Di Balik Kemenangan Mengejutkan Zohran Mamdani dan Kenapa Politisi Konservatif Ketar-Ketir?

Selasa, 1 Juni 2025, Anggota Dewan negara bagian New York, Zohran Mamdani, secara resmi memenangkan tiket sebagai kandidat Walikota New York City (NYC) dari partai Demokrat. Tiket ini diperolehnya dengan mengalahkan mantan gubernur New York Andrew Cuomo.
Kemenangannya mengejutkan. Selain karena Cuomo adalah pilihan favorit, banyak pihak meragukan Mamdani karena identitasnya. Dia beragama Islam, berasal dari India, dan melabeli diri sebagai sosialis demokrat.
Bahkan, melansir dari NPR, editorial The New York Times pernah meminta para pemilih tidak mendukungnya. But against all the odds, Mamdani bakal menghadapi Walikota Eric Adams yang dibekingi Presiden Donald Trump pada pemilihan Wali Kota, November nanti.
Baca juga: Madleen Kullab: Nama Perempuan Gaza Inspirasi Kapal Freedom Flotilla
Menjanjikan NYC yang Lebih Affordable
Tak bisa dimungkiri NYC termasuk salah satu kota dengan biaya hidup termahal di AS, bahkan dunia. Namun, janji politik Mamdani seakan menjadi jawaban untuk warga yang jengah dengan kehidupan mahal di city that never sleeps ini.
Dia menjanjikan layanan dan fasilitas publik seperti bus dan childcare gratis untuk setiap warga New York yang memiliki anak berusia 6 minggu-5 tahun. Enggak cuma itu, Ia juga berencana membekukan harga sewa apartemen, supaya para tuan tanah tidak bisa menaikkannya secara sepihak.
“Kita menang di wilayah yang memenangkan Donald Trump. Dan kita memenangkan mereka dengan fokus pada pesan biaya hidup yang terjangkau, karena pesan itu mengikat semua warga New York, pemilih independen, pendukung Republik atau Demokrat,” kata Mamdani saat diwawancara CBSNews.
Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza, ini Fakta Penting yang Harus Kamu Tahu
Mengalahkan Dinasti Politik
Lawan Mamdani pada perebutan tiket walikota Partai Demokrat, Andrew Cuomo sebenarnya punya modal politik yang cukup besar. Namanya enggak asing di panggung politik. Ayahnya, Mario, pernah menjabat gubernur New York periode 1983-1994.
Cuomo sendiri juga menjabat kedudukan yang sama selama satu dekade. Namun, dia mengundurkan diri pada 2021, karena diduga melakukan kekerasan seksual.
Analis politik Yousef Munayyer menulis di The Guardian, Cuomo gagal mendapat dukungan, karena terlalu fokus menggaet donor besar untuk mendanainya, membuat pesan kampanyenya tak benar-benar sampai ke warga. Sementara, Mamdani berkampanye dengan mengetuk pintu rumah warga untuk menyampaikan programnya.
Baca juga: Rencana Trump Gusur Warga Gaza: Sebuah Panduan Lengkap untuk Melawan
Politisi AS yang Pro-Palestina
Mamdani merupakan satu dari sedikit politisi AS yang pro-Palestina dan berani menggunakan kata “genosida” untuk mendeskripsikan kekejaman Israel. Dia pernah memimpin aksi mogok makan di luar Gedung Putih pada November 2023 untuk menuntut diakhirinya perang.
Sejumlah pihak pun mengkritik Mamdani karena pandangan tersebut. Media The Times of Israel menyebutnya kandidat ‘Anti-Israel’. Sementara, Cuomo mengatakan, narasi “kriminal perang” atau “genosida” yang sering dipakai Mamdani, berpotensi membuat warga Yahudi di AS mendapat serangan.
Namun, Direktur Politik organisasi Jewish Voice for Peace (JVP) Action, menilai cara Cuomo dan media massa menentang pandangan Mamdani sudah tidak relevan. Dilansir dari Al Jazeera, Pew Research Center mencatat 69% responden Demokrat menunjukkan sikap tidak suka terhadap Israel.
Professor sosiologi di City University of New York, Heba Gowayed berpendapat, sikap pro-Palestina membuat Mamdani berhasil menggaet pemilih muda. Justru, jika Mamdani berubah haluan untuk menyenangkan para pengkritik, dia akan kehilangan banyak dukungan.
“Fakta bahwa dia menolak mengubah pandangan terhadap Palestina berdampak besar. Di atmosfer yang mengatakan sikap pro-Palestina merugikan secara politik, Mamdani bersikeras pada pendirian dan bahkan mendasari perjuangan dengan pendirian tersebut,” terangnya kepada Al Jazeera.
Membuka Borok Islamophobia
Melansir Al Jazeera, narasi Islamophobia meningkat sebagai merespons kemenangan Mamdani. Gimana enggak? Politisi partai Republik, ikutan memanaskan keadaan. Mereka membanjiri kemenangan Mamdani dengan berbagai komentar Islamophobia
Anggota Dewan Marjorie Taylor Greene mengunggah foto patung Liberty ditutupi burqa. Sementara, rekan Marjorie di parlemen, Randy Fine menuduh Mamdani akan membangun khalifah di NYC.
Tak hanya sekadar cemooh, Mamdani mendapat ancaman penjara dan deportasi dari Trump. Trump mengatakan pada reporter, akan memenjarakan Mamdani jika dia menghalangi agenda pemerintah federal.
Melalui Instagram, Mamdani mengatakan tak ada hukum yang dia langgar. Ancaman itu dilayangkan karena Mamdani akan menolak kantor Imigrasi AS (ICE) meneror NYC, seperti yang dilakukan Trump pada Los Angeles beberapa waktu lalu.
