Culture Opini Screen Raves

Setelah Serial ‘Boys Love’, Kini ‘Girls Love’ Ramaikan Industri Y Thailand

Setelah sukses dengan ‘Boys Love’ (BL), kini ‘Girls Love’ (GL) mulai meramaikan industri Y Thailand dengan kisah cinta manis dan relatable.

  • March 18, 2025
  • 5 min read
  • 925 Views
Setelah Serial ‘Boys Love’, Kini ‘Girls Love’ Ramaikan Industri Y Thailand

Serial Boys Love (BL) telah menjadi fenomena global yang memperkuat posisi Thailand sebagai salah satu pusat industri Y di Asia. Berasal dari istilah Jepang yaoi, industri Y merujuk pada media hiburan yang memproduksi konten bertema hubungan romantis antara laki-laki.

Popularitas serial BL ini telah menjadikan Thailand sebagai pemimpin dalam produksi Y Series berkualitas tinggi, terutama di Asia. Serial BL memiliki basis penggemar besar di Jepang, Taiwan, Indonesia, dan Filipina.

 

Belakangan ini, industri Y Thailand mulai merambah ke genre lain: Girls Love (GL). GL Series, yang menampilkan kisah cinta sesama perempuan, mulai menarik perhatian, terutama di kalangan perempuan pencinta perempuan (woman-loving-woman, WLW). Langkah ini memperluas cakupan industri Y dan memperkuat posisi Thailand sebagai pusat produksi serial LGBTQ+ di Asia.

Girls Love
Gap: The Series (2022), Foto: IMDB

Baca juga: Daya Tarik ‘Boys Love’ yang Bikin Perempuan Terpikat

Pada awal tahun 2024, Kementerian Perdagangan Thailand menandatangani perjanjian dengan rumah produksi Y Series untuk mempromosikan produk dan layanan Thailand secara global. Salah satu proyek yang dihasilkan adalah drama GL The Loyal Pin (2024), yang berlatar Thailand pada tahun 1950-an. Serial ini mengisahkan kisah cinta sesama perempuan yang harus menghadapi tekanan sosial di lingkungan yang masih konservatif.

Langkah ini menunjukkan pengakuan resmi dari pemerintah Thailand atas meningkatnya signifikansi serial GL dalam industri hiburan. Saat ini, rumah produksi di Thailand mulai memproduksi serial ini dalam jumlah yang terus meningkat, dengan jadwal tayang yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun depan.

Di media sosial seperti X (dulu Twitter), topik tentang serial boys love Thailand hampir selalu trending, juga di kalangan penggemar di Indonesia. Namun, kini GL Series juga mulai muncul di trending topic, menunjukkan bahwa genre ini mulai membangun basis penggemar yang kuat.

Menariknya, banyak penggemar GL Series berasal dari Indonesia, termasuk di kalangan perempuan berhijab. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik GL Series tidak terbatas pada komunitas LGBTQ+, tetapi juga meluas ke kalangan penonton yang lebih luas. Bahkan, para penggemar ini telah membentuk komunitas yang solid dan aktif di media sosial, mirip dengan penggemar K-Pop dan Hallyu.

Baca juga: Boys Love (BL) sebagai Budaya ‘Queer’ Baru: Bagaimana Kabar di Indonesia?

Romansa yang manis dan polos dalam serial GL Thailand

Manis, hangat, dan romantis menjadi nilai-nilai dan rasa yang ditawarkan pada serial GL Thailand. Serial GL Thailand memang memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan serial serupa di Barat atau Hollywood. Jika GL Series dari Hollywood sering terasa cepat dan cenderung menonjolkan ketegangan seksual, GL Thailand menghadirkan romansa yang lebih lembut dan polos.

Serial GL Thailand biasanya mengusung tema cinta pertama yang penuh ketulusan dan kesederhanaan, terasa seperti puppy love yang manis dan menyentuh. Nuansa hangat ini menciptakan kedekatan emosional yang lebih kuat dengan penonton, terutama bagi mereka yang menginginkan tontonan ringan dan menghibur.

Tentu saja, ada beberapa serial GL Thailand yang cukup berani dan vulgar, namun kebanyakan tetap mempertahankan kesan romantis yang lembut. Dalam serial GL Thailand, tokoh perempuan sering digambarkan sebagai sosok yang feminin, rapuh, namun tetap kuat dalam memperjuangkan cinta mereka. Karakter perempuan dalam serial GL Thailand biasanya memiliki sifat tulus, rela berkorban, dan penuh perhatian, yang menciptakan dinamika romansa yang hangat dan realistis.

Sebaliknya, GL Series dari Barat cenderung menonjolkan karakter perempuan yang kuat, maskulin, dan dominan. Pendekatan ini terkadang membuat penonton merasa kurang terhubung secara emosional dengan karakter dan alur ceritanya. GL Thailand, di sisi lain, menyajikan hubungan yang terasa lebih alami dan relatable bagi banyak penonton.

Girls Love
23.5 (2024) Foto: IMDB

Baca juga: ‘I Hear the Sunspot’: Boys Love tentang Menjadi Tuli dan Queer di Dunia yang Belum Setara

Komunitas penggemar GL Thailand aktif dan loyal

Basis penggemar GL Thailand semakin berkembang, didorong oleh kemudahan akses ke platform streaming dan media sosial. Mirip dengan penggemar Hallyu, penggemar GL Thailand rela membela idola mereka dan bahkan terlibat dalam fan war di media sosial.

Popularitas serial GL juga tercermin dari antusiasme penggemar dalam acara fan meeting yang sering diadakan di berbagai negara. Thailand secara rutin mengadakan fan meeting di Singapura, Filipina, Vietnam, Kamboja, China, Hong Kong, dan negara-negara Eropa serta Amerika Serikat. Menariknya, Malaysia dan Indonesia sejauh ini belum menjadi bagian dari tur ini.

Dalam acara fan meeting, para aktris pemeran serial GL tidak hanya tampil di atas panggung, tetapi juga memberikan fan service dengan menampilkan adegan-adegan romantis bersama lawan main mereka. Hal ini menciptakan hubungan emosional yang kuat antara penggemar dan aktris, memperkuat loyalitas penggemar terhadap serial dan para pemerannya.

Girls Love thailand saingan boys love
Pluto (2024) Foto: IMDB

Selain serial dan acara fan meeting, industri GL Thailand juga mulai merambah ke sektor merchandise. Merchandise seperti kaus, boneka, kartu foto, dan gelas bergambar pasangan GL sangat diminati oleh penggemar. Di Indonesia, merchandise ini bahkan laris manis di platform jual beli daring.

Thailand juga menjadi tujuan wisata bagi komunitas WLW (woman-loving-woman) yang ingin menghadiri acara fan meeting atau sekadar mengunjungi lokasi syuting GL Series favorit mereka. Hal ini menunjukkan bahwa industri GL Thailand telah menciptakan ekosistem yang kuat, tidak hanya sebagai tontonan, tetapi juga sebagai fenomena budaya.

Serial GL mungkin masih tergolong niche, tetapi perkembangannya yang pesat menunjukkan bahwa genre ini memiliki potensi besar untuk menjadi fenomena global. Ketika banyak negara masih ragu memproduksi konten LGBTQ+, Thailand telah mengambil langkah berani dengan mendukung produksi dan distribusi GL Series secara terbuka.

S. Hanifa Azanda adalah peneliti ilmu sosial dan pemerhati isu gender.



#waveforequality
About Author

S. Hanifa Azanda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *