Culture Prose & Poem

Pagi Itu Aku Telanjang dan Menangis

Peringatan pemicu: Puisi ini mengandung unsur kekerasan. Mohon untuk membaca dalam pengawasan.

Avatar
  • November 22, 2023
  • 1 min read
  • 514 Views
Pagi Itu Aku Telanjang dan Menangis

pagi itu

aku telanjang

 

 

di kamar mandi.

badanku

tak mampu

memberi penyelesaian

pada kita

yang saling

meniadakan.

kau membuangku

dengan melemparkan

sebungkus Sederhana Minang.

“aku tak peduli,”

titipmu pada si polan.

cepat-cepat

kau menarik,

menumpulkan lidah,

dan menulikan telinga.

kau lupa

kau pernah bilang

kau takut kugerayangi.

“maaf, itu lucu,”

akumu meminta maaf.

matamu cepat-cepat

kau tutup dan kaucungkil.

memorimu cepat-cepat

kau hapus pada fotoku

yang kawanmu taruh

stiker beha

dan g-string ungu

perkara tonjolan puting.

“mau mati, geh, bodo amat,”

hunjammu.

kau bunuh aku.

darah,

nanah,

air mata,

menderu

dari rawabuaya

sampai jatinegara.

pisau dalam lidahmu

menyayat-nyayat

ubun-ubun

dan lambungku.

tubuhku hilang.

jiwaku lepas.

rohku melayang.

pagi ini

Yesus telanjang

dan menangis bersama

di kamar mandi.

tangan-Nya memelukku.

kuratap begini:

“Yesus,

aku feminis,

aku masih berpenis.

tapi aku tenggelam miris.

aku broken into pieces.


Avatar
About Author

Christian Paskah Pardamean Situmorang

Christian Paskah Pardamean Situmorang adalah seorang nonbiner yang berdomisili di Jakarta Barat. Ia bergembira sebagai pendidik bersama muridnya dengan banyak-banyak menyanyikan lagu Idgitaf.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *