Lifestyle

Pelestarian Bahasa Bali Lewat Karakter Pahlawan Perempuan Super

Upaya melestarikan budaya dan bahasa Bali oleh anak muda bisa dilakukan lewat karakter pahlawan perempuan super.

Avatar
  • April 23, 2021
  • 3 min read
  • 494 Views
Pelestarian Bahasa Bali Lewat Karakter Pahlawan Perempuan Super

Organisasi BASABali telah memainkan peran positif di Bali dengan mengambil pendekatan yang beragam untuk mempromosikan budaya dan bahasa Bali secara daring. Selain platform pembelajaran bahasa, ada kamus berformat wiki online yang dapat mengundang kontribusi pengguna. Mereka  juga dapat mengakses sumber daya terkait bahasa melalui perpustakaan virtualnya.

Di Indonesia, bahasa Bali dituturkan oleh sekitar 3,3 juta orang, dengan dominasi di Pulau Bali. Namun, keberadaan bahasa ini semakin rentan karena sebagian besar sekolah dan media hanya menggunakan bahasa resmi negara, yaitu bahasa Indonesia. Dalam upaya memenuhi kebutuhan wisata, lebih banyak penekanan diberikan pada pembelajaran bahasa Inggris atau bahasa internasional lainnya.

 

 

Kendati demikian, berkat proyek BASABali, bahasa tersebut semakin banyak dibagikan di media sosial dan menemukan ruang baru melalui materi audiovisual. Salah satu proyek andalannya adalah pengembangan pahlawan super digital bernama Luh Ayu Manik Mas. Karakternya adalah “pahlawan perempuan Indonesia yang berani, tangkas, cepat, dan kuat, yang menggunakan kekuatannya untuk membantu melestarikan lingkungan dan budaya Indonesia.” Cerita bergambarnya tersedia dalam bahasa Bali, Indonesia, dan Inggris sebagai upaya untuk menjangkau lebih banyak orang di luar Bali.

Melalui e-mail, Rising Voices mewawancarai Direktur Komunikasi organisasi tersebut, Ni Nyoman Clara Listya Dewi. Clara memberikan beberapa informasi tambahan tentang perannya di BASABali dan mengapa penting untuk melibatkan komunitas bahasa lokal melalui platform digital ini.

Baca juga: Penggunaan Bahasa Daerah Tingkatkan Kemampuan Belajar Siswa di Indonesia Timur

Rising Voices (RV): Bagaimana status bahasa Bali saat ini secara offline maupun online?

Clara: Bahasa Bali, bahasa ibu saya, saat ini kuat. Tetapi seperti bahasa lokal lainnya di dunia digital modern, bahasa ini menghadapi risiko. Anak muda saat ini kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris, terutama dalam percakapan online seperti media sosial.

Bahasa Bali masih menjadi bahasa yang digunakan oleh banyak orang dewasa dalam lingkungan keluarga dan sosial. Penting bagi saya dan anak muda lainnya di Bali untuk mulai memikirkan cara-cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan bahasa Bali baik offline maupun online.

Menurut kamu, apa tantangan terbesar yang dihadapi komunitas bahasa Anda dalam hal komunikasi digital atau membuat konten digital dalam bahasa ibu?

Akses yang tidak setara ke digitalisasi adalah masalah terbesar kami. Pengguna internet terus bertambah, namun kenyataannya tidak semua wilayah di Bali memiliki akses internet yang memadai. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah seperti sumber daya yang tidak merata, serta tingkat pendidikan dan kelas sosial yang rendah.

Baca juga: Hal yang Tak Masuk Akal dari ‘Cultural Appropriation’

Langkah apa saja yang dapat diambil untuk mendorong peningkatan penggunaan bahasa Bali di internet?

BASAbali Wiki mampu mendorong peningkatan penggunaan bahasa Bali di internet. Caranya, dengan melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan wiki budaya secara online.

Apa motivasi utama kamu dalam mengusahakan agar bahasa dan budaya Anda tersedia di internet?

Motivasi utama saya adalah melestarikan bahasa dan budaya Bali di masa depan. Saya ingin melihat dalam 20-50 tahun mendatang, generasi penerus akan tetap mengetahui asal-usul mereka, budaya mereka, dan bahasa Bali tetap digunakan karena telah mengakar dalam kehidupan orang Bali.

Catatan editor: Dari tangggal 21 sampai 27 April 2021, Ni Nyoman Clara Listya Dewi akan mendapat giliran menjadi host akun Twitter @AsiaLangsOnline, yang mengeksplorasi bagaimana teknologi dapat digunakan untuk merevitalisasi bahasa-bahasa Asia.

Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris di Global Voices, sebuah komunitas internasional dengan ragam bahasa untuk para blogger, jurnalis, penerjemah, akademisi, dan aktivis HAM. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Jasmine Floretta V.D.


Avatar
About Author

Rising Voices

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *