June 23, 2025
Lifestyle

Apa Itu ‘Egg Freezing’, Teknologi Reproduksi yang Dipilih Luna Maya?

Istilah egg freezing alias pembekuan sel telur makin populer, apalagi setelah Luna Maya berbagi pengalamannya. Metode ini jadi pilihan banyak perempuan untuk mengamankan kesempatan hamil di masa depan.

  • May 16, 2025
  • 5 min read
  • 978 Views
Apa Itu ‘Egg Freezing’, Teknologi Reproduksi yang Dipilih Luna Maya?

Istilah egg freezing atau pembekuan sel telur belakangan ini kembali jadi perbincangan hangat. Terutama setelah Luna Maya buka suara soal pengalamannya menjalani prosedur ini di tahun 2022.

Metode ini bisa jadi opsi yang cukup menjanjikan buat perempuan yang belum siap punya anak di usia subur atau punya kondisi kesehatan tertentu. Soalnya, seiring bertambahnya usia, kualitas dan jumlah sel telur perempuan memang cenderung menurun.

Menurut informasi dari RS Pondok Indah dalam artikel berjudul Egg Freezing: Teknologi untuk Menyimpan Cadangan Sel Telur Berkualitas, penurunan kualitas sel telur biasanya mulai terasa signifikan saat perempuan memasuki usia 35-37 tahun. Hal ini tentu bisa memengaruhi peluang kehamilan.

Lewat channel YouTube-nya, Luna cerita bahwa ia sudah cukup lama mencari tahu soal prosedur ini. Sebenarnya, rencana awalnya adalah melakukan egg freezing sejak 2017, tapi karena kesibukan yang padat, baru kesampaian di tahun 2022.

“Ini salah satu solusi terbaik buat perempuan yang mungkin lagi was-was soal masa depan. Karena pada dasarnya, makin bertambah usia, produksi sel telur juga makin berkurang, sampai akhirnya berhenti total pas menopause. Jadi, kalau masih muda dan kondisi tubuh oke, enggak ada salahnya mempertimbangkan opsi ini,” ujar Luna.

Baca Juga: Edukasi Kontrasepsi dan Pencegahan Kehamilan Masih Rendah

Apa Itu Egg Freezing?

Menurut UCLA Health, What is Egg Freezing?, egg freezing atau pembekuan sel telur adalah proses medis di mana sel telur diambil dari ovarium perempuan, lalu disimpan dalam kondisi super dingin, biasanya pakai nitrogen cair dengan suhu sekitar -196 derajat Celsius.

Tujuan utamanya adalah menjaga kualitas sel telur supaya tetap bisa digunakan di masa depan. Jadi, saat seseorang merasa sudah siap, baik secara emosional, kondisi kesehatan, maupun situasi hidup, sel telur yang sudah dibekukan ini bisa dicairkan, dibuahi dengan sperma lewat proses bayi tabung (in vitro fertilization/IVF), dan kemudian ditanamkan ke rahim untuk memulai kehamilan.

Metode ini makin banyak dipilih oleh perempuan usia produktif, terutama karena berbagai pertimbangan seperti tekanan sosial, fokus karier, atau alasan kesehatan. Teknologi ini memberi ruang buat perempuan untuk tetap punya kesempatan jadi ibu kandung, meskipun memilih menunda kehamilan.

Baca Juga: Kenapa Vasektomi Penting dan Laki-laki Harus Sadar itu?

Apa Bedanya Egg Freezing dengan Bayi Tabung?

Masih banyak orang yang mengira egg freezing itu sama dengan program bayi tabung, padahal sebenarnya beda, lho.

Egg freezing hanya fokus pada pengambilan dan pembekuan sel telur yang belum dibuahi. Sel telur ini akan disimpan hingga suatu saat nanti dibutuhkan.

Sementara menurut Halodoc, program bayi tabung atau IVF melibatkan proses pembuahan sel telur dan sperma di laboratorium. Setelah terbentuk embrio, barulah embrio itu ditanamkan ke dalam rahim untuk memulai kehamilan.

Jadi, bisa dibilang egg freezing adalah tahap awal dari rangkaian proses bayi tabung, tapi tidak otomatis langsung menghasilkan kehamilan. Kelebihannya? Perempuan bisa ‘mengamankan’ kualitas sel telurnya saat masih muda dan sehat, lalu menggunakannya nanti ketika sudah siap secara mental, fisik, maupun situasi hidupnya.

Bagaimana Sebenarnya Proses Egg Freezing?

Masih mengutip dari UCLA Health, langkah pertama dalam proses egg freezing biasanya dimulai dengan pemeriksaan cadangan ovarium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat seberapa besar peluang keberhasilan prosedur, dan biasanya mencakup tes darah serta USG panggul.

Setelah itu, dokter akan melakukan stimulasi ovarium, prosedur ini mirip dengan yang dilakukan dalam program bayi tabung. Perempuan akan diberikan suntikan hormon selama beberapa hari untuk merangsang produksi sel telur dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.

Setelah sel telur siap, dokter akan mengambilnya dan menilai kualitasnya satu per satu. Sel telur yang dianggap sehat dan matang akan langsung dibekukan dan disimpan di tempat khusus yang bisa menjaga kondisinya tetap aman dalam jangka panjang.

Ketika nanti sudah tiba waktunya, misalnya saat perempuan tersebut menikah dan siap untuk punya anak—sel telur yang disimpan bisa dicairkan kembali, lalu dibuahi dengan sperma lewat metode injeksi. Dari situ, proses kehamilan bisa dimulai lewat prosedur IVF.

Baca Juga: Kontrasepsi: Alat Pembebasan atau Beban yang Tak Adil bagi Perempuan?

Siapa Saja yang Cocok Melakukan Egg Freezing?

Banyak yang mengira egg freezing cuma untuk perempuan yang sibuk kerja atau belum nikah. Padahal, sebenarnya metode ini bisa jadi pilihan untuk berbagai kondisi. Dikutip dari Yale Medicine, Is Egg Freezing Right for You?, intinya, pembekuan sel telur adalah bentuk perencanaan hidup dan reproduksi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perempuan.

  1. Buat yang Lagi Fokus Karier atau Pendidikan

Enggak sedikit perempuan yang memilih untuk mengejar karier atau pendidikan dulu sebelum memikirkan soal menikah atau punya anak. Tapi perlu diingat, kualitas dan jumlah sel telur akan menurun seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35.

Karena itu, melakukan egg freezing di usia 20-an hingga awal 30-an bisa jadi langkah cerdas. Sel telur disimpan dalam kondisi terbaik, dan bisa digunakan nanti saat semuanya, termasuk kondisi emosional, finansial, dan situasi hidup yang sudah lebih siap.

  1. Buat yang Belum Ketemu Pasangan yang Klik

Kadang, meskipun secara mental dan finansial sudah siap punya anak, tapi pasangan hidup yang cocok belum juga datang. Nah, egg freezing bisa jadi opsi realistis. Dengan cara ini, kamu bisa memberi waktu buat diri sendiri tanpa harus kehilangan peluang untuk punya anak biologis nantinya.

  1. Perempuan yang Mengalami Kondisi Medis Serius

Prosedur ini juga sangat disarankan untuk perempuan yang harus menjalani pengobatan medis berat, seperti kemoterapi atau radioterapi karena kanker. Terapi-terapi ini bisa berdampak pada kesuburan.

Makanya, sebelum pengobatan dimulai, dokter biasanya menyarankan untuk membekukan sel telur terlebih dulu. Jadi, ketika kondisi kesehatan sudah pulih, peluang untuk menjadi ibu tetap terbuka.

  1. Punya Riwayat Keluarga dengan Menopause Dini

Kalau ada anggota keluarga yang mengalami menopause dini, yakni sebelum usia 40 tahun, risikonya bisa menurun juga. Dalam kasus seperti ini, egg freezing bisa jadi langkah preventif, supaya tetap punya kesempatan untuk punya anak sebelum ovarium berhenti berfungsi.

  1. Perempuan yang Ingin Jadi Ibu Mandiri

Sekarang, makin banyak perempuan yang memilih jalur kehamilan mandiri lewat donor sperma. Kalau kamu termasuk yang mempertimbangkan opsi ini tapi belum ingin segera hamil, egg freezing bisa membantu kamu merencanakan semuanya dengan lebih fleksibel



#waveforequality
About Author

Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.