Issues

Nama Mulyono Sebelum Berubah Jadi Joko Widodo, Fakta yang Harus Kamu Tahu

Nama Mulyono alias Jokowi mendadak ramai di media sosial: Ia dicaci, dibenci, tapi juga dipuji. Bagaimana asal-usul perubahan nama itu?

Avatar
  • September 3, 2024
  • 5 min read
  • 2386 Views
Nama Mulyono Sebelum Berubah Jadi Joko Widodo, Fakta yang Harus Kamu Tahu

Nama Mulyono trending di akun media sosial X. Nama itu digunakan untuk menyebut Joko Widodo (Jokowi). Rupanya Mulyono adalah nama kecil Jokowi. Dalam buku Jokowi Menuju Cahaya karya Alberthiene, ia mengaku nama itu memang pemberian kedua orang tuanya, Widjiatno Notomihardjo dan Sudjitami Notomihardjo. 

Hanya saja nama Mulyono enggak bertahan lama. Jokowi kecil sering sekali sakit-sakitan. Dalam budaya Jawa, jika seorang anak terus menerus, bisa jadi nama yang diberikan terlalu berat. Atas pertimbangan itulah, orang tuanya memutuskan untuk mengubah nama dia menjadi Joko Widodo. 

 

 

Keluarga dan Latar Belakang Sosial 

Joko Widodo atau Jokowi, lahir pada 21 Juni 1961 di Surakarta, Jawa Tengah. Keluarga Joko Widodo berasal dari kalangan masyarakat sederhana. Ayahnya, Widjiatno Notomihardjo, adalah pengusaha kayu kecil-kecilan yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 

Usaha kayu ini bukan bisnis besar tapi usaha rumahan yang bergantung pada pesanan dan kerajinan tangan. Sementara itu, ibunya, Sujiatmi Notomihardjo, adalah ibu rumah tangga yang juga turut membantu dalam mengurus keluarga dan mendukung usaha suaminya. 

Dikutip dari Biografi Joko Widodo (Jokowi), Presiden Indonesia Ke-7, Jokowi adalah anak sulung dari empat bersaudara. Sebagai anak tertua, dia dulunya kerap jadi panutan bagi adik-adiknya dan bertanggung jawab untuk membantu orang tua dalam berbagai pekerjaan rumah tangga, termasuk membantu ayahnya dalam bisnis kayu. 

Dari segi pendidikan, Jokowi mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Dasar 111 Tirtoyoso. Sejak itu, Jokowi sudah mulai aktif mencari uang jajan sendiri. Hal-hal yang dilakukan seperti menjadi kuli panggul, berjualan, serta ojek payung. 

Pengaruh Nama Joko Widodo terhadap Karier Politik 

Nama Joko Widodo memiliki peran signifikan dalam membentuk citra dan identitas politik pria yang akrab disapa Jokowi ini. Dikutip dari Times Indonesia, Pentingnya Public Relations Bagi Politikus, dalam dunia politik, di mana citra dan persepsi publik sangat penting, pemilihan nama yang tepat dapat menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan seseorang. Berikut adalah beberapa aspek di mana nama Joko Widodo memberikan pengaruh besar terhadap karier politiknya. 

  1. Simbol Kesederhanaan dan Kedekatan dengan Rakyat 

Nama Joko Widodo, yang terdiri dari dua kata yang sederhana, memberikan kesan yang dekat dengan rakyat. Dikutip dari Suara.com, “Joko” dalam bahasa Jawa berarti pemuda, sementara “Widodo” berarti sejahtera. Kombinasi dari dua kata ini mencerminkan sosok yang diharapkan menjadi pemimpin yang membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Nama ini sangat relevan dengan citra Jokowi sebagai pemimpin yang merakyat, sederhana, dan selalu mendengarkan aspirasi masyarakat kecil. Setidaknya saat itu.

Kesederhanaan nama ini menjadi cerminan dari gaya kepemimpinan Jokowi yang terkenal dengan pendekatan blusukan—yakni turun langsung ke lapangan untuk bertemu dan berdialog dengan warga. Pendekatan ini, yang identik dengan nama Jokowi, membantu memperkuat kepercayaan dan kedekatan antara pemimpin dan rakyat, yang pada gilirannya meningkatkan popularitas dan dukungan politiknya. 

  1. Nama yang Mudah Diingat dan Disebut 

Dalam dunia politik, nama yang mudah diingat dan disebut memiliki keunggulan tersendiri. Nama Joko Widodo memenuhi kriteria ini, dengan pelafalan yang sederhana dan familiar bagi masyarakat Indonesia. Hal ini memudahkan publik untuk mengenal dan mengingat sosoknya, terutama ketika ia pertama kali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo. 

Kemudahan dalam mengingat nama ini juga memberikan keuntungan dalam kampanye politik, di mana nama Jokowi dengan cepat menjadi populer di kalangan masyarakat luas. Nama ini sering disebut dalam percakapan sehari-hari, baik di media maupun dalam perbincangan masyarakat, yang pada akhirnya meningkatkan eksposur dan pengaruhnya dalam dunia politik. 

  1. Citra Positif di Mata Media dan Publik 

Nama Joko Widodo tidak hanya mencerminkan kesederhanaan, tetapi juga membawa citra positif di mata media dan publik di awal kariernya berpolitik.  

Dikutip dari Tempo, Menelisik Nama Joko Widodo yang Dulunya Bernama Mulyono, ketika Jokowi memperkenalkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS), nama Joko Widodo semakin diasosiasikan dengan pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan rakyat. Citra positif ini, yang melekat pada nama Jokowi, membantu meningkatkan popularitasnya dan memperkuat posisinya sebagai salah satu politisi paling berpengaruh di Indonesia. 

  1. Efek Domino dalam Karier Politik 

Keberhasilan Jokowi dalam memanfaatkan namanya untuk membangun citra yang positif di mata publik memiliki efek domino dalam karier politiknya. Nama Joko Widodo tidak hanya dikenal di Solo atau Jakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia. Hal ini mempermudahnya untuk meraih dukungan di berbagai daerah saat mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia. 

Efek domino ini juga terlihat ketika Jokowi berhasil terpilih kembali untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Indonesia. Nama Joko Widodo yang sudah mapan sebagai simbol kepemimpinan yang sederhana dan pro-rakyat membuatnya terus mendapatkan dukungan luas, baik dari masyarakat bawah hingga elite politik. 

Mulyono Jadi Sebuah Ekspresi Kekecewaan Publik Hari ini

Sayang, jelang berakhir kepemimpinan, Jokowi justru panen kritik dari publik. Citra merakyat yang dulu terbangun di awal pemerintahan buyar, seiring dengan rekam jejaknya yang kerap membuat kebijakan kontroversial. Bahkan, lima tahun terakhir, Jokowi terang-terangan mendukung anak-anak dan kerabatnya untuk menjadi pejabat publik.

Yang terbaru adalah upaya Jokowi menggolkan Kaesang untuk bisa maju di Pilkada Jawa Tengah 2024. Upaya Jokowi membuat dinasti itu dijegal oleh rakyat yang keburu meradang karena strategi yang digunakan Jokowi dengan menerobos berbagai konstitusi. Padahal sebelumnya, upaya serupa sudah dilakukannya saat “mengantar” putra sulung, Gibran Rakabuming Raka menjadi Wakil Presiden RI.

Menyebut Jokowi dengan nama Mulyono adalah wujud protes rakyat. Beberapa warganet yang mencuit tentang Mulyono bahkan ingin agar Jokowi bisa sakit-sakitan lagi agar tak membuat sakit rakyatnya lewat praktik politik dinastinya.



#waveforequality


Avatar
About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *