5 Artikel Pilihan: Profil Ita Fatia Nadia, Curhat ke Tanaman Dibilang Aneh hingga Perempuan Jurnalis Menikah dengan Abdi Negara

1. ‘From #OpenToWork to #OpenToLove’: Ketika LinkedIn Jadi Arena Cari Jodoh, Aman Gak Sih?
Siapa sangka, platform yang kita kenal sebagai arena profesional yang cenderung formal untuk membangun jaringan dan koneksi, pengembangan karir, serta berburu pekerjaan, kini diam-diam punya ‘fungsi’ baru. Ya, LinkedIn, tempat kita biasa flexing pencapaian karier, kini jadi ajang lirik-lirikan mencari jodoh.
Baca selengkapnya di sini.
2. Curhat Perempuan Jurnalis yang Menikah dengan Abdi Negara: Sering Swasensor dan Rentan Diserang
“Yang diserang bukan substansi kritik, tapi siapa dia, dan siapa suaminya.”
Kalimat itu dilontarkan S, jurnalis media nasional, yang belakangan menghadapi serangan digital masif. Semua berawal dari unggahan kritiknya terhadap rezim baru Prabowo-Gibran. Komentarnya—yang sebenarnya berbasis data dan publik—dipelintir sebagai “provokatif”, “berbahaya”, dan “tidak tahu diri sebagai istri Aparatur Sipil Negara (ASN)”.
Simak artikelnya di sini.
3. Ethan Hunt Tak Butuh Konseling: Kesehatan Mental yang Absen di ‘Mission: Impossible’
Saat menonton film Mission: Impossible – The Final Reckoning baru-baru ini, ada satu hal yang mengganjal dalam pikiran saya. Sebagai penggemar lama seri Mission: Impossible, baru kali ini saya benar-benar merenungkan karakter Ethan Hunt yang diperankan Tom Cruise.
Bagaimana mungkin Hunt dalam The Final Reckoning bisa selamat setelah menyelam ke laut dalam, masuk ke kapal selam berlapis baja tanpa perlindungan memadai, dan keluar hidup-hidup tanpa cedera berarti? Memang, ini film Hollywood. Namanya juga Mission: Impossible. Tapi tidakkah seharusnya ada bekas luka batin? Trauma setelah berkali-kali kehilangan teman dekat, istri, dan menghadapi kematian nyaris setiap saat?
Simak artikelnya di sini.
4. Ita Fatia Nadia: Lawan Penghapusan Sejarah Perempuan dan Pelanggaran HAM
Sejarah adalah arena ingatan bersama dan hari ini, siapa yang berhak menuliskannya tengah diperdebatkan. Proyek strategis penulisan ulang sejarah nasional yang digagas pemerintah kini telah mencapai 70 persen. Ditargetkan rampung sebelum HUT Kemerdekaan ke-80 pada 17 Agustus 2025, proyek ini disebut Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebagai upaya “reinventing Indonesia identity”, agar bangsa ini dikenal sebagai peradaban tua, bukan sekadar bekas jajahan.
Namun, di tengah proses yang kian dekat rampung, muncul gelombang penolakan dari berbagai elemen masyarakat sipil. Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia (AKSI) yang terdiri dari sejarawan, aktivis hak asasi manusia, akademisi, dan tokoh masyarakat, mengkritik proses yang dianggap tidak transparan dan terburu-buru.
Baca artikelnya di sini.
5. Kalau Curhat ke Tanaman Dibilang Aneh, Mungkin Dunia Kita yang Salah
Teman saya mengatakan ibunya hampir setiap hari mengobrol dengan tanaman-tanamannya, dari mulai minta maaf karena lupa menyiram, sampai curhat.
“Curiga, sih, gue, kalau itu tanaman bisa ngetik mereka kayaknya udah bikin grup WhatsApp,” kata teman saya itu sambil tertawa.
Ketika saya sambangi sang ibunda, Bu Ning, saya berkesempatan melihat berpot-pot tanaman berjajar apik di teras rumahnya.
Baca artikelnya di sini.
