June 21, 2025
Culture Screen Raves

‘Sirens’: Drama Misteri di Pulau Ekslusif, Ketika Kuasa Laki-Laki Jadi Jebakan Nyata

Sekilas tampak seperti drama tentang perempuan-perempuan kuat di pulau eksotis. Tapi ‘Sirens’, serial di ‘Netflix’, menyimpan sindiran tajam tentang relasi kuasa dan jebakan kemewahan.

  • June 2, 2025
  • 4 min read
  • 640 Views
‘Sirens’: Drama Misteri di Pulau Ekslusif, Ketika Kuasa Laki-Laki Jadi Jebakan Nyata

Sirens, serial pendek baru di Netflix, memang bukan karya Ryan Murphy atau dibintangi Nicole Kidman. Namun, bayang-bayang mereka terasa begitu kuat. Atmosfer yang ditawarkan—lokasi eksotis, karakter perempuan “kuat” dengan kostum menawan, serta plot berbalut misteri dan sedikit sentuhan telenovela—cukup akan memikat penonton sampai akhir.

Kisahnya dimulai dengan Devon (Meghann Fahy), yang sedang berada di titik terendah hidupnya. Ia bekerja sebagai kasir di restoran cepat saji, menjalin hubungan gelap dengan bosnya yang telah beristri, dan merawat ayah yang mengidap demensia. Ketika sebuah paket edible arrangement misterius muncul di depan pintu rumahnya, Devon merasa ini pertanda untuk mencari adiknya, Simone (Milly Alcock).

Perjalanan Devon membawanya ke sebuah pulau eksklusif tempat Simone bekerja sebagai asisten pribadi Michaela (Julianne Moore), istri dari miliarder teknologi Peter (Kevin Bacon). Devon segera menyadari ada yang aneh. Hubungan Simone dan Michaela tampak terlalu dekat (berbagi permen karet seperti induk burung menyuapi anaknya), komunitas yang tinggal di pulau itu terlalu tertutup, dan rahasia demi rahasia mulai terkuak.

Baca juga: ‘The Studio’: Ketika Pencinta Film Terjebak di Pusaran Absurd Hollywood

Dibuat oleh Molly Smith Metzler (kreator Maid), Sirens memperkenalkan karakter-karakternya dengan apik di episode pertama. Perpaduan misteri, dinamika hubungan saudara, dan bumbu telenovela yang pas membuat serial ini sangat menghibur. Cliffhanger di setiap episode pun cukup ampuh membuat penonton ingin terus menonton.

Yang menarik, hubungan antara Devon dan Simone terasa sangat manusiawi. Dua saudari yang sama-sama dibentuk oleh trauma masa kecil, tapi menempuh jalan hidup yang sangat berbeda. Meghann Fahy tampil meyakinkan sebagai Devon, perempuan keras kepala namun sesungguhnya penuh tanggung jawab. Sementara Milly Alcock membawa nuansa mencurigakan pada karakter Simone, yang di balik penampilannya yang rapi ternyata menyimpan kegelisahan dan rahasia.

Sekilas Sirens terasa seperti Nine Perfect Strangers—serial yang dibintangi oleh Nicole Kidman dengan setting dan tokoh utama yang mirip—tapi serial ini memiliki kemampuan bercerita yang lebih baik, terutama ketika ia menjelaskan tentang latar karakternya

Dialog dalam Sirens terasa natural, tanpa berusaha “terlalu puitis” atau dramatis. Humor yang diselipkan di beberapa momen pun terasa pas, membuat serial ini tidak terlalu berat meskipun membahas tema yang cukup gelap. Salah satu adegan terbaik adalah ketika Devon, setelah menceritakan trauma masa lalunya, tiba-tiba harus bernyanyi lagu Cardi B—sebuah momen yang mengejutkan tapi efektif.

Baca juga: Empat Pelajaran Penting dari Serial Netflix ‘The Sandman’

Bukan tentang kultus, tapi tentang relasi kuasa

Judul Sirens merujuk pada mitologi Yunani tentang makhluk cantik bersuara merdu yang menggoda pelaut hingga kehilangan akal. Sejak awal, serial ini menggiring penonton untuk curiga pada Michaela. Julianne Moore memainkan karakter ini dengan brilian: tampak tulus, tapi selalu ada sesuatu yang terasa janggal.

Namun, menjelang akhir, Sirens justru membalikkan ekspektasi. Ini bukan kisah tentang kultus perempuan, melainkan tentang bagaimana seorang laki-laki berkuasa menciptakan sangkar emas bagi perempuan di sekitarnya. Peter, sang miliarder, tampil ramah dan suportif. Tapi justru karena itulah ia bisa memanipulasi situasi tanpa terlihat sebagai pelaku. Ternyata nyanyian penggoda itu datangnya bukan dari para duyung. Dalam kasus serial ini, nyanyian penggoda itu datang dari tech billionaire yang menjanjikan hidup mewah dalam penjara.

Konflik memuncak ketika Michaela mengetahui bahwa Peter dan Simone terlibat hubungan terlarang. Simone, yang awalnya tampak sebagai korban, akhirnya tergoda oleh kemewahan dan memilih melindungi posisinya, meskipun harus mengkhianati Michaela.

Baca juga: Musim terakhir ‘You’: Akhir yang Konyol, Seram, tapi Tetap Memikat

Adegan penutup serial ini sangat kuat: Simone berdiri di bukit, memandang lautan, mengenakan gaun puluhan ribu dollar. Ia tahu bahwa pilihannya bukan kemenangan sejati, tapi kompromi terhadap keadaan. Hidup dalam kemewahan bersama pria berkuasa terasa lebih “aman” dibanding kembali ke kehidupan lama yang penuh beban mengurusi orang tua.

Dengan hanya lima episode, Sirens berhasil meramu misteri, drama keluarga, dan kritik sosial dalam satu paket yang menghibur. Kisah Sirens adalah pengingat bahwa tidak semua yang tampak mewah membawa kebahagiaan. Terkadang, godaan terbesar justru datang dari kekuasaan yang tidak kasat mata, dan jebakan itu bisa menghancurkan siapa saja yang terlena.



#waveforequality
About Author

Candra Aditya

Candra Aditya adalah penulis, pembuat film, dan bapaknya Rico. Novelnya ‘When Everything Feels Like Romcoms’ dapat dibeli di toko-toko buku.