Musim terakhir ‘You’: Akhir yang Konyol, Seram, tapi Tetap Memikat
Musim terakhir ‘You’ mengajak kita menyusuri petualangan penuh absurditas, sinetron korporat, dan ‘twist’ yang bikin geleng-geleng kepala.

(mengandung spoiler)
Ada satu momen di musim terakhir serial You yang menampar logika penonton, “Bagaimana mungkin orang seperti dia enggak juga ketangkep polisi selama ini?” Pertanyaan itu sebenarnya tidak hanya menghantui penonton, tapi juga menjadi kesadaran diri serial Netflix ini.
Kisah Joe Goldberg (Penn Badgley) sebagai psikopat berbalut komedi romantis akhirnya mencapai ujung jalan. Dari awal, kekuatan You adalah kemampuannya mengemas horor psikologis dalam kemasan cerita cinta yang menggemaskan. Tapi kekuatan ini sekaligus kelemahannya, kaerna formula yang terlalu spesifik membuatnya cepat kadaluarsa. Dan setelah melakukan berbagai akrobat, musim kelima adalah upaya terakhir untuk memeras habis semua kemungkinan dari karakter yang terlalu sering lolos dari konsekuensi.
Baca juga: ‘Karma’: Serial Thriller dengan Twist yang Bisa Bikin Kamu Sigap
Sera Gamble dan Greg Berlanti, kreator awal You, sebenarnya sudah mencoba berbagai cara untuk menjaga kesegaran cerita. Musim keduanya terasa mengulang pola musim pertama, tapi setting Los Angeles dan beberapa twist berhasil membuatnya tetap menarik. Musim ketiga, yang mungkin adalah salah satu musim terbaik, You memutuskan untuk memasuki ranah sinetron suburban. Joe yang mengaku sudah “tobat” berusaha untuk menjadi suami yang baik bagi istrinya, Love Quinn (Victoria Pedretti), dan hidup berdampingan dengan tetangga-tetangga eksentrik di Madre Linda. Ketegangan antara dua psikopat ini membuat musim ini terasa sekali serunya.
Namun, menginjak musim keempat, serial ini terlihat jelas mulai kehabisan bensin. Joe pindah ke Inggris, menyamar sebagai profesor demi mengejar “cinta sejatinya”. Netflix memecah musim ini menjadi dua bagian, yang membuat ritme ceritanya jadi aneh dan terasa dipanjang-panjangkan. Tapi setidaknya Gamble dan Berlanti terus bereksperimen. Mereka memutuskan menjadikan You musim keempat sebagai murder mystery meskipun akhir babaknya sangat bisa dipresiksi.
Musim kelima membawa kita kembali ke akar: New York. Joe kini hidup bersama Kate (Charlotte Ritchie), seorang CEO perusahaan raksasa, dan membesarkan anaknya, Henry (Frankie DeMaio), karena You butuh katalis untuk mengobrak-ngabrik hubungan Joe dan Kate. Joe, di awal musim terakhir ini, merasa senang karena ia akhirnya bersanding dengan seseorang yang paham akan hasrat alaminya (baca: membunuh orang). Ia percaya bahwa Kate, yang tahu sisi tergelapnya, adalah pasangan sempurna. Tapi ternyata Kate punya kompas moral yang lebih sehat. Ia gelisah dan tak bisa tidur karena dosa-dosa masa lalu mereka. Ia juga menolak bantuan Joe yang “mau membunuh siapa pun demi cinta”.
Baca juga: ‘The Studio’: Ketika Pencinta Film Terjebak di Pusaran Absurd Hollywood Absurd
Plot twist yang gila tapi terasa sangat You
Di tengah kebingungannya, Joe menemukan dirinya lagi di toko buku tempat ia dulu bekerja. Di sanalah ia bertemu dengan Bronte (Madeline Brewer), perempuan pencinta sastra yang manis, liar, dan intelektual. Red flag sudah menyala sejak awal, seperti Bronte yang masuk toko tanpa izin, tapi diskusi sastra mereka membuat Joe bergairah lagi. Dan seperti biasa, ia jatuh cinta.
Di musim ini, Michael Foley dan Justin W. Lo mengambil alih peran kreator. Fokus mereka pada aspek sinetron terasa sangat cocok. Apalagi dengan kehadiran karakter kembar Reagan dan Maddie (Anna Camp) yang mencuri perhatian. Reagan ingin menjatuhkan Kate, sementara Maddie hanya ingin bersenang-senang. Joe, yang selalu “turun tangan” dengan cara-cara brutal demi menyelamatkan Kate, terjerat dalam plot penuh kelucuan yang mengingatkan kita pada kehebohan Madre Linda.
Sayangnya, tidak semua bagian tercampur dengan baik. Terutama karena struktur cerita yang terasa deja vu. Joe jatuh cinta lagi. Joe merasa “dimengerti”. Joe membunuh. Joe terpojok. Siklus itu terus berulang. Tapi mungkin itulah intinya. Joe adalah psikopat yang terus membenarkan tindakannya atas nama cinta.
Twist datang ketika Bronte ternyata adalah Louise, teman Beck (Elizabeth Lail), cinta pertama Joe yang tewas di tangan Joe sendiri. Louise menyamar untuk menjebaknya demi balas dendam. Namun dalam perjalanannya, ia malah benar-benar jatuh cinta. Klimaks cerita terjadi saat Louise/Bronte akhirnya sadar bahwa Joe memang monster. Ia mengungkapkan segalanya dan menjadi semacam heroine yang mengantar Joe ke akhir yang layak: penjara.
Namun akhir ini justru membuka dua pembacaan menarik. Pertama, bahwa You terlalu memaksakan perpanjangan cerita dan butuh twist Bronte agar bisa mengisi 10 episode. Kedua, bahwa meski Joe sudah terbukti sebagai pembunuh, ia masih bisa memanipulasi bahkan orang yang ingin menghancurkannya. Dan ini mencerminkan sesuatu yang menyeramkan dari dunia nyata: kharisma psikopat sering kali bisa mengaburkan moral orang-orang di sekitarnya.
Baca juga: ‘Players’: Romcom Terbaru Netflix yang Klise, tapi Bisa Jadi Tontonan Asyik
Meskipun You berakhir dengan konklusi yang bisa ditebak, serial ini ternyata masih mampu memberikan pengalaman menonton yang menarik. Selain karena plotnya yang selalu diakhiri dengan cliffhanger yang bikin penasaran, yang membuat semua ini tetap berjalan adalah akting Penn Badgley. Ia berhasil memadukan persona “cowok romcom” yang bisa berubah jadi pemangsa dalam sekejap. Bahkan ketika plot terasa terlalu berputar-putar, ia tetap menjadi poros cerita yang menarik.
Tidak sedikit penonton dan kritikus yang bertanya kenapa You bisa sampai lima musim. Sampai kapan serial yang isinya cowok ganteng membunuh orang (yang kebanyakan adalah perempuan) bisa bertahan. Akhir episode menjawabnya dengan satir. Joe di penjara, menerima surat pujian dari penggemar. Kita mungkin tertawa sinis, tapi juga sadar: mungkin masalahnya memang kita. Kita yang terus menonton. Kita yang penasaran. Kita yang tetap menikmati kekacauan ini.
You dapat disaksikan di Netflix
