Culture Opini Screen Raves

‘Love In The Big City Series’: Hidup Homoseksual di Negara Homofobik

Dalam delapan episode, kita bukan cuma menonton kisah cinta Go Young yang penuh gejolak. Ada juga detail-detail kecut tentang hidup seorang homoseksual di negara homofobik.

Avatar
  • February 16, 2025
  • 6 min read
  • 684 Views
‘Love In The Big City Series’: Hidup Homoseksual di Negara Homofobik

Tak ada yang menyangka kalau adaptasi novel Love In The Big City jadi serial dan film dan dirilis di tahun yang sama. Saya salah satunya. Pertama, karena novel ini membahas tema LGBTQ+—sesuatu yang tidak berani dibawakan industri film dan serial di Korea Selatan. Kedua, karena tahun rilisnya yang sama, yang bisa saja bikin banyak orang kebingungan karena fokus cerita di film dan serial yang berbeda.

Di film—yang fokus pada persahabatan gay dan fag hag, Kim Go-eun dan Noh Sang-yun adalah karakter utama. Sementara dalam series, cerita persahabatan mereka hanya difokuskan dalam dua episode pertama, diperankan Nam Yoon-su sebagai Go Young dan Lee Soo-kyung, yang diperankan Choi Mi-ae.

 

Serialnya, yang terdiri dari delapan episode, lebih senang berfokus pada hidup Go Young sebagai seorang homoseksual di negara homofobik seperti Korea Selatan. Tiap dua episode, kita akan disuguhkan kisah cinta Go Young dengan pria-pria yang pernah mengisi hatinya. Sebuah keputusan produksi yang membawa rasa baru, terutama buat yang sudah menonton adaptasi filmnya.

Kalau versi filmnya membuat saya tersenyum, versi serial ini membuat saya termenung. 

Tonton Video Esai: Love in The Big City: Kenapa F4g H49 dan Laki-laki Gay Sahabatan?

Hidup Seorang Homoseksual di Korea Selatan: Gambaran Janggal yang Jarang Dipotret

Perbedaan besar antara Love In The Big City dengan kebanyakan produk BL (boy’s love) adalah kenyataan bahwa serial ini tidak tertarik untuk meromantisasi situasi. Penonton tidak akan menemukan karakter menggemaskan, stereotipikal yang ada di kebanyakan BL. Banyak momen dalam Love In The Big City yang akan membuat penonton frustrasi (saya lebih dari sekali menggeram melihat kelakuan karakter utamanya) tapi semuanya mempunyai fungsi yang jelas: ini adalah gambaran yang jelas tentang seorang laki-laki homoseksual yang membenci dirinya sendiri.

Go Young mungkin tidak menyadari ini tapi aksi ibunya (Oh Hyun-kyung) yang sangat relijius dan menentang orientasi seksualnya, membentuk dirinya menjadi dirinya yang seperti sekarang. Selama delapan episode, Go Young mencari dan berpetualang mencari laki-laki yang menjadi tambatan hatinya. Tapi ia dengan sengaja melakukan banyak hal untuk menjadikan hubungan tersebut gagal.

Laki-laki pertama yang ia temui adalah Kim Nam-kyu (Kwon Hyuk, yang bermain dalam salah satu BL berjudul The New Employee), seorang fotografer. Go Young bertemu dengan Nam-kyu di sebuah klub setelah paginya bertemu dalam sesi pemotretan. Tanpa pikir panjang Go Young mencium laki-laki itu kemudian menjalin hubungan. Sementara Nam-kyu jatuh cinta setengah mati sampai memberikan cincin untuknya agar mereka bisa eksklusif, Go Young mulai bertanya-tanya apakah dia mau meneruskan dengan cowok yang sangat old fashion ini? Cowok ini sangat safe dan pilihan lagunya memalukan. Go Young yang masih muda memutuskan untuk menghempaskan cowok yang baik-baik ini hanya karena alasan-alasan banal tersebut.

Pria berikutnya adalah No Yeong-su (Na Hyun-woo) yang ia temui di sebuah kelas filsafat. Berbeda dengan Nam-kyu yang langsung dengan mudah menyatakan deklamasi cinta, Yeong-su adalah sebuah tanda tanya. Apakah dia menyukainya? Apakah dia gay? Go Young, seperti kebanyakan orang, beranggapan orang yang misterius adalah orang yang menarik. Maka dikejarlah cowok yang dari awal mengaku kalau dia tidak nyaman menunjukkan status mereka di depan umum. Go Young mengaku bahwa dia cinta setengah mati dengan No Yeong-su tapi cowok tersebut malah menjawab pernyataan itu dengan pertanyaan, “Apakah benar apa yang kita alami kemarin adalah cinta?”

Dari semua laki-laki yang hadir dalam hidup Go Young mungkin yang paling mempengaruhi hidupnya adalah Sim Gyu-ho (Jin Ho-eun), seorang bartender yang siangnya menggunakan waktunya untuk menjadi perawat. Hubungan mereka berjalan dengan sangat baik to the point Go Young merasakan kebosanan. Mereka tidak menyentuh satu sama lain selama berbulan-bulan. Interaksi mereka di apartemen luar biasa anyep. Hal-hal yang dulunya menjadi menggemaskan sekarang menjadi melelahkan. Go Young bahkan sempat mengajak Gyu-ho untuk jalan-jalan dengan upaya aksi ini akan me-restart cinta mereka. Tapi ternyata akhirnya gagal juga karena Go Young bersikukuh bahwa long distance relationship.

Penulis skrip Park Sang-young (mengadaptasi serial ini dari bukunya sendiri) tidak pernah dengan gamblang menjelaskan bahwa hubungan Go Young dengan ibunya mempengaruhi hubungan-hubungannya. Tapi dari aksi Go Young menyabotase sendiri semua hubungannya menunjukkan hal ini. Ia memilih kabur saat ia mendapatkan laki-laki yang secure dan menginginkan dirinya (dua kali, dengan Nam-kyu dan Gyu-ho). Dan ketika rasa penyesalan itu datang, ia sengaja memilih pria yang memang tidak available emotionally (dua kali juga, Yeong-su dan ekspat bernama Habibie yang diperankan Kim Won-joong).

Menariknya, hubungan antara Go Young dan ibunya digambarkan dengan cukup kompleks. Keduanya sama-sama diam soal orientasi seksual Go Young. Go Young tidak membahas hal yang dilakukan ibunya setelah ibunya mengetahui bahwa dia suka laki-laki. Ibunya juga diam saja ketika tahu bahwa sampai dewasa pun Go Young tidak akan pernah berubah. Go Young berusaha selalu ada di momen saat ibunya sakit. Tapi pada saat yang sama, ibunya juga tidak pernah semarah itu meskipun Go Young menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan cowok toxic padahal ibunya sedang sakit keras. Gambaran “menerima” tanpa penggambaran yang dramatis ini terasa sangat realistis yang pada akhirnya membuat Love In The Big City spesial.

Baca juga: ‘Love in the Big City’: Cinta Platonik Antara Seorang Gadis dan Teman Gay-nya

Tak Lupa Merekam Chosen Family Buat Go Young

Tentu saja seperti banyak komunitas LGBTQ+ lain, Go Young pun memiliki chosen family yang menjadi tempatnya untuk bersenang-senang. Mereka adalah Jeon Eun-soo (Jung Chan-young), Park Ji-tae (Do Yu) dan Han Ho-min (Lee Hyun-so). Dalam kebanyakan cerita sejenis, teman-teman Go Young akan menjadi tempat Go Young untuk mencurahkan segalanya. Go Young memang berinteraksi dengan teman-temannya dengan sangat baik dan mereka bisa curhat soal apa saja. Tapi bahkan dalam pertemanan sedekat ini, masih tetap ada rahasia yang masih belum bisa diutarakan. Dalam Love In The Big City, Go Young belum bisa bercerita soal status HIV-nya kepada teman-temannya.

Relationship Go Young bersama teman-temannya menjadi menarik karena meskipun Go Young dekat dengan teman-temannya, mereka bisa membahas pernah tidur atau akan tidur sama siapa, sepanjang serial, Go Young merasakan “sepi”. Ada satu hal dalam hidupnya yang bahkan keramaian teman-temannya dan hingar bingar kota metropolitan tidak bisa menembus hatinya. Dan sepertinya Go Young tidak akan bisa berhasil menemukan obat sepi itu sampai dia berdamai dengan dirinya sendiri.

Seluruh episode telah ditonton untuk menulis ulasan ini

Love In The Big City dapat disaksikan di Netflix



#waveforequality
Avatar
About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *