5 Artikel Pilihan: Keracunan MBG hingga Pemaksaan Vasektomi Dedi Mulyadi

1. Nyawa Anak Kami Tak Semurah Janji Program MBG
Prabowo Subianto baru-baru ini sesumbar soal tingkat keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dalam Sidang Kabinet Paripurna yang diselenggarakan (5/5) di Ruang Sidang Kabinet, program ini diklaim hampir mencapai tingkat keberhasilan 99,99 persen, menurut data dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Namun, klaim ini justru bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan.
Di Bogor, Jawa Barat, sebanyak 223 siswa menjadi korban keracunan setelah mengonsumsi menu masakan dari program MBG.
Baca selengkapnya di sini.
2. Saya Ngobrol dengan Pendamping Keluarga Korban Femisida: ‘Jujur Berat, tapi Kami Bertahan’
Lutfi dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogja, sering teringat adiknya setiap kali mendampingi anak-anak korban femisida. Ia bertanya-tanya, bagaimana jika adiknya yang kehilangan sosok ibu? Apakah sang adik akan berubah semuram itu, jika femisida menimpa keluarga sendiri?
Pengalaman intens berbincang dengan keluarga korban, mengulik dokumen, dan mengawal pengusutan kasus, telah memengaruhi kesehatan mental Lutfi. “Kadang kalau lihat anak korban femisida yang mendadak jadi pendiam, langsung terbayang adik saya yang masih kecil,” ujarnya pada Magdalene.
Simak artikelnya di sini.
3. Pemaksaan Vasektomi: Kebijakan Bias Kelas yang Bahayakan Perempuan
Nama Dedi Mulyadi tak lepas dari kontroversi. Setelah banyak dikritisi pakar karena mengirim anak-anak “bandel” ke barak militer, Gubernur Jawa Barat itu juga dirujak warga seiring wacana vasektomi yang jadi syarat kelayakan bantuan sosial (bansos).
Wacana tersebut dilontarkan Dedi dalam rapat koordinasi Pemprov Jabar di Gedung Balai Kota Depok (29/4). Ia bahkan mengusulkan warga yang bersedia vasektomi akan diberi insentif Rp500 ribu. Menurutnya, banyak orang tua belum bisa bertanggung jawab atas kehamilan, kelahiran, dan pendidikan anak-anaknya. Ia pun mengaku sering dimintai tolong membantu biaya persalinan yang angkanya mencapai Rp25 juta.
Simak artikelnya di sini.
4. Sejarah Misogini: Paham Usang yang Terus Berubah Makna
Misogini tak pernah lepas dari peradaban. Paham usang ini hadir dengan berbagai wajah, dari mitologi kuno, komunitas, hingga tren di internet.
Sekitar tahun 700 sebelum masehi (SM), penyair Yunani Hesiod bercerita tentang penciptaan perempuan pertama di dunia. Kisah berjudul “Work and Days” itu, menggambarkan Bumi yang hanya dihuni oleh laki-laki. Mungkin akan sulit dibayangkan oleh manusia modern, tetapi dunia di cerita Hesiod berjalan damai, tanpa ada penderitaan.
Baca artikelnya di sini.
5. #Re(Formasi)1998: Gen Z Menolak Lupa Sejarah Orba
Minimal sekali seumur hidup, kamu pasti pernah melihat wajah Suharto yang tersenyum lebar, melambaikan tangan, sambil bilang, “Piye, penak zamanku, to? (Gimana, lebih enak zamanku, kan?)” Entah melihatnya di belakang truk atau menjadi meme yang menghiasi beranda media sosial.
Sayangnya sebelum terpapar sumber-sumber sejarah alternatif, pemahaman saya soal Orba juga ala kadarnya. Seumur hidup, cerita yang saya dengar berulang kali soal Orba, adalah bahaya laten Partai Komunis Indonesia (PKI) karena mengancam kelangsungan negara. Mereka yang bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan para korban, termasuk perwira tinggi TNI AD.
Baca artikelnya di sini.
