Issues

5 Artikel Pilihan: Oscars 2025 hingga Tren Laki-laki Tidak Bercerita 

Redaksi Magdalene merangkum lima berita pilihan untuk pekan ini, mulai dari yang menarik dari Oscars 2025 hingga tren lelaki tidak bercerita.

Avatar
  • March 7, 2025
  • 3 min read
  • 705 Views
5 Artikel Pilihan: Oscars 2025 hingga Tren Laki-laki Tidak Bercerita 

1.  ‘No Other Land’ Menang Oscars, Apa Artinya? 

No Other Land, dokumenter yang merekam perjuangan rakyat Palestina di Tepi Barat, menang di Oscars sebagai Film Dokumenter Terbaik. Melansir Aljazeera, dokumenter ini diproduksi antara tahun 2019 dan 2023, dan menyoroti proses penghancuran Masafer Yatta, sebuah wilayah pemukiman di Tepi Barat, Palestina.  

Secara keseluruhan, film berdurasi 1 jam 35 menit ini berisi rekaman kamera pribadi Basel Adra, seorang aktivis perjuangan Palestina. Dari hasil dokumentasi pribadi Adra, dapat terlihat bagaimana pembongkaran pemukiman warga Palestina di Masafer Yatta–oleh militer Israel–dilakukan secara brutal. Pada beberapa scene, militer Israel bahkan terlihat menghancurkan sekolah dan mengisi sumur air warga dengan semen. 

 

Baca selengkapnya di sini. 

2.  Laki-Laki Tidak Bercerita: Ketika Maskulinitas Berujung Beban Mental 

Belakangan muncul tren baru di media sosial yang ikut mengafirmasi norma bahwa lelaki memang tak seharusnya bercerita. Di TikTok, akun @mr.biimm mengunggah video laki-laki duduk melamun. Video yang disukai lebih dari dua juta pengguna dengan ribuan komentar itu mengamini, kesedihan laki-laki enggak benar-benar nyata, melainkan tetap harus dipendam. Tren serupa muncul di Instagram, seperti postingan akun @diocr7 yang mendapatkan jutaan penonton dengan pesan serupa: Laki-laki tidak bercerita. 

Masalahnya, kasus laki-laki tidak bercerita berpotensi pada meningkatnya angka bunuh diri. Dalam satu bulan terakhir saja, sejumlah kasus bunuh diri laki-laki mencuat, seperti laki-laki yang ditemukan tewas di pinggir sungai di Kabupaten Bogor dengan luka bakar dan surat perpisahan kepada istrinya (03/03). Ada juga pengendara motor lelaki di Purbalingga yang mengakhiri hidup dengan menabrakkan diri ke kereta api, (25/02). Lalu, laki-laki di BSD, Tangerang Selatan, yang melompat dari lantai 18 apartemen karena terlilit pinjaman online, (13/02). 

Simak artikelnya di sini

3.  Yang Tak Terlihat dari Pertemuan Prabowo dengan Pemimpin Redaksi Media 

Sebagai mantan pegiat pers mahasiswa, saya selalu memandang media sebagai penjaga gerbang demokrasi. Media seharusnya menjaga jarak dengan kekuasaan, berperan sebagai penjaga objektivitas, bahkan berfungsi sebagai mercusuar suara publik. 

Dalam pandangan saya, media adalah salah satu instrumen terpenting untuk menjaga agar kekuasaan tidak melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh sistem demokrasi. Karena itu, pertemuan enam jam antara Prabowo dan pimpinan redaksi media ini tidak bisa dianggap enteng.  

Banyak kalangan yang melihatnya sebagai langkah meresahkan. Bahkan sebagian publik menanggapi dengan kemarahan yang mengarah pada ancaman untuk memboikot media yang terlibat dalam pertemuan dengan Prabowo Subianto. 

Simak artikelnya di sini

4.  Redyadivka Ariarafa: Bicara Soal Perempuan Tanpa Jadi “Ngab-ngab Paling Woke” 

Divka—sapaan akrabnya—adalah mahasiswa tingkat akhir di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sejak kecil, ia tumbuh di lingkungan yang dekat dengan isu-isu sosial yang diperjuangkan orang tuanya. Ketertarikan pada advokasi semakin menguat pada 2020, ketika ia mulai terlibat dalam berbagai gerakan sosial yang kemudian membawanya pada perjuangan kesetaraan gender.  

Magdalene berbincang dengan Divka tentang pengalamannya menjadi ally di tengah masyarakat yang masih lekat dengan patriarki—dan bagaimana ia menghadapi skeptisisme terhadap peran laki-laki dalam perjuangan isu perempuan. 

Baca artikelnya di sini

5.  Stasiun Duri: Jejak Perjalanan dan Ruang Sosial Transpuan di Jakarta 

Di tengah hiruk-pikuk Stasiun Duri, Jakarta Barat, komunitas transpuan telah lama menjadikan tempat ini lebih dari titik transit. Mereka menyebutnya “kereta kencana KRL Stasiun Duri”, sebuah istilah yang mencerminkan peran vital stasiun ini dalam kehidupan mereka. Lebih dari sekadar tempat naik turun kereta, Duri adalah titik kumpul, tempat mencari penghidupan, dan bagian dari identitas mereka. 

Baca artikelnya di sini



#waveforequality
Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *