam budaya masyarakat Korea Selatan untuk berlaku semena-mena terhadap anggota lebih muda.
Baca juga: BTS dan Bagaimana Idola Membantu Kesehatan Mental
“Meskipun dia yang paling tua, dia tidak merasa usia menjadi sangat penting. Dia bisa saja memiliki rasa bangga (atau ego) menjadi yang paling tua, tapi nyatanya dia hanya menjadi seorang teman. Dia memiliki peran penting dalam menjaga tim tetap bersatu dan memberi banyak kekuatan untuk tim,” ujar J-Hope menambahkan.
Jin BTS Punya Cita-cita Menjadi Aktor
Jin yang dikenal sebagai anggota paling tua BTS sebenarnya anak bungsu dari dua bersaudara. Kakak laki-lakinya berusia dua tahun lebih tua daripada Jin. Sebelum pindah ke Kota Seoul untuk berlatih menjadi idola, ia tumbuh besar di Kota Gwacheon. Namun, tidak lama kemudian Jin bersama keluarganya pindah ke Seoul saat ia menduduki bangku sekolah dasar. Di kota itu pula, Jin mengenyam pendidikan tinggi di Konkuk University untuk mengejar mimpinya menjadi seorang aktor.
Baca juga: Min Hee-jin, Eksekutif Perempuan di Balik Konsep Unik K-Pop
Saat ia berusia 20 tahun dan masih berstatus mahasiswa, salah satu
casting director dari agensi Big Hit Entertainment menawarkan Jin untuk audisi di perusahaan hiburan tersebut.
Casting director itu ‘memaksa’ Jin untuk mengikuti audisi dan ketika menjalaninya, ia terpilih sebagai
trainee Big Hit Entertainment pada 2011. Mulanya dia ingin berlatih menjadi aktor, tetapi agensi yang sekarang ganti nama menjadi HYBE itu menjadikannya anggota keempat BTS.
Pada tahun yang sama Jin bergabung dengan agensi tersebut, Jungkook juga menjadi anggota terbaru untuk BTS yang sedang dalam proses ‘pematangan’ sebagai grup idola. Dikutip dari
MNews, Jin bertemu
Jungkook yang berusia 15 tahun di ruang latihan. Ketika Jungkook yang menjadi anggota paling muda dan merantau jauh dari keluarganya, Jin kemudian mengambil peran orang tua untuk ‘membesarkannya’.
Melengkapi pernyataan tersebut, media Korea Selatan
Insight menyebut Jin sebagai sosok yang sering mengantar Jungkook ke sekolah karena ia satu-satunya anggota dengan SIM (Surat Izin Mengemudi). Tidak hanya itu, ia juga yang membuatkan Jungkook makanan hingga meminjam peralatan masak dari orang tuanya untuk menjaga adik-adiknya di BTS. Karenanya, tidak heran jika di atas maupun luar panggung, sang
maknae palsu dan
maknae asli sering bercanda dan bertengkar layaknya saudara kandung.
“Sebagai anggota paling tua, saya pikir saya telah merasakan dunia sedikit lebih cepat daripada orang-orang seusia saya, jadi saya pikir saya sudah dewasa. Saya cuma berperilaku sebagai ‘anak-anak’ secara sengaja. Namun, saya merasa sudah dewasa saat teman-teman meminta saran kepada saya,” ujar Jin dikutip dari
South China Morning Post.
Meskipun belum berperan dalam drama atau film, Jin telah menyelesaikan pendidikan di bidang seni dan akting Konkuk University pada 2017. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Hanyang Cyber University bersama kelima anggota BTS lainnya, RM,
Suga, J-Hope,
Jimin, dan
Taehyung.
Ia juga menampilkan kemampuan aktingnya dalam
BTS Reels Love Yourself, semacam film pendek dari BTS yang menjadikan Seokjin pusat dari ceritanya. Selain itu, ia menggabungkan kemampuan akting dan menyanyinya dalam video musik lagu solonya “Epiphany”. Jin bersama Taehyung juga menyanyikan
soundtrack “Even if I Die It’s You” untuk drama sejarah
Hwarang. Selain itu, ARMY dan anggota BTS lainnya juga melihat Jin sebagai pekerja keras karena berusaha untuk meningkatkan kemampuan menarinya.
“Dia memang sering terlihat kekanak-kanakan. Namun soal kinerja, dia akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan hasil yang sempurna. Bahkan jika dia kelihatannya sedang ‘main-main’. Dia selalu bekerja keras supaya dia tidak menjadi beban untuk tim. Saya merasa tersentuh dengan hal itu karena dia membantu tim menjadi lebih baik,” kata Jimin.